HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Gunung Wukir Temple — Attraction in Central Java

Name
Gunung Wukir Temple
Description
Gunung Wukir temple, or Canggal temple, or also known as Shivalinga is a Shivaite Hindu temple dated from the early 8th century, located in Canggal hamlet, Kadiluwih village, Salam subdistrict, Magelang Regency, Central Java, Indonesia.
Nearby attractions
Nearby restaurants
Nearby hotels
Related posts
Keywords
Gunung Wukir Temple tourism.Gunung Wukir Temple hotels.Gunung Wukir Temple bed and breakfast. flights to Gunung Wukir Temple.Gunung Wukir Temple attractions.Gunung Wukir Temple restaurants.Gunung Wukir Temple travel.Gunung Wukir Temple travel guide.Gunung Wukir Temple travel blog.Gunung Wukir Temple pictures.Gunung Wukir Temple photos.Gunung Wukir Temple travel tips.Gunung Wukir Temple maps.Gunung Wukir Temple things to do.
Gunung Wukir Temple things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Gunung Wukir Temple
IndonesiaCentral JavaGunung Wukir Temple

Basic Info

Gunung Wukir Temple

978W+8P7, Canggal, Kadiluwih, Salam, Area Kebun, Kadiluwih, Kec. Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56484, Indonesia
4.5(111)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

Gunung Wukir temple, or Canggal temple, or also known as Shivalinga is a Shivaite Hindu temple dated from the early 8th century, located in Canggal hamlet, Kadiluwih village, Salam subdistrict, Magelang Regency, Central Java, Indonesia.

Cultural
Scenic
Outdoor
Family friendly
Off the beaten path
attractions: , restaurants:
logoLearn more insights from Wanderboat AI.

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in Central Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in Central Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in Central Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Things to do nearby

Yogyakarta Historical and Food Tour
Yogyakarta Historical and Food Tour
Mon, Dec 8 • 6:00 PM
Gedong Tengen, Special Region of Yogyakarta, 55272, Indonesia
View details
Borobudur and Prambanan Tour Prawirotaman Area
Borobudur and Prambanan Tour Prawirotaman Area
Tue, Dec 9 • 8:00 AM
Mantrijeron, Special Region of Yogyakarta, 55143, Indonesia
View details
Craft your own Batik and explore Kotagede
Craft your own Batik and explore Kotagede
Mon, Dec 8 • 10:00 AM
Kotagede, Special Region of Yogyakarta, 55172, Indonesia
View details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Posts

