Jimbaran merupakan sebuah desa yang terletak di kaki gunung kendeng, bersebelahan dengan desa kedumulyo di sebelah barat, desa slungkep disebelah timur dan kecamatan kayen sebelah utara, sedangkan untuk sebelah selatan merupakan gunung kèndeng. Desa jimbaran merupakan desa yang memiliki banyak sekali gua akan tetapi baru satu gua yang sudah memiliki nama sampai ke nasional yaitu gua pancur. Gua pancur memilki history yang sangat panjang. Menurut nenek moyang saya yang sudah lama berdomisili di jimbaran, gua pancur merupakan tempat persembunyian bagi para pemberontak - pemberontak balanda, atau para pasukan garilyawan. Gua pancur dijadikan tempat bersembunyi para pasukan indonesia untuk menghindari pasukan belanda. Hal itu dibuktikan dengan penemuan - penemuan seperti baju di dalam gua, namun entah di kamanakan baju tersebut oleh nenek moyang kami. Memasuki tahun 90 an, guanpancur di bangun oleh dinas pariwisata kabupaten pati, pada tahun 1995 gua pancur menjadi sebuah tempat wisata yang sangat indah dengan berbagai fasilitas yang lengkap, ada tempat makan layaknya restaurant yang mengapung di waduk yang dibuat di mulut gua, di pinggir waduk berjajar gazebo - gazebo sebagai tampat peristirahatan, mushola dan lain - lainnya. Setelah mengalami pembangunan besar - besaran pada tahun 1995, guanpancur kemudian di resmikan sebagai tampat wisata, dan pada awal di bukanya gua pancur, gua pancur di jadikan tempat perkemahan bagi pramuka penegak se jawa tengah, yanh semakin malambungkan nama gua pancur. Akan tetapi pembangunan gua pancur yang hanya dilaksakan dari dinas pariwisata saja tanpa mengikut sertakan warga sekitar membuat gua pancur mulai terbengkalai tanpa ada suatu perawatan yang berkesinambungan. Hal ini lah yang menjadi awal gua pancur rusak, bangunan yang sudah sedemikian rupa di bangun, rusak begitu saja oleh ulah - ulah tangan jahil manusia. Bangunan apung di atas kolam hancur tanpa tersisa, kayu - kayu hang digunakan untuk restaurant apung di ambil secara cuma - cuma oleh orang - orang tak bertanggung jawab, bangunan gazebo di sepanjang kolam hilang tanpa bekas, musholapun ikut dirusak, ditulisi macam - macam, dan itu semua di lakukan oleh warga - warga yang tidak asli berdomisili...
Read moreGua Pancur adalah sebuah gua besar dan panjang yang di dalamnya diairi air setinggi orang dewasa di lereng Pegunungan Kendheng, Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Kedalaman gua mencapai 8,27 kilometer, tetapi yang bisa dijelajahi dengan alat seadanya hanyalah berkisar kurang dari satu kilometer. [1] Gua ini pernah menjadi tempat digelarnya Raimuna Daerah Gerakan Pramuka se-Jawa Tengah pada tahun 1996.
Gua ini pertama kali ditemukan pada tahun 1932 oleh penduduk sekitar yang bernama Mbah Sarto. Awal mulanya, Mbah Sarto mendengar percikan air dengan suara yang dalam. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata percikan air tersebut berasal dari bukit pegunungan. Gua Pancur memiliki sejarah, mitos, legenda, dan misteri yang mendalam bagi warga setempat. Menurut nenek moyang yang sudah berdomisili di Desa Jimbaran, dua dahulunya merupakan tempat persembunyian bagi para pasukan gerilyawan yang bersembunyi untuk menghindari pasukan Belanda. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya penemuan baju di dalam gua. Mulai tahun 1955, gua ini menjadi wisata alam yang banyak dikunjungi wisatawan. Objek wisata Gua Pancur sekarang dilengkapi dengan berbagai wahana yang menarik. Salah satunya adalah danau buatan yang terdapat becak air yang digunakan untuk berkeliling di danau tersebut. Ada juga yang menarik dari gua tersebut adalah stalagtit dan stalagmit yang terkesan sangat alami. Selain itu, jika masuk ke dalam gua sepanjang 127 meter nanti akan ada air grojokan yang...
Read moreGua Pancur
Di resmikan pada tahun 1997 bersamaan sebagai tuan rumah Jambore Nasional.
Pernah hampir redup, pengunjung berkurang tapi sekarang dipugar kembali. Tetapi berkat Rahmat Allah Yang Maha Mulia, para pemuda dan warga desa Jimbaran-Kayen membangunnya kolam pemancingan serta warung apung di atasnya sekarang para pengunjung Gua Pancur rame kembali.
Wisatawan-wisatawan dari berbagai daerah mendatangi objek wisata ini karena keunikan gua-gua di bukit ini yang luas dan memanjang. Bagaikan sungai yang airnya mengalir jernih di bawah tanah.
Untuk memasuki gua biasanya dilakukan berkelompok dan di pandu seorang pawang gua yang sudah hafal struktur dalam gua itu.
Orang tua yang sebagai pemandu itu bernama mbah Jan. Yang bersedia memandu kita didalam gua yang kedalamannya kurang lebih 800m.
Peralatan yang wajib kita bawa adalah senter penerangan karena gelapnya di dalam gua tanpa senter kita tidak dapat melihat stalagmit-stalaktit dan ornamen-ornamen di dalam gua itu.
Bagi para pelancong yang belum pernah menikmati pemandangan di Objek Wisata Gua Pancur silahkan kalau ada waktu luang berkunjunglah. Kita akan dimanjakan sambutan yang hangat oleh para pemandu wisata dan sejuknya hawa pemandangan luar gua itu.
Terima kasih atas...
Read more