HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Bendungan Lama Pamarayan — Attraction in Banten

Name
Bendungan Lama Pamarayan
Description
Nearby attractions
Nearby restaurants
Nearby hotels
Related posts
Keywords
Bendungan Lama Pamarayan tourism.Bendungan Lama Pamarayan hotels.Bendungan Lama Pamarayan bed and breakfast. flights to Bendungan Lama Pamarayan.Bendungan Lama Pamarayan attractions.Bendungan Lama Pamarayan restaurants.Bendungan Lama Pamarayan travel.Bendungan Lama Pamarayan travel guide.Bendungan Lama Pamarayan travel blog.Bendungan Lama Pamarayan pictures.Bendungan Lama Pamarayan photos.Bendungan Lama Pamarayan travel tips.Bendungan Lama Pamarayan maps.Bendungan Lama Pamarayan things to do.
Bendungan Lama Pamarayan things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Bendungan Lama Pamarayan
IndonesiaBantenBendungan Lama Pamarayan

Basic Info

Bendungan Lama Pamarayan

Jl. Tambak Pamarayan No.Km.1, Panyabrangan, Kec. Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten 42175, Indonesia
4.3(1.1K)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

Outdoor
Family friendly
attractions: , restaurants:
logoLearn more insights from Wanderboat AI.

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in Banten
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in Banten
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in Banten
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Bendungan Lama Pamarayan

4.3
(1,099)
avatar
5.0
6y

Bendungan lama Pamarayan salah satu situs peninggalan jaman Belanda. Pada zaman dahulu tepatnya pada tahun 1048 didaerah ini dipimpin oleh  seorang raja yang bernama  Raja Wel Wina, sebelumnya di daerah ini telah di bangun jaringan-jaringan irigasi kecil sederhana dan Irigasi tertua adalah yang di bangun oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada sekitar abad ke 17 yang di kenal sebagai kanal sultan. Namun ketika Belanda menjajah bagian barat Indonesia tepatnya didaerah Banten sampai ke wilayah Pamarayan, awalnya colonial  Belanda hanya ingin mengambil rempah-rempah tetapi lama-kelamaan orang Belanda berinisiatif membuat jembatan untuk pengairan di lahan pertanian dan untuk mempermudah mobilitas mereka dalam mengambil rempah-rempah didaerah tersebut. Jembatan tersebut dibangun tahun 1901 faktanya tertulis pada Almanak yang tertera pada salah satu pintu air. Jembatan ini biasa disebut dengan nama Jembatan Putih atau Bendung Pamarayan Lama. Bendung Pamarayan Lama mempunyai beberapa bagian bangunan antara lain saluran irigasi sepanjang ratusan meter yang dilengkapi dengan 10 pintu air berukuran raksasa. Diameter setiap pintu hampir 10 meter lebih yang merupakan bangunan utama. Selain itu Bendung Pamarayan Lama juga memiliki dua menara yang terletak di sisi kanan dan kiri bendungan. Untuk menggerakkan setiap pintu air yang dibuat dari baja tersebut, pemerintah Belanda menggunakan rantai mirip rantai motor yang berukuran besar. Sepuluh rantai dikaitkan pada roda gigi elektrik yang terletak di bagian atas bendungan. Roda-roda gigi yang berfungsi untuk menggerakkan pintu air berjumlah puluhan di dalam 30 bok  tipe 1,2 dan 3 (berukuran sedang) dan  roda gigi tipe 4 dan 5 (berukuran besar). Setidaknya ada 20 as kopel berdiameter sekitar 7 centimeter dan panjang 1,5 meter sebagai penghubung roda gigi di setiap pintu air. Pada saat itu yang mengerjakan jembatan tersebut adalah orang-orang pribumi dan para pekerja dari daerah jawa  yang dipekerjakan oleh orang belanda. Proyek bendungan  ini selesai dikerjakan pada tahun 1914 dan air mulai disalurkan pada tahun 1918, disamping bendungan ini terdapat bangunan  yang di gunakan oleh kolonial belanda untuk MEMBAYAR upah para pekerja atau biasa di sebut dengan tempat ” PAMAYARAN ”  dalam bahasa Sunda karena  bendungan ini di bangun di daerah yang kebanyakan penduduknya menggunakan bahasa  sunda, Warga pribumi hanya dibayar atau mendapat imbalan atas pekerjaannya hanya dengan dibayar dengan uang logam Wel Wina dengan cara pakai takeran tidak diperhitungkan dengan rinci, entah takeran uang ataupun takeran jagung. Pokoknya ukuran hanya 1 (satu)  takeran. Mulai pada saat itu munculah keributan antara warga pribumi yang meributkan imbalan yang diberikan oleh Belanda. Semakin lama semakin berlanjut keributan tersebut, dan pada akhirnya daerah tersebut menjadi sebutan PAMAYARAN para pekerja jembatan pada masa penjajahan colonial Belanda. .Dengan semangat juang dan kesatuan dari warga Indonesia akhirnya Bangsa Indonesia berhasil merebut  KE-MERDEKAAN¬-NYA dari tangan penjajahan Belanda. Kini dengan perbendaharaan kata yang semakin banyak dan bahasa yang semakin  berkembang sebutan PAMAYARAN  berubah menjadi PAMARAYAN yang kini menjadi nama sebuah kecamatan di Kabupaten Serang...

