Museum Wasaka, yang terletak di Gang H Andir, Jalan Adam Kompleks Haji Andir, Kampung Kenanga Ulu Rt 14, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, adalah sebuah tempat yang mempersembahkan kisah perjuangan masyarakat setempat. Mari kita telusuri lebih lanjut tentang daya tarik, koleksi, dan sejarah Museum Wasaka. Nama dan Arti: Nama “Wasaka” merupakan singkatan dari “Waja Sampai Ka Puting,” yang dalam bahasa Indonesia berarti “terbuat dari baja mulai pangkal sampai ke ujungnya.” Moto ini mencerminkan semangat perjuangan yang tak pernah padam hingga titik darah penghabisan. Bangunan Bersejarah: Museum Wasaka menempati bangunan rumah adat Banjar Bubungan Tinggi (Rumah Banjar Baannjung), yang telah dialihfungsikan dari hunian menjadi museum. Penggunaan rumah adat ini sebagai museum adalah upaya konservasi bangunan tradisional. Koleksi Bersejarah: Di dalam Museum Wasaka, terdapat sekitar 400 benda bersejarah yang digunakan selama perang kemerdekaan. Beberapa di antaranya adalah: Foto-foto: Momen-momen bersejarah yang terekam dalam gambar. Kepala Perahu: Bagian dari tradisi maritim dan transportasi lokal. Jimat: Benda spiritual dengan nilai historis. Peta Pertempuran: Menunjukkan peran Kalimantan Selatan dalam sejarah perjuangan. Senjata Tradisional dan Api: Digunakan oleh pejuang pada masa Perang Banjar, masa kolonial Belanda, masa Jepang, dan masa revolusi. Jam Buka dan Harga Tiket: Museum Wasaka biasanya buka pada jam kerja dan memiliki tiket masuk yang terjangkau. Pastikan untuk memeriksa jam operasional terbaru sebelum mengunjungi. Museum Wasaka adalah tempat yang mengabadikan semangat perjuangan dan mengajarkan generasi muda tentang sejarah Kalimantan Selatan. Semoga kunjungan Anda ke sini memberikan wawasan dan apresiasi yang lebih...
Read moreWasaka sendiri adalah singkatan dari Waja Sampai Ka Putting yang berarti perjuangan yang tiada henti hingga tetes darah penghabisan. Kalimat itu merupakan moto perjuangan rakyat Kalimantan Selatan. Museum Wasaka diresmikan pada tanggal 10 November 1991, bertempat di rumah Banjar Bubungan Tinggi yang kemudian dialihfungsikan dari bangunan hunian menjadi museum. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya konservasi bangunan tradisional.
Terdapat lebih kurang 400 benda bersejarah yang dipamerkan di museum ini, terutama yang berkaitan dengan sejarah perjuangan rakyat dan pemuda Kalimantan Selatan. Diantaranya: daftar organisasi yang pernah berjuang menentang penjajah seperti Lasykar Hasbullah yang bermarkas di Martapura dan Barisan Pemuda Republik Indonesia Kalimantan yang bermarkas di Banjarmasin.
Ada juga benda-benda peninggalan sejarah seperti: mesin tik kuno, kamera, cermin, tombak, mandau, senapan, mortir, serta empat buah kursi yang konon dulunya dipakai sebagai tempat pejuang Kalimantan Selatan bermusyawarah. Sementara dinding yang mengelilingi kursi-kursi itu memuat deretan gambar gubernur pertama hingga yang menjabat sekarang. Tidak ketinggalan sebuah sepeda kuno yang katanya sewaktu zaman penjajahan digunakan untuk mengirim surat dengan menyembunyikan lembaran surat di dalam badan sepeda agar tidak diketahui oleh...
Read moreMuseum ini didirikan atas prakarsa Gubernur Kalimantan Selatan dan mendapat dukungan dari para pejuang, budayawan, seniman, sejarawan, dan masyarakat umum di Kalimantan Selatan. Pada tahun 1989, dibentuk tim untuk melaksanakan kegiatan pendataan benda-benda bersejarah yang pernah digunakan oleh pejuang Kalimantan Selatan pada masa Perang Banjar, masa kolonial Belanda, masa Jepang dan masa Revolusi Fisik tahun 1945-1949. Tim tersebut berhasil mengumpulkan benda-benda bersejarah untuk dijadikan koleksi museum Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan Waja sampai Kaputing Banjarmasin. Museum ini diresmikan oleh Gubernur Kepala Daearah Tk I Propinsi Kalimantan Selatan, Ir. H.M. Said pada tanggal 10 November 1991 bertepatan dengan Hari Pahlawan. Museum ini menempati bangunan rumah adat Banjar Bubungan Tinggi (Rumah Banjar Baannjung)[1] yang telah dialih fungsikan dari hunian menjadi museum sebagai upaya konservasi bangunan tradisional. Museum ini terletak, Jalan Adam Kompleks Haji Andir, Kampung Kenanga Ulu RT 14, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin dan bisa juga dicapai melalaui jalur Jembatan 17 Mei dan Jalan Pangeran Hidayatullah (Jalan...
Read more