Wisata Alam Batu Belimbing adalah destinasi alam yang menarik di Bangka Selatan, berlokasi sekitar 5 km dari pusat Kota Toboali. Tempat ini dikenal dengan formasi batu granitnya yang unik, berbentuk menyerupai buah belimbing, yang terbentuk secara alami melalui proses erosi dan pelapukan selama jutaan tahun. Fenomena geologi ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan dan keunikan alam Pulau Bangka.
Keunikan dan Daya Tarik
Batu Belimbing menawarkan pemandangan yang eksotis dengan deretan batu granit besar yang memiliki lekukan-lekukan menyerupai buah belimbing. Keunikan bentuk batu ini menjadikannya objek fotografi favorit, terutama bagi pengunjung yang ingin mengabadikan momen di tempat yang unik dan berbeda. Selain formasi utama, ada beberapa batuan lainnya di sekitar area yang juga menarik untuk dijelajahi dan diabadikan.
Lokasi dan Aksesibilitas
Batu Belimbing terletak di Desa Perlang, hanya sekitar 5 km dari pusat Kota Toboali. Lokasinya yang dekat dan mudah diakses membuatnya menjadi pilihan wisata yang ideal bagi warga setempat maupun wisatawan dari luar kota. Jalan menuju lokasi umumnya dalam kondisi baik, sehingga pengunjung dapat menjangkaunya dengan kendaraan roda dua atau roda empat dengan mudah.
Aktivitas yang Bisa Dilakukan
Di Wisata Alam Batu Belimbing, pengunjung dapat menjelajahi formasi batu granit yang unik dan menikmati pemandangan alam sekitar. Aktivitas berfoto di depan batu-batu besar menjadi salah satu kegiatan utama, karena keindahan dan keunikan batu ini menciptakan latar belakang yang menarik. Selain itu, pengunjung juga dapat melakukan hiking ringan di area sekitar, menikmati suasana sejuk di tengah pepohonan dan batuan granit yang menjulang.
Tempat ini juga cocok untuk piknik santai bersama keluarga atau teman. Dengan membawa perbekalan sendiri, pengunjung bisa menikmati suasana alam yang tenang dan sejuk di sekitar formasi batu yang unik ini.
Fasilitas dan Pengelolaan
Meskipun Wisata Alam Batu Belimbing masih dikelola dengan sederhana, kebersihannya cukup terjaga berkat kerja sama masyarakat dan pengunjung yang bertanggung jawab. Fasilitas di tempat ini masih terbatas, dengan area parkir dan fasilitas umum yang belum sepenuhnya berkembang. Oleh karena itu, pengunjung disarankan untuk membawa perbekalan dan perlengkapan pribadi yang diperlukan.
Kesimpulan
Wisata Alam Batu Belimbing di Bangka Selatan adalah pilihan yang tepat bagi wisatawan yang mencari pengalaman wisata alam yang unik dan autentik. Lokasinya yang dekat dari pusat Kota Toboali membuatnya mudah dijangkau, sementara keindahan formasi batu granit yang menyerupai buah belimbing menawarkan pemandangan yang eksotis. Meskipun fasilitasnya masih sederhana, keunikan dan pesona alamnya menjadikan Batu Belimbing sebagai destinasi yang layak untuk dikunjungi saat berada di...
Read moreBebatuan granit ini nyaris menyerupai tekstur buah belimbing karena guratan-guratan di sisinya.
Menyusuri jalan setapak di Kampung Lalang, Tanjung Ketapang, Toboali, Bangka Selatan, di sebelah kiri jalan, kamu akan melihat pemandangan tak biasa. Tumpukan bebatuan berwarna hitam legam berada di sisi jalan sebelum pantai Batu Perahu. Tumpukan bebatuan ini dulunya tidak terawat, namun semenjak dikelola oleh anak muda daerah setempat, lokasi ini berubah menjadi daerah wisata.
Kehadiran pemuda setempat juga membuat lokasi ini lebih tertata. Sentuhan warna-warni di sekeliling pagar kayu membuat destinasi terlihat bersih. Namun minimnya pengawasan di dalam membuat pengunjung yang tidak bertanggung jawab masih bisa melakukan hal yang tidak diinginkan, seperti vandalisme.
Asal muasal batu granit di Bangka Belitung
© Disediakan oleh PT Loangarage Indonesia Batu granit di Bangka Belitung (Shutterstock). Batu granit yang ada di Bangka Belitung atau di Pulau Belitung merupakan bagian dari batuan dasar Indonesia bagian barat yang disebut batolit. Sebagaimana hasil kajian yang diungkapkan Ketua Program Studi Teknik Geologi ITB Budi Brahmantyo, sebaran batu granit ini tidak hanya di Bangka Belitung. Tetapi juga muncul di Kepulauan Riau hingga Semenanjung Malaysia.