   Read more
avatar
5.0
2y

Secara administratif, lokasi Bendung Lama Pamarayan terletak di dua wilayah, sebagian terletak di Desa Pamarayan, Kecamatan Pamarayan, dan setengah badan bendungan terletak di Desa Panyabrangan, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Bangunan Bendung Lama Pamarayan mempunyai panjang 191,65 m yang terdiri atas bangunan utama, ruang kontrol,  bendungan sekunder, ruang lori, jembatan, serta rel lori.

Bangunan pintu air Pamarayan memiliki konstruksi many spanned bridge with towers compositions (bentangan sepanjang sungai dan memiliki bangunan menara), dengan 10 pintu air, mirip dengan Bendung Pintu Air 10 yang berada di Kota Tangerang. Arsitekturnya merupakan imitasi dari bangunan kuil di Athena (Yunani) yang dibangun antara 437-432 SM atau pintu gerbang (gateway) dengan prinsip konstruksi an opening within flinking column and entablature (sebuah bukaan yang diapit kolom ber-entablature). Pada prinsipnya bangunan ini menerapkan arsitektur order yang berdenah empat persegi panjang. Kolom-kolomnya berbentuk persegi masif bersegmen (entablature) yang terkesan kokoh yang berfungsi sebagai landasan plat-plat baja untuk membendung aliran air sungai. Kolom-kolom  tersebut bagian bawahnya berlorong, berfungsi untuk memudahkan akses ke bagian depan dan belakang bangunan pintu air.

Bagian atap bangunan tidak memiliki pediment seperti pada kuil-kuil Yunani pada umumnya. Bagian ini berdenah asimetris, yakni berbentuk “salib melintang” dan memiliki gaya arsitektur Second Empire Baroque dengan 3 menara berbentuk square tower dan beratap simple mansard roof dengan bentuk square. Puncak atap menara sebelah barat berbentuk datar, bertakik pada setiap lerengnya serta bersegmen pada setiap sudutnya, sedangkan puncak atap menara sebelah timur berbentuk seperti mahkota. Kedua menara ini terletak pada sayap bangunan dan menyatu dengan bangunan pintu air. Pintu air diapit oleh rel yang membujur sepanjang bangunannya sebagai akses untuk pengontrol kerusakan dan kegiatan perbaikannya.

Terdapat 2 bangunan pintu pembagi air dengan bukaan berdekorasi geometris (belah ketupat) yang masing-masing terletak di sebelah selatan ujung barat dan timur pintu air utama. Bangunan sebelah barat memiliki 5 pintu air sedang bangunan sebelah timur memiliki 2 pintu air. Berjarak kira-kira 500 m di sebelah utara dan selatan pintu air terdapat 2 buah pengukur ketinggian air, yang terletak di sebelah selatan pada saat ini masih terendam air sedangkan yang terletak di sebelah utara, areal di sekitarnya dipergunakan sebagai lahan pertanian oleh masyarakat.

Bendung Pamarayan merupakan bendung terbesar pertama yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda di Indonesia. Sejak tahun 1997, bendung ini sudah tidak dioperasikan lagi. Hal ini disebabkan terutama oleh faktor teknis, yakni kondisinya telah rusak dan konstruksi bangunan telah lapuk termakan usia. Penyebab lain adalah adanya proses pendangkalan sungai dan tekanan debit air yang mengalami penurunan. Karena alasan itulah maka sejak tahun 1994-1997, sekitar 1 km di sebelah barat daya Bendung Lama Pamarayan dibangun Bendung Baru Pamarayan dengan...

