HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Sultan Suriansyah Mosque — Attraction in Banjarmasin

Name
Sultan Suriansyah Mosque
Description
Sultan Suriansyah Mosque is the oldest mosque in South Kalimantan. Built in 1526 during the reign of Sultan Suriansyah, the first Banjar King to convert to Islam. The mosque is located in the village of Kuin Utara, in Banjarmasin. The mosque is a stilt house, made out of ironwood and with a three-story roof.
Nearby attractions
Museum Makam Sultan Suriansyah
PH4F+J4J, Kuin Utara, Banjarmasin Utara, Banjarmasin City, South Kalimantan 70127, Indonesia
Nearby restaurants
Warung Rahmat
PH4F+H5W samping makam sultan, Kuin Utara, suriansya, Kec. Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70127, Indonesia
Related posts
Keywords
Sultan Suriansyah Mosque tourism.Sultan Suriansyah Mosque hotels.Sultan Suriansyah Mosque bed and breakfast. flights to Sultan Suriansyah Mosque.Sultan Suriansyah Mosque attractions.Sultan Suriansyah Mosque restaurants.Sultan Suriansyah Mosque travel.Sultan Suriansyah Mosque travel guide.Sultan Suriansyah Mosque travel blog.Sultan Suriansyah Mosque pictures.Sultan Suriansyah Mosque photos.Sultan Suriansyah Mosque travel tips.Sultan Suriansyah Mosque maps.Sultan Suriansyah Mosque things to do.
Sultan Suriansyah Mosque things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Sultan Suriansyah Mosque
IndonesiaSouth KalimantanBanjarmasinSultan Suriansyah Mosque

Basic Info

Sultan Suriansyah Mosque

Jl. Kuin Utara, Kuin Utara, Kec. Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70127, Indonesia
4.8(805)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

Sultan Suriansyah Mosque is the oldest mosque in South Kalimantan. Built in 1526 during the reign of Sultan Suriansyah, the first Banjar King to convert to Islam. The mosque is located in the village of Kuin Utara, in Banjarmasin. The mosque is a stilt house, made out of ironwood and with a three-story roof.

Cultural
Family friendly
Accessibility
attractions: Museum Makam Sultan Suriansyah, restaurants: Warung Rahmat
logoLearn more insights from Wanderboat AI.

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in Banjarmasin
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in Banjarmasin
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in Banjarmasin
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Nearby attractions of Sultan Suriansyah Mosque

Museum Makam Sultan Suriansyah

Museum Makam Sultan Suriansyah

Museum Makam Sultan Suriansyah

4.5

(172)

Open 24 hours
Click for details

Nearby restaurants of Sultan Suriansyah Mosque

Warung Rahmat

Warung Rahmat

Warung Rahmat

4.6

(4)

Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Sultan Suriansyah Mosque

4.8
(805)
avatar
5.0
7y

Masjid Sultan Suriansyah adalah masjid tertua di Pulau Kalimantan. Pasalnya, masjid yang terletak di tepi Sungai Kuin, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjar Kota, Kodya Banjarmasin ini dibangun antara tahun 1525-1550 M, pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah, Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam.

Bangunan masjid tua yang berukuran 26,1 x 22,6 m ini mempunyai keunikan antara lain atapnya masih asli, hanya puncaknya yang mengalami perubahan, diganti dalam bentuk kubah. Akan tetapi, wujud aslinya yakni atapnya yang berbentuk tumpang empat masih terlihat dengan jelas.

Masjid tua ini saat belum dipugar, pada bagian atas atau puncaknya terdapat “sungkul” yang terbuat dari kayu ulin. Sungkul itu keadaannya masih baik meskipun usianya sudah empat abad lebih. Sungkul tersebut sekarang disimpan di Museum Lambung MangkUrat Banjar Baru, sekitar 35 km dari Banjarmasin.