Khilsa AzkaniaKhilsa Azkania
Gunung Wukir temple, or Canggal temple, or also known as Shivalinga is a Shivaite Hindu temple dated from early 8th century, located in Canggal hamlet, Kadiluwih village, Salam subdistrict, Magelang Regency, Central Java, Indonesia. The temple dates to the year 732, making it the first structure attributed to the ancient Mataram kingdom, which ruled Central Java from 732 to around the middle of the tenth century. Because of its relatively remote location, the temple site rarely appears on the itineraries of foreign tourists. But it possesses some historical importance owed to its links with the formation of the Central Javanese Mataram kingdom. The temple is located on Wukir hill, which the locals refer to as Gunung Wukir ("Mount Wukir", or "carved hill" in Javanese), on the western slopes of Mount Merapi volcano. The hill is located approximately 4 kilometres southeast from the town of Muntilan. Gunung Wukir temple can be reached by following the direction to the Ngluwar subdistrict by turning west from the Semen intersection, on Yogyakarta-Magelang main road. The Kadiluwih hamlet in Canggal, is connected to the Ngluwar road by a small walking trail that leads up to the hill plateau, approximately 300 meters above sea level. This temple is the oldest surviving temple in Southern Central Java, connected to the Canggal inscription discovered within the temple ruins in 1879. According to the inscription, the temple was founded during the reign of King Sanjaya from the Mataram Kingdom, in 654 Saka (732 CE). This inscription contains a lot of information related to Medang Kingdom or Hindu Mataram. Based on this inscription, Gunung Wukir temple might originally called Shivalinga or Kunjarakunja. Source : Wikipedia
Keperluan PenelitianKeperluan Penelitian
Candi Gunung Wukir merupakan candi yang ada di atas bukit. Akses ke tempat ini cukup sulit karena papan penunjuk yang tidak jelas serta belum adanya jalan yang memadai untuk orang-orang berkunjung dengan nyaman. Hal yang perlu diperhatikan : 1. Sampai ke tempat ini sudah sesuai titik yang ditunjukkan google maps, patokannya anda akan menemukan Mushola. 2. Untuk ke atas candi, dari Mushola anda terus ke arah kiri sejauh 50 meter, atau lebih mudah tanyakan ke penduduk sekitar, mereka akan menunjukkan jalan setapak disamping rumah warga untuk menuju ke dalam hutan bambu, anda akan melalui jembatan beton dan terus ke arah rimbunan pohon bambu. 3. Pendakian tidak jauh hanya memakan 10-15 menit, namun tidak adanya petunjuk jalan membuat anda harus memperhatikan jalan setapak yang menuju keatas, pada musim kemarau jalan ini tampak jelas namun pada saat musim penghujan jalanan sangat becek. 4. Perhatikan jam kunjungan. Di atas ada petugas yang menjaga, namun pagar candi akan ditutup diluar jam kunjung. Tidak ada tiket masuk ke tempat ini hanya melapor ke petugas dan mengisi buku tamu. Ada toilet di pos penjaga. Bagi orang-orang yang mengunjungi tempat ini biasanya didominasi pencinta sejarah, siswa-mahasiswa, atau orang yang handak menggunakan candi sebagai tempat ritual keagamaan. Suasana di atas cukup sejuk dan tenang. Jangan lupa bawa air minum. Dan disarankan tidak bepergian sendiri demi menghindari tersesat. Sinyal internet diatas cukup baik.
cotton seacotton sea
Plang petunjuk yang tidak jelas akan menjadi kendala pertama untuk menuju tempat ini, namun titik di Maps sudah tepat. Candi ini terletak di atas bukit, dimana terdapat kampung kecil di bawahnya. Disarankan untuk bertanya ke warga tentang jalan naik yang benar. Ada dua jalan setapak yang menuju ke Candi. Satu jalur bisa dilalui oleh motor namun tidak disarankan apabila anda adalah tamu, karena jalannya yang sangat curam dan berkelok tanpa ada pembatas jalan sehingga licin sedikit berisiko jatuh ke jurang. Jalur satunya lagi melalui kebun bambu dengan beberapa anak tangga. Pastikan bawa air minum karena akan cukup melelahkan dan di sekitaran Candi tidak terdapat tempat berteduh. Kompleks Candi sangat terawat. Penjaganya juga sangat sopan. Karena tidak ada biaya masuk, pastikan anda tetap meminta izin ke penjaga dan mengisi buku tamu.
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in Central Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Gunung Wukir temple, or Canggal temple, or also known as Shivalinga is a Shivaite Hindu temple dated from early 8th century, located in Canggal hamlet, Kadiluwih village, Salam subdistrict, Magelang Regency, Central Java, Indonesia. The temple dates to the year 732, making it the first structure attributed to the ancient Mataram kingdom, which ruled Central Java from 732 to around the middle of the tenth century. Because of its relatively remote location, the temple site rarely appears on the itineraries of foreign tourists. But it possesses some historical importance owed to its links with the formation of the Central Javanese Mataram kingdom. The temple is located on Wukir hill, which the locals refer to as Gunung Wukir ("Mount Wukir", or "carved hill" in Javanese), on the western slopes of Mount Merapi volcano. The hill is located approximately 4 kilometres southeast from the town of Muntilan. Gunung Wukir temple can be reached by following the direction to the Ngluwar subdistrict by turning west from the Semen intersection, on Yogyakarta-Magelang main road. The Kadiluwih hamlet in Canggal, is connected to the Ngluwar road by a small walking trail that leads up to the hill plateau, approximately 300 meters above sea level. This temple is the oldest surviving temple in Southern Central Java, connected to the Canggal inscription discovered within the temple ruins in 1879. According to the inscription, the temple was founded during the reign of King Sanjaya from the Mataram Kingdom, in 654 Saka (732 CE). This inscription contains a lot of information related to Medang Kingdom or Hindu Mataram. Based on this inscription, Gunung Wukir temple might originally called Shivalinga or Kunjarakunja. Source : Wikipedia
Khilsa Azkania