   Read more
avatar
3.0
4y

this historic Dam Site Was Built in the Dutch Colonial Time,It is now becomes an museum or historic site,however the conditions of the Dam and its Surrounding Areas is in bad shape,it needs a lot of OverHaul,The Main Museum Room was in Despair and very unorganized,it doesn't has complete information on The Dam History and many others important pieces of rquipments was either missing or Ruins,also there is no Information Plague for visitor to learn the History,,the parking lot also dirty and unsafe,if the Banten Goverment Really care about their Heritage or history wich is very important lesson for next generations to learn about their city marvel building historic site,the local goverment should work really hard to fix and gets clean up the site thoroughly,it gonna takes alots money but it is...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

Akw _Akw _
Bendungan lama Pamarayan salah satu situs peninggalan jaman Belanda. Pada zaman dahulu tepatnya pada tahun 1048 didaerah ini dipimpin oleh  seorang raja yang bernama  Raja Wel Wina, sebelumnya di daerah ini telah di bangun jaringan-jaringan irigasi kecil sederhana dan Irigasi tertua adalah yang di bangun oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada sekitar abad ke 17 yang di kenal sebagai kanal sultan. Namun ketika Belanda menjajah bagian barat Indonesia tepatnya didaerah Banten sampai ke wilayah Pamarayan, awalnya colonial  Belanda hanya ingin mengambil rempah-rempah tetapi lama-kelamaan orang Belanda berinisiatif membuat jembatan untuk pengairan di lahan pertanian dan untuk mempermudah mobilitas mereka dalam mengambil rempah-rempah didaerah tersebut. Jembatan tersebut dibangun tahun 1901 faktanya tertulis pada Almanak yang tertera pada salah satu pintu air. Jembatan ini biasa disebut dengan nama Jembatan Putih atau Bendung Pamarayan Lama. Bendung Pamarayan Lama mempunyai beberapa bagian bangunan antara lain saluran irigasi sepanjang ratusan meter yang dilengkapi dengan 10 pintu air berukuran raksasa. Diameter setiap pintu hampir 10 meter lebih yang merupakan bangunan utama. Selain itu Bendung Pamarayan Lama juga memiliki dua menara yang terletak di sisi kanan dan kiri bendungan. Untuk menggerakkan setiap pintu air yang dibuat dari baja tersebut, pemerintah Belanda menggunakan rantai mirip rantai motor yang berukuran besar. Sepuluh rantai dikaitkan pada roda gigi elektrik yang terletak di bagian atas bendungan. Roda-roda gigi yang berfungsi untuk menggerakkan pintu air berjumlah puluhan di dalam 30 bok  tipe 1,2 dan 3 (berukuran sedang) dan  roda gigi tipe 4 dan 5 (berukuran besar). Setidaknya ada 20 as kopel berdiameter sekitar 7 centimeter dan panjang 1,5 meter sebagai penghubung roda gigi di setiap pintu air. Pada saat itu yang mengerjakan jembatan tersebut adalah orang-orang pribumi dan para pekerja dari daerah jawa  yang dipekerjakan oleh orang belanda. Proyek bendungan  ini selesai dikerjakan pada tahun 1914 dan air mulai disalurkan pada tahun 1918, disamping bendungan ini terdapat bangunan  yang di gunakan oleh kolonial belanda untuk MEMBAYAR upah para pekerja atau biasa di sebut dengan tempat ” PAMAYARAN ”  dalam bahasa Sunda karena  bendungan ini di bangun di daerah yang kebanyakan penduduknya menggunakan bahasa  sunda, Warga pribumi hanya dibayar atau mendapat imbalan atas pekerjaannya hanya dengan dibayar dengan uang logam Wel Wina dengan cara pakai takeran tidak diperhitungkan dengan rinci, entah takeran uang ataupun takeran jagung. Pokoknya ukuran hanya 1 (satu)  takeran. Mulai pada saat itu munculah keributan antara warga pribumi yang meributkan imbalan yang diberikan oleh Belanda. Semakin lama semakin berlanjut keributan tersebut, dan pada akhirnya daerah tersebut menjadi sebutan PAMAYARAN para pekerja jembatan pada masa penjajahan colonial Belanda. .Dengan semangat juang dan kesatuan dari warga Indonesia akhirnya Bangsa Indonesia berhasil merebut  KE-MERDEKAAN¬-NYA dari tangan penjajahan Belanda. Kini dengan perbendaharaan kata yang semakin banyak dan bahasa yang semakin  berkembang sebutan PAMAYARAN  berubah menjadi PAMARAYAN yang kini menjadi nama sebuah kecamatan di Kabupaten Serang Provinsi BANTEN.
creator developer designercreator developer designer
Pamarayan dam was the first and largest dam constructed in Indonesia between 1905 and 1925 by the government of the Dutch East Indies. The Old Pamarayan Dam, which was damaged and its construction had deteriorated over time, ceased operation in 1997 owing to technical reasons. It was replaced by the New Dam, which is close to the Old Pamarayan Dam.
tri sulistiowatitri sulistiowati
This is the larger dam built in the Dutch East Indies era in 1901 and has become a historical site and is not used due to shallowing and reduced water flow. Which is usually used for weddings and ore-wedding photos with a classic Dutch theme. Located in Pamarayan village, Pamarayan subdictrict, not far from the new dam with colorful paint
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in Banten