Karena letaknya di tepi Sungai Kuin maka setiap mereka yang naik angkutan air, seperti bus air, longboat, maupun speedboat selalu melihat masjid tertua di Kalimantan ini. Jalan darat yang persis melewati tepi masjid, juga memudahkan para wisatawan berziarah ke masjid ini.

Apalagi letak Masjid Suriansyah ini juga tidak terlalu jauh dari makam Sultan Suriansyah. Jaraknya hanya sekitar 500 meter sehingga para wisatawan yang berkunjung ke masjid selalu menyempatkan ziarah ke makam Sultan Suriansyah. Atau, sebaliknya mereka yang duluanberziarah ke makam selalu menyempatkan mengunjungi masjid karena letaknya memang tidak terlalu jauh. Cukup Banyak

Bagi wisatawan yang memasuki kompleks Masjid Sultan Suriansyah, sering berdecak kagum, khususnya melihat peninggalan-peninggalan kuno yang masih dapat disaksikan kendati usianya sudah empat abad.

Barang-barang kuno tersebut memang erat hubungannya dengan sejumlah barang dari bagian masjid tertua tersebut. Peninggalan yang masih dapat disaksikan antara lain pada mimbar yang terbuat dari kayu ulin, salah satu kayu yang tumbuh di Kalimantan dan dikenal sebagai kayu yang paling kuat. Orang awam menyebutnya “kayu besi”.

Pada lingkungan di muka mimbar dihiasi kaligrafi huruf Arab bertuliskan kalimat thayyibah: laa ilaha illallah, Muhamaddur Rasulullah. Selain itu, pada bagian kanan terdapat tanggal yang berkaitan dengan pembangunan Masjid Sultan Suriansyah, yaitu hari Selasa tanggal 27 bulan Rajab tahun 1296 H.

Peninggalan kuno yang juga masih dapat disaksikan adalah pada undak-undak di bawah tempat duduk mimbar yang jumlahnya sembilan buah dengan ukiran bermotif flora (tumbuh-tumbuhan). Sedangkan, pada tiap undakan terdapat ukiran medali berbentuk bunga.

Sejumlah daun pintu yang ada di masjid juga masih ada yang dipertahankan karena kondisinya memang masih baik. Pada daun pintu sebelah timur terdapat lima baris inskripsi Arab. Demikian juga daun pintu sebelah barat, terdapat inskripsi sebanyak lima baris.

Kendatipun sudah tua, keberadaan masjid ini semakin penting, karena aktivitasnya tidak kalah dengan aktivitas masjid lain yang ada di Kalimantan Selatan. Bahkan, dengan usianya yang ratusan tahun, keberadaan Masjid Sultan Suriansyah bagi para wisatawan, khususnya wisata ziarah, merupakan salah satu obyek wisata yang harus dikunjungi.

Tentu saja kedatangan para wisatawan ini juga berdampak positif bagi warga setempat karena bagaimanapun juga lingkungan dan masyarakat sekitar masjid akan “kecipratan” rupiah yang dikeluarkan para wisatawan untuk membeli makanan, minuman, dan biaya...

