Bangunan museum yang berfungsi menyimpan berbagai benda-benda peninggalan kerajaan makassar, terutama yang ditemukan disekitar benteng somba opu tempat dimana museum ini terletak, yang pembangunannya didedikasikan bagi Karaeng Pattingalloang, salah seorang perdana menteri atau mangkubumi kerajaan kembar gowa tallo yang pernah hidup pada abad ke-17 M. Karaeng Pattingalloang sangat haus akan ilmu pengetahuan sehingga memiliki kecerdasan diatas rata-rata manusia yang hidup di zamannya, hal ini terbukti dengan minatnya yang tinggi terhadap barang barang seperti globe pertama di asia, teleskop untuk pengamatan benda luar angkasa, dan benda untuk kebutuhan penelitan dan pengamatan ilmu pengetahuan lainnya. Selain itu, Karaeng Pattingalloang juga menguasai berbagai macam bahasa asing secara otididak, antara lain: melayu, belanda, portugis, spanyol, denmark, italia, yunani. Bahkan kemampuannya menguasai bahasa portugis dikatakan sama persis seperti penduduk lisbon (ibukota negara portugal sekarang) berbicara. Selain itu, Karaeng Pattingalloang berprofesi pula sebagai seorang pedagang ulung di masa itu, mengingat Makassar adalah sebuah kota internasional yang disinggahi oleh banyak pedagang asing dari eropa yang berdagang rempah-rempah. Rempah- rempah tersebut berasal dari kepulauan Maluku yang diperdagangkan dengan komoditi beras di makassar untuk kemudian dibawa ke Eropa. Pada masa itu, toleransi antar umat beragama sangat tinggi terbukti dengan berdiri banyak bangunan peribadatan umat agama lain selain islam yang merupakan agama mayoritas penduduk makassar, seperti gereja dan katedral. Bangunan museum ini terbuat dari kayu berbentuk rumah adat suku makassar, dan terdiri dari 2 lantai, dimana lantai pertama berisikan benda-benda dari daerah sekitar benteng somba opu, dan di lantai 2 berisikan potret dari raja-raja kerajaan makassar. Disini terdapat gambar sultan hasanuddin yang paling rewa (sangar) dari potret...
Read moreI came here during my one-day trip at Makassar. The museum is built in the center of very well-known Somba Opu stronghold built in 16th century by Gowa Kingdom. In those years, this location was surrounded by foreign traders settlement (Portuguese, Denmark, Deutch, China, Britain) which later overthrew the kingdom, seized the bastion as well as the economic power of Gowa in 1669. Unfortunately this extremely valuable historical site is not properly maintained and the museum was closed during my trip at weekend. Very...
Read moreMuseum Karaeng Pattingalloang dibangun pada area seluas 600 meter persegi. Bangunan museumnya menggunakan konsep rumah panggung dengan gaya atap yang menarik. Koleksi museum yang terdiri dari dua lantai ini cukup banyak, semuanya memberikan pengetahuan kepada kita tentang keberadaan Gowa pada masa lampau. Di lantai satu kita akan melihat berbagai objek hasil ekskavasi yang dulu menjadi elemen penting bagi keberadaan Benteng Somba Opu.
Kita juga bisa menjumpai berbagai peninggalan manusia Gowa dahulu seperti lempeng tanah liat yang digunakan sebagai instrumen untuk menentukan hari yang baik untuk berbagai perhelatan seperti pernikahan. Di sudut yang lain, terpampang koleksi peninggalan perang Makassar ketika Kerajaan Gowa digempur VOC pada ahun...
Read more