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Bendungan lama Pamarayan salah satu situs peninggalan jaman Belanda. Pada zaman dahulu tepatnya pada tahun 1048 didaerah ini dipimpin oleh  seorang raja yang bernama  Raja Wel Wina, sebelumnya di daerah ini telah di bangun jaringan-jaringan irigasi kecil sederhana dan Irigasi tertua adalah yang di bangun oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada sekitar abad ke 17 yang di kenal sebagai kanal sultan. Namun ketika Belanda menjajah bagian barat Indonesia tepatnya didaerah Banten sampai ke wilayah Pamarayan, awalnya colonial  Belanda hanya ingin mengambil rempah-rempah tetapi lama-kelamaan orang Belanda berinisiatif membuat jembatan untuk pengairan di lahan pertanian dan untuk mempermudah mobilitas mereka dalam mengambil rempah-rempah didaerah tersebut. Jembatan tersebut dibangun tahun 1901 faktanya tertulis pada Almanak yang tertera pada salah satu pintu air. Jembatan ini biasa disebut dengan nama Jembatan Putih atau Bendung Pamarayan Lama. Bendung Pamarayan Lama mempunyai beberapa bagian bangunan antara lain saluran irigasi sepanjang ratusan meter yang dilengkapi dengan 10 pintu air berukuran raksasa. Diameter setiap pintu hampir 10 meter lebih yang merupakan bangunan utama. Selain itu Bendung Pamarayan Lama juga memiliki dua menara yang terletak di sisi kanan dan kiri bendungan. Untuk menggerakkan setiap pintu air yang dibuat dari baja tersebut, pemerintah Belanda menggunakan rantai mirip rantai motor yang berukuran besar. Sepuluh rantai dikaitkan pada roda gigi elektrik yang terletak di bagian atas bendungan. Roda-roda gigi yang berfungsi untuk menggerakkan pintu air berjumlah puluhan di dalam 30 bok  tipe 1,2 dan 3 (berukuran sedang) dan  roda gigi tipe 4 dan 5 (berukuran besar). Setidaknya ada 20 as kopel berdiameter sekitar 7 centimeter dan panjang 1,5 meter sebagai penghubung roda gigi di setiap pintu air. Pada saat itu yang mengerjakan jembatan tersebut adalah orang-orang pribumi dan para pekerja dari daerah jawa  yang dipekerjakan oleh orang belanda. Proyek bendungan  ini selesai dikerjakan pada tahun 1914 dan air mulai disalurkan pada tahun 1918, disamping bendungan ini terdapat bangunan  yang di gunakan oleh kolonial belanda untuk MEMBAYAR upah para pekerja atau biasa di sebut dengan tempat ” PAMAYARAN ”  dalam bahasa Sunda karena  bendungan ini di bangun di daerah yang kebanyakan penduduknya menggunakan bahasa  sunda, Warga pribumi hanya dibayar atau mendapat imbalan atas pekerjaannya hanya dengan dibayar dengan uang logam Wel Wina dengan cara pakai takeran tidak diperhitungkan dengan rinci, entah takeran uang ataupun takeran jagung. Pokoknya ukuran hanya 1 (satu)  takeran. Mulai pada saat itu munculah keributan antara warga pribumi yang meributkan imbalan yang diberikan oleh Belanda. Semakin lama semakin berlanjut keributan tersebut, dan pada akhirnya daerah tersebut menjadi sebutan PAMAYARAN para pekerja jembatan pada masa penjajahan colonial Belanda. .Dengan semangat juang dan kesatuan dari warga Indonesia akhirnya Bangsa Indonesia berhasil merebut  KE-MERDEKAAN¬-NYA dari tangan penjajahan Belanda. Kini dengan perbendaharaan kata yang semakin banyak dan bahasa yang semakin  berkembang sebutan PAMAYARAN  berubah menjadi PAMARAYAN yang kini menjadi nama sebuah kecamatan di Kabupaten Serang Provinsi BANTEN.
Akw _

Akw _

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in Banten

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Pamarayan dam was the first and largest dam constructed in Indonesia between 1905 and 1925 by the government of the Dutch East Indies. The Old Pamarayan Dam, which was damaged and its construction had deteriorated over time, ceased operation in 1997 owing to technical reasons. It was replaced by the New Dam, which is close to the Old Pamarayan Dam.
creator developer designer

creator developer designer

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in Banten

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

This is the larger dam built in the Dutch East Indies era in 1901 and has become a historical site and is not used due to shallowing and reduced water flow. Which is usually used for weddings and ore-wedding photos with a classic Dutch theme. Located in Pamarayan village, Pamarayan subdictrict, not far from the new dam with colorful paint
tri sulistiowati

tri sulistiowati

See more posts
See more posts