   Read more
avatar
5.0
29w

Bismillah... . Masjid Sultan Suriansyah memang merupakan salah satu masjid bersejarah dan tertua di Kalimantan Selatan, Indonesia. Masjid ini memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi, serta menjadi simbol penting bagi masyarakat setempat... . Masjid Sultan Suriansyah memiliki sejarah yang kaya dan terkait erat dengan Kerajaan Banjar. Masjid ini dibangun pada abad ke-17 dan menjadi salah satu simbol penyebaran Islam di Kalimantan Selatan. Sultan Suriansyah sendiri adalah seorang sultan yang berpengaruh dalam sejarah Banjar... . Masjid Sultan Suriansyah memiliki beberapa keunikan, seperti: ... Arsitektur yang unik, perpaduan antara gaya Banjar dan Islam. Bangunan utama masjid masih asli sejak abad ke-17. Masjid ini memiliki makna sejarah yang dalam bagi masyarakat Kalimantan Selatan... Selain itu, masjid ini juga menjadi destinasi wisata religi yang populer di Kalimantan Selatan... . Arsitektur Masjid Sultan Suriansyah memiliki perpaduan gaya Banjar dan Islam, dengan atap yang khas dan ukiran kayu yang indah. Masjid ini juga memiliki menara yang menjadi simbol penyebaran Islam di Kalimantan Selatan... Selain itu, masjid ini juga memiliki beberapa benda peninggalan sejarah, seperti mimbar dan bedug yang berusia ratusan tahun... . Di Masjid Sultan Suriansyah, kamu bisa melihat beberapa benda peninggalan sejarah, seperti: ... Mimbar kayu yang berusia ratusan tahun dengan ukiran yang indah. Bedug yang digunakan sebagai alat musik tradisional untuk memanggil jemaah. Beberapa benda lainnya yang memiliki nilai sejarah tinggi... Benda-benda ini menjadi bukti kekayaan sejarah dan budaya Masjid Sultan...

   Read more
avatar
5.0
5y

Masjid Sultan Suriansyah adalah masjid tertua di Pulau Kalimantan. Pasalnya, masjid yang terletak di tepi Sungai Kuin, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjar Kota, Kodya Banjarmasin ini dibangun antara tahun 1525-1550 M, pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah, Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam.

Bangunan masjid tua yang berukuran 26,1 x 22,6 m ini mempunyai keunikan antara lain atapnya masih asli, hanya puncaknya yang mengalami perubahan, diganti dalam bentuk kubah. Akan tetapi, wujud aslinya yakni atapnya yang berbentuk tumpang empat masih terlihat dengan jelas.

Masjid tua ini saat belum dipugar, pada bagian atas atau puncaknya terdapat “sungkul” yang terbuat dari kayu ulin. Sungkul itu keadaannya masih baik meskipun usianya sudah empat abad lebih. Sungkul tersebut sekarang disimpan di Museum Lambung MangkUrat Banjar Baru, sekitar 35 km dari Banjarmasin.

Karena letaknya di tepi Sungai Kuin maka setiap mereka yang naik angkutan air, seperti bus air, longboat, maupun speedboat selalu melihat masjid tertua di Kalimantan ini. Jalan darat yang persis melewati tepi masjid, juga memudahkan para wisatawan berziarah...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