Umur bebatuan granit ini diperkirakan mencapai 65-200 juta tahun yang lalu. Batuan ini merupakan hasil pembekuan magma yang bersifat asam, dengan kandungan silika lebih dari 65 persen. Dari peta geologi, granit tertua berumur Trias (Triassic) tersebar di Belitung bagian barat laut, termasuk di Pantai Tanjung Tinggi, Pulau Kepayang dan Pulau Lengkuas.
Munculnya bongkah-bongkah granit ke permukaan diawali pembekuan granit di bawah permukaan bumi pada kedalaman puluhan kilometer. Batuan-batuan ini mengalami proses tektonik berupa pengangkatan, beberapa mengalami pematahan dan peretakan. Akibat dari proses tektonik tersebut, batu granit yang berasal jauh di bawah, muncul ke permukaan bumi.
Selama proses pengangkatan tersebut, tubuh granit mengalami retak-retak atau deformasi. Ketika tubuh granit yang retak-retak ini muncul di permukaan bumi, proses pelapukan dan erosi atau abrasi mengikisnya selama ribuan tahun.
Akibatnya, batu granit yang muncul di permukaan seolah-olah merupakan bongkah batuan yang terpisah-pisah. Padahal bongkah batu granit raksasa ini sebenarnya hanya bagian atas dari tubuh sangat besar batu granit yang ada di bawah permukaan bumi.
Jurang-jurang bawah laut terdiri dari lereng-lereng terjal. Lereng batu granit itu menyambung antara satu pulau dengan pulau lainnya. Itu membuktikan bahwa tubuh granit yang tersebar di Bangka-Belitung, Kepulauan Riau, Singapura, Semenanjung Malaysia, di bawah Selat Karimata dan Laut Cina Selatan, Pulau Natuna dan sebagian Kalimantan...
Read moreSuasana Sunset disini bersama Al Liwa, Panji Rasulullah..
Imam At-Tirmidzi dan Imam Ibn Majah telah mengeluarkan dari Ibn Abbas, ia berkata:
كَانَتْ رَايَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَوْدَاءَ، وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضَ
“Rayah Rasulullah Saw berwarna hitam dan Liwa beliau berwarna putih.”
Imam An-Nasai di Sunan al-Kubra, dan at-Tirmidzi telah mengeluarkan dari Jabir:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «دَخَلَ مَكَّةَ وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضُ
“Bahwa Nabi Saw masuk ke Mekah dan Liwa’ beliau berwarna putih.”
Ibn Abiy Syaibah di Mushannaf-nya mengeluarkan dari ‘Amrah ia berkata:
كَانَ لِوَاءُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْيَضَ
“Liwa Rasulullah Saw berwarna putih.”
Saat Rasulullah Saw menjadi panglima militer di Khaibar, beliau bersabda:
لأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ أَوْلَيَأْخُذَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلاً يُحِبُّهُ اللهُ وَرَسُولُهُ أَوْ قَالَ يُحِبُّ الله َوَرَسُولَهُ يَفْتَحُ اللهُ عَلَيْهِ فَإِذَا نَحْنُ بِعَلِيٍّ وَمَا نَرْجُوهُ فَقَالُوا هَذَا عَلِيٌّ فَأَعْطَاهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّايَةَ فَفَتَحَ اللهُ عَلَيْهِ
“‘Sungguh besok aku akan menyerahkan ar-râyah atau ar-râyah itu akan diterima oleh seorang yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya atau seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Allah akan mengalahkan (musuh) dengan dia.’. Tiba-tiba kami melihat Ali, sementara kami semua mengharapkan dia. Mereka berkata, ‘Ini Ali.’. Lalu Rasulullah Saw memberikan ar-rayah itu kepada Ali. Kemudian Allah mengalahkan (musuh) dengan dia.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Saw. menyampaikan berita duka atas gugurnya Zaid, Ja‘far, dan Abdullah bin Rawahah, sebelum berita itu sampai kepada beliau, dengan bersabda:
أَخَذَ الرَّايَةَ زَيْدٌ فَأُصِيبَ ثُمَّ أَخَذَهَا جَعْفَرٌ فَأُصِيبَ ثُمَّ أَخَذَهَا عَبْدُاللَّهِ بْنُ رَوَاحَةَ فَأُصِيبَ
“Ar-Râyah dipegang oleh Zaid, lalu ia gugur; kemudian diambil oleh Ja‘far, lalu ia pun gugur; kemudian diambil oleh Ibn Rawahah, dan ia pun...
Read more