Tempat wisata sejarah yang wajib dikunjungi di Muntok. Sudah jadi Cagar Budaya Nasional Indonesia. Dulunya merupakan tempat pengasingan Soekarno, Hatta & Tokoh Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1948-1949.
HTM 5.000/orang dewasa, anak-anak gratis. HTM Museum 10.000/orang dewasa. (Museum buka dari pukul 09.00-16.00)
Untuk naik ke puncak bukit, dilakukan sistem buka-tutup. Untuk mobil, harus antri dulu kalau sedang ada yang turun/naik, dikarenakan jalan aspal yang sempit (hanya muat 1 mobil & 1 motor). Kalau bawa mobil, diwajibkan bagi yang sudah mahir mengemudi karena jalan yang cukup terjal, berkelok, tanjakan curam apalagi kondisi sehabis hujan, licin & banyak lumut. Parkir mobil & motor di area puncak cukup luas.
Sesampainya di dalam museum kita bisa melihat banyak foto bersejarah para pendiri bangsa, biografi tokoh-tokoh pengasingan dalam bentuk patung kata-kata & video multimedia interaktif 3D tentang alur sejarah pengasingan Soekarno-Hatta.
Jangan lupa untuk berpose didepan mobil antik buatan Ford Tahun 1938 dengan Pelat BN 10 yang dulunya sering dipakai Soekarno. Selain itu di ruang tengah museum terdapat Galeri "Cahaya Kebangsaan" yang didalamnya berdiri megah Patung Perunggu Soekarno-Hatta dihiasi background efek multimedia berisi kutipan dari tokoh-tokoh bangsa yang pernah diasingkan disini.
Spot yang paling historis yaitu kamar yang pernah ditempati soekarno, dimana masih tertata tempat tidur, lemari, kursi, meja marmer tembus cahaya & buku-buku peninggalan para tokoh bangsa. Bagian Rooftop Museum juga tak kalah menarik. Dari kejauhan kita bisa menikmati hijaunya rimbunan pepohonan hingga menembus ke Perairan Selat Bangka.
Semoga kedepannya, ada penambahan fasilitas yang lebih lengkap seperti restoran yang dulu pernah ada disini juga pusat souvenir/kerajinan yang pasti akan jadi daya tarik wisatawan.
Diharapkan juga bangunan bersejarah lain yg ada disekitar bisa direstorasi lebih baik lagi. Semoga peran aktif pemerintah & CSR swasta dalam menjaga warisan sejarah bangsa ini bisa lebih nyata &...
Read moreBermula sebagai tempat tetirah lalu beralih menjadi bangunan bersejarah dalam perjuangan bangsa. Saksi bisu kegigihan para pemimpin bangsa meraih kemerdekaan meski diasingkan di puncak bukit terpencil. Pada kurun waktu 1948-1949, proklamator Sukarno-Hatta bersama para pemimpin bangsa lainnya menjalani pengasingan di bangunan ini. Saat berkunjung pada akhir 2018, lokasi pengasingan ini berjarak 130 KM dari Kota Pangkal Pinang, ibukota Provinsi Bangka Belitung. Waktu tempuhnya sekitar tiga jam dari Pangkal Pinang hingga Muntok, daerah terakhir sebelum mencapai lokasi pengasingan. Lantas, perjalanan dilanjutkan dengan menempuh jalan aspal menanjak berliku sepanjang 5 kilometer melintasi hutan sampai berakhir di puncak Bukit Menumbing. Di atas lahan seluas dua hektar itulah, bertengger kompleks bangunan bernama Pesanggrahan Menumbing, yang menjadi satu-satunya bangunan di kawasan ini. Kompleks bangunan bersejarah ini terdiri dari tiga bangunan. Pesanggrahan Menumbing dengan enam kamar, serta dua paviliun dengan enam dan tujuh kamar. Seluruh atap bangunan dibuat datar karena difungsikan sebagai menara pandang. Bergaya arsitektur Nieuwe Zakelijkheid, rancangan bangunan dibuat modern dan fungsional untuk menyesuaikan dengan iklim tropis. Jendela-jendela lebar, dan atap tinggi membuat angin leluasa masuk sehingga hawa dalam ruangan...
Read moreLokasi tempat pengasingan Bung Karno itu cukup terpencil yakni di ketinggian 445 meter di atas permukaan laut, di mana tak ada kehidupan di sekitarnya. Pesanggrahan Menumbing ini jaraknya sekitar 12 km dari Kota Muntok atau 130 km dari Kota Pangkalpinang.
Suasana terasa begitu sunyi begitu memasuki pintu gerbang kawasan Bukit Menumbing. Tidak ada kendaraan lain yang melintas, karena jalanan memang sempit dan hanya muat untuk satu mobil.
Begitu tiba di Pesanggrahan yang berbentuk seperti benteng itu Suasana sejuk di kawasan yang merupakan ujung Pulau Bangka itu. Mereka melihat bekas kamar yang ditinggali Sukarno atau Bung Karno saat diasingkan pada tahun 1948-1949. Kemudian dilanjutkan dengan memanjatkan doa untuk Sang Proklamator dan para pahlawan yang pernah diasingkan di pesanggrahan itu.
Di pesanggrahan itu banyak terdapat foto-foto aktivitas para pahlawan selama diasingkan. Sebagian besar kegiatan para pemimpin bangsa tersebut berupa rapat, pertemuan dan diskusi. Selain Bung Karno, tokoh lain yang diasingkan adalah Bung Hatta, Ali Sastroamidjojo, M Roem, Pringgodigdo.
Di Muntok juga terdapat tempat pengasingan Bung Karno, yang disebut Pesanggrahan Muntok atau Wisma Ranggam. Sebab menurut pengelola setempat, Sutejo, kala itu Bung Karno tidak tahan dengan hawa dingin Menumbing, sehingga pihak Belanda...
Read more