Aim Ahmad SalimAim Ahmad Salim
Masjid Sultan Suriansyah adalah masjid tertua di Pulau Kalimantan. Pasalnya, masjid yang terletak di tepi Sungai Kuin, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjar Kota, Kodya Banjarmasin ini dibangun antara tahun 1525-1550 M, pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah, Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam. Bangunan masjid tua yang berukuran 26,1 x 22,6 m ini mempunyai keunikan antara lain atapnya masih asli, hanya puncaknya yang mengalami perubahan, diganti dalam bentuk kubah. Akan tetapi, wujud aslinya yakni atapnya yang berbentuk tumpang empat masih terlihat dengan jelas. Masjid tua ini saat belum dipugar, pada bagian atas atau puncaknya terdapat “sungkul” yang terbuat dari kayu ulin. Sungkul itu keadaannya masih baik meskipun usianya sudah empat abad lebih. Sungkul tersebut sekarang disimpan di Museum Lambung MangkUrat Banjar Baru, sekitar 35 km dari Banjarmasin. Karena letaknya di tepi Sungai Kuin maka setiap mereka yang naik angkutan air, seperti bus air, longboat, maupun speedboat selalu melihat masjid tertua di Kalimantan ini. Jalan darat yang persis melewati tepi masjid, juga memudahkan para wisatawan berziarah ke masjid ini. Apalagi letak Masjid Suriansyah ini juga tidak terlalu jauh dari makam Sultan Suriansyah. Jaraknya hanya sekitar 500 meter sehingga para wisatawan yang berkunjung ke masjid selalu menyempatkan ziarah ke makam Sultan Suriansyah. Atau, sebaliknya mereka yang duluanberziarah ke makam selalu menyempatkan mengunjungi masjid karena letaknya memang tidak terlalu jauh. Cukup Banyak Bagi wisatawan yang memasuki kompleks Masjid Sultan Suriansyah, sering berdecak kagum, khususnya melihat peninggalan-peninggalan kuno yang masih dapat disaksikan kendati usianya sudah empat abad. Barang-barang kuno tersebut memang erat hubungannya dengan sejumlah barang dari bagian masjid tertua tersebut. Peninggalan yang masih dapat disaksikan antara lain pada mimbar yang terbuat dari kayu ulin, salah satu kayu yang tumbuh di Kalimantan dan dikenal sebagai kayu yang paling kuat. Orang awam menyebutnya “kayu besi”. Pada lingkungan di muka mimbar dihiasi kaligrafi huruf Arab bertuliskan kalimat thayyibah: laa ilaha illallah, Muhamaddur Rasulullah. Selain itu, pada bagian kanan terdapat tanggal yang berkaitan dengan pembangunan Masjid Sultan Suriansyah, yaitu hari Selasa tanggal 27 bulan Rajab tahun 1296 H. Peninggalan kuno yang juga masih dapat disaksikan adalah pada undak-undak di bawah tempat duduk mimbar yang jumlahnya sembilan buah dengan ukiran bermotif flora (tumbuh-tumbuhan). Sedangkan, pada tiap undakan terdapat ukiran medali berbentuk bunga. Sejumlah daun pintu yang ada di masjid juga masih ada yang dipertahankan karena kondisinya memang masih baik. Pada daun pintu sebelah timur terdapat lima baris inskripsi Arab. Demikian juga daun pintu sebelah barat, terdapat inskripsi sebanyak lima baris. Kendatipun sudah tua, keberadaan masjid ini semakin penting, karena aktivitasnya tidak kalah dengan aktivitas masjid lain yang ada di Kalimantan Selatan. Bahkan, dengan usianya yang ratusan tahun, keberadaan Masjid Sultan Suriansyah bagi para wisatawan, khususnya wisata ziarah, merupakan salah satu obyek wisata yang harus dikunjungi. Tentu saja kedatangan para wisatawan ini juga berdampak positif bagi warga setempat karena bagaimanapun juga lingkungan dan masyarakat sekitar masjid akan “kecipratan” rupiah yang dikeluarkan para wisatawan untuk membeli makanan, minuman, dan biaya transportasi.
Akhmad FajarAkhmad Fajar
Menilik syiar islam di Bumi Lambung Mangkurat Masjid Sultan Suriansyah atau Masjid Kuin adalah sebuah masjid bersejarah di Kota Banjarmasin yang merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550), Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam. Masjid Kuin merupakan salah satu dari tiga masjid tertua yang ada di kota Banjarmasin pada masa Mufti Jamaluddin (Mufti Banjarmasin), masjid yang lainnya adalah Masjid Besar (cikal bakal Masjid Jami Banjarmasin) dan Masjid Basirih. Masjid ini terletak di Jalan Kuin Utara, Kelurahan Kuin Utara, kawasan yang dikenal sebagai Banjar Lama merupakan situs ibu kota Kesultanan Banjar yang pertama kali. Masjid ini letaknya berdekatan dengan komplek makam Sultan Suriansyah dan di tepian kiri sungai Kuin. Masjid yang didirikan di tepi sungai Kuin ini memiliki bentuk arsitektur tradisional Banjar, dengan konstruksi panggung dan beratap tumpang. Pada bagian mihrab masjid ini memiliki atap sendiri yang terpisah dengan bangunan induk.
EDY SUHERMANEDY SUHERMAN
Setelah diangkat menjadi Raja Pertama di Kerajaan Banjarmasin, dan Beliau memeluk Agama Islam Pada Tahun 1526 - 1545 M, Sultan Suriansyah yang memiliki gelar Pangeran Samudera ini membangun sebuah Mesjid di Daerah Kuin, dengan konstruksi bangunan hampir seluruhnya menggunakan Kayu Ulin, yaitu jenis kayu paling kuat dan kokoh di Belantara Kalimantan, dan Mesjid ini terkenal dengan sebutan Mesjid Kuin, hingga saat ini. Interior Mesjid dengan Architecture bergaya klasik ini, banyak dihiasi ukiran dengan ornamen khas Kalimantan yang di dominasi oleh warna hijau . Hampir seluruh bagian dari bangunan Mesjid Kuin ini , dilapisi cat berwarna hijau, juga didalam ruang Mimbar dibalut dengan warna Hijau. Suasana didalam Mesjid ini sangat sejuk terkadang sesekali ada hembusan angin yang lembut, segingga melahirkan suasana nyaman dan ingin Bersama-lama berada didalam Mesjid. Lokasi bangunan Mesjid ini persis di pesisir Sungai sehingga dapat dengan mudah dijumpai dan dapat dilihat dari kendaraan dengan kecepatan normal.
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in Banjarmasin