Khilsa Azkania

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in Central Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Candi Gunung Wukir merupakan candi yang ada di atas bukit. Akses ke tempat ini cukup sulit karena papan penunjuk yang tidak jelas serta belum adanya jalan yang memadai untuk orang-orang berkunjung dengan nyaman. Hal yang perlu diperhatikan : 1. Sampai ke tempat ini sudah sesuai titik yang ditunjukkan google maps, patokannya anda akan menemukan Mushola. 2. Untuk ke atas candi, dari Mushola anda terus ke arah kiri sejauh 50 meter, atau lebih mudah tanyakan ke penduduk sekitar, mereka akan menunjukkan jalan setapak disamping rumah warga untuk menuju ke dalam hutan bambu, anda akan melalui jembatan beton dan terus ke arah rimbunan pohon bambu. 3. Pendakian tidak jauh hanya memakan 10-15 menit, namun tidak adanya petunjuk jalan membuat anda harus memperhatikan jalan setapak yang menuju keatas, pada musim kemarau jalan ini tampak jelas namun pada saat musim penghujan jalanan sangat becek. 4. Perhatikan jam kunjungan. Di atas ada petugas yang menjaga, namun pagar candi akan ditutup diluar jam kunjung. Tidak ada tiket masuk ke tempat ini hanya melapor ke petugas dan mengisi buku tamu. Ada toilet di pos penjaga. Bagi orang-orang yang mengunjungi tempat ini biasanya didominasi pencinta sejarah, siswa-mahasiswa, atau orang yang handak menggunakan candi sebagai tempat ritual keagamaan. Suasana di atas cukup sejuk dan tenang. Jangan lupa bawa air minum. Dan disarankan tidak bepergian sendiri demi menghindari tersesat. Sinyal internet diatas cukup baik.
Keperluan Penelitian

Keperluan Penelitian

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in Central Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Plang petunjuk yang tidak jelas akan menjadi kendala pertama untuk menuju tempat ini, namun titik di Maps sudah tepat. Candi ini terletak di atas bukit, dimana terdapat kampung kecil di bawahnya. Disarankan untuk bertanya ke warga tentang jalan naik yang benar. Ada dua jalan setapak yang menuju ke Candi. Satu jalur bisa dilalui oleh motor namun tidak disarankan apabila anda adalah tamu, karena jalannya yang sangat curam dan berkelok tanpa ada pembatas jalan sehingga licin sedikit berisiko jatuh ke jurang. Jalur satunya lagi melalui kebun bambu dengan beberapa anak tangga. Pastikan bawa air minum karena akan cukup melelahkan dan di sekitaran Candi tidak terdapat tempat berteduh. Kompleks Candi sangat terawat. Penjaganya juga sangat sopan. Karena tidak ada biaya masuk, pastikan anda tetap meminta izin ke penjaga dan mengisi buku tamu.
cotton sea

cotton sea

See more posts
See more posts

Reviews of Gunung Wukir Temple

4.5
(111)
avatar
5.0
5y

Gunung Wukir temple, or Canggal temple, or also known as Shivalinga is a Shivaite Hindu temple dated from early 8th century, located in Canggal hamlet, Kadiluwih village, Salam subdistrict, Magelang Regency, Central Java, Indonesia.

The temple dates to the year 732, making it the first structure attributed to the ancient Mataram kingdom, which ruled Central Java from 732 to around the middle of the tenth century.

Because of its relatively remote location, the temple site rarely appears on the itineraries of foreign tourists. But it possesses some historical importance owed to its links with the formation of the Central Javanese Mataram kingdom.

The temple is located on Wukir hill, which the locals refer to as Gunung Wukir ("Mount Wukir", or "carved hill" in Javanese), on the western slopes of Mount Merapi volcano. The hill is located approximately 4 kilometres southeast from the town of Muntilan. Gunung Wukir temple can be reached by following the direction to the Ngluwar subdistrict by turning west from the Semen intersection, on Yogyakarta-Magelang main road. The Kadiluwih hamlet in Canggal, is connected to the Ngluwar road by a small walking trail that leads up to the hill plateau, approximately 300 meters above sea level.

This temple is the oldest surviving temple in Southern Central Java, connected to the Canggal inscription discovered within the temple ruins in 1879.

According to the inscription, the temple was founded during the reign of King Sanjaya from the Mataram Kingdom, in 654 Saka (732 CE).

This inscription contains a lot of information related to Medang Kingdom or Hindu Mataram. Based on this inscription, Gunung Wukir temple might originally...

   Read more
avatar
5.0
7y

Gunung Wukir adalah sebuah nama bukit yang terkenal dalam sejarah kuno Indonesia. Di dekat bukit Wukir inilah ditemukan prasasti tertua di Jawa tengah, yaitu Prasasti Canggal, yang berangka tahun 732 M. Prasasti itu berasal dari masa pemerintahan Raja Sanjaya, yakni salah satