Gunung Pakuwaja — Attraction in Central Java

First we planned to go to Mt. Prau, but due to lightning strikes tragedy (killed 3 people) we're relocated to other mountains around it, and I'm so glad we ended up here, Mt. Pakuwaja (across Prau). It only takes about two hours of slow walking to reach the peak, and along the way you'll go through potatoes land. It barely has water source, so bring your own water. When on the summit, don't use electric devices too much because of sudden lightning bolt, let alone at night. Don't forget to bring back your trash as...

Mulai nanjak sekitar jam 5 pagi abis shalat subuh, lewat jalur pendakian yang bukan jalur utama. Jadi bukan lewat jalur ojek ya—yang itu mah buat yang pengen cepet sampai tanpa drama kaki pegal. Aku pilih jalan kaki, pelan-pelan sambil ngademin mata sama pemandangan Dieng yang cakep banget.

Jalurnya sepi, mungkin karena banyak yang lebih milih naik ojek. Tapi justru itu sih yang bikin seru, bisa nikmatin suasana tanpa kebisingan.

Menjelang puncak, jalurnya makin menantang. Ada bagian super terjal yang harus pakai tali—saatnya ngetes skill panjat tebing dadakan. Tapi jangan khawatir, asal hati-hati, aman kok.

Sampai di atas sekitar jam 8 pagi, dengan hati bahagia dan senyum lebar. Begitu nyampe puncak… ya ampun, pemandangannya chef’s kiss! Worth every langkah—bahkan kaki pegel pun serasa prestasi, bukan penderitaan.

Ada sabana juga sih, tapi aku skip dulu—biar ada alasan balik lagi, kan? Hehe.

Recommended banget buat kamu yang suka pendakian dengan vibes tenang dan pemandangan yang bikin lupa sama...

view ga kalah cakep dibanding gunung2 pendek lain tracking minimal basecamp cukup luas

parkiran ke basecamp agak jauh basecamp ke gapuro start trekking agak jauh petunjuk arah kurang banyak dikit, sempet bingung milih jalan

Well, di sini tempat dimana aku pernah mengalami memori indah tapi juga pernah memori kurang menyenangkan.. oh Pakuwaja, sungguh kamu itu...