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Masjid Sultan Suriansyah adalah masjid tertua di Pulau Kalimantan. Pasalnya, masjid yang terletak di tepi Sungai Kuin, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjar Kota, Kodya Banjarmasin ini dibangun antara tahun 1525-1550 M, pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah, Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam. Bangunan masjid tua yang berukuran 26,1 x 22,6 m ini mempunyai keunikan antara lain atapnya masih asli, hanya puncaknya yang mengalami perubahan, diganti dalam bentuk kubah. Akan tetapi, wujud aslinya yakni atapnya yang berbentuk tumpang empat masih terlihat dengan jelas. Masjid tua ini saat belum dipugar, pada bagian atas atau puncaknya terdapat “sungkul” yang terbuat dari kayu ulin. Sungkul itu keadaannya masih baik meskipun usianya sudah empat abad lebih. Sungkul tersebut sekarang disimpan di Museum Lambung MangkUrat Banjar Baru, sekitar 35 km dari Banjarmasin. Karena letaknya di tepi Sungai Kuin maka setiap mereka yang naik angkutan air, seperti bus air, longboat, maupun speedboat selalu melihat masjid tertua di Kalimantan ini. Jalan darat yang persis melewati tepi masjid, juga memudahkan para wisatawan berziarah ke masjid ini. Apalagi letak Masjid Suriansyah ini juga tidak terlalu jauh dari makam Sultan Suriansyah. Jaraknya hanya sekitar 500 meter sehingga para wisatawan yang berkunjung ke masjid selalu menyempatkan ziarah ke makam Sultan Suriansyah. Atau, sebaliknya mereka yang duluanberziarah ke makam selalu menyempatkan mengunjungi masjid karena letaknya memang tidak terlalu jauh. Cukup Banyak Bagi wisatawan yang memasuki kompleks Masjid Sultan Suriansyah, sering berdecak kagum, khususnya melihat peninggalan-peninggalan kuno yang masih dapat disaksikan kendati usianya sudah empat abad. Barang-barang kuno tersebut memang erat hubungannya dengan sejumlah barang dari bagian masjid tertua tersebut. Peninggalan yang masih dapat disaksikan antara lain pada mimbar yang terbuat dari kayu ulin, salah satu kayu yang tumbuh di Kalimantan dan dikenal sebagai kayu yang paling kuat. Orang awam menyebutnya “kayu besi”. Pada lingkungan di muka mimbar dihiasi kaligrafi huruf Arab bertuliskan kalimat thayyibah: laa ilaha illallah, Muhamaddur Rasulullah. Selain itu, pada bagian kanan terdapat tanggal yang berkaitan dengan pembangunan Masjid Sultan Suriansyah, yaitu hari Selasa tanggal 27 bulan Rajab tahun 1296 H. Peninggalan kuno yang juga masih dapat disaksikan adalah pada undak-undak di bawah tempat duduk mimbar yang jumlahnya sembilan buah dengan ukiran bermotif flora (tumbuh-tumbuhan). Sedangkan, pada tiap undakan terdapat ukiran medali berbentuk bunga. Sejumlah daun pintu yang ada di masjid juga masih ada yang dipertahankan karena kondisinya memang masih baik. Pada daun pintu sebelah timur terdapat lima baris inskripsi Arab. Demikian juga daun pintu sebelah barat, terdapat inskripsi sebanyak lima baris. Kendatipun sudah tua, keberadaan masjid ini semakin penting, karena aktivitasnya tidak kalah dengan aktivitas masjid lain yang ada di Kalimantan Selatan. Bahkan, dengan usianya yang ratusan tahun, keberadaan Masjid Sultan Suriansyah bagi para wisatawan, khususnya wisata ziarah, merupakan salah satu obyek wisata yang harus dikunjungi. Tentu saja kedatangan para wisatawan ini juga berdampak positif bagi warga setempat karena bagaimanapun juga lingkungan dan masyarakat sekitar masjid akan “kecipratan” rupiah yang dikeluarkan para wisatawan untuk membeli makanan, minuman, dan biaya transportasi.
Aim Ahmad Salim

Aim Ahmad Salim

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in Banjarmasin

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Menilik syiar islam di Bumi Lambung Mangkurat Masjid Sultan Suriansyah atau Masjid Kuin adalah sebuah masjid bersejarah di Kota Banjarmasin yang merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550), Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam. Masjid Kuin merupakan salah satu dari tiga masjid tertua yang ada di kota Banjarmasin pada masa Mufti Jamaluddin (Mufti Banjarmasin), masjid yang lainnya adalah Masjid Besar (cikal bakal Masjid Jami Banjarmasin) dan Masjid Basirih. Masjid ini terletak di Jalan Kuin Utara, Kelurahan Kuin Utara, kawasan yang dikenal sebagai Banjar Lama merupakan situs ibu kota Kesultanan Banjar yang pertama kali. Masjid ini letaknya berdekatan dengan komplek makam Sultan Suriansyah dan di tepian kiri sungai Kuin. Masjid yang didirikan di tepi sungai Kuin ini memiliki bentuk arsitektur tradisional Banjar, dengan konstruksi panggung dan beratap tumpang. Pada bagian mihrab masjid ini memiliki atap sendiri yang terpisah dengan bangunan induk.
Akhmad Fajar

Akhmad Fajar

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in Banjarmasin

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Setelah diangkat menjadi Raja Pertama di Kerajaan Banjarmasin, dan Beliau memeluk Agama Islam Pada Tahun 1526 - 1545 M, Sultan Suriansyah yang memiliki gelar Pangeran Samudera ini membangun sebuah Mesjid di Daerah Kuin, dengan konstruksi bangunan hampir seluruhnya menggunakan Kayu Ulin, yaitu jenis kayu paling kuat dan kokoh di Belantara Kalimantan, dan Mesjid ini terkenal dengan sebutan Mesjid Kuin, hingga saat ini. Interior Mesjid dengan Architecture bergaya klasik ini, banyak dihiasi ukiran dengan ornamen khas Kalimantan yang di dominasi oleh warna hijau . Hampir seluruh bagian dari bangunan Mesjid Kuin ini , dilapisi cat berwarna hijau, juga didalam ruang Mimbar dibalut dengan warna Hijau. Suasana didalam Mesjid ini sangat sejuk terkadang sesekali ada hembusan angin yang lembut, segingga melahirkan suasana nyaman dan ingin Bersama-lama berada didalam Mesjid. Lokasi bangunan Mesjid ini persis di pesisir Sungai sehingga dapat dengan mudah dijumpai dan dapat dilihat dari kendaraan dengan kecepatan normal.
EDY SUHERMAN

EDY SUHERMAN

See more posts
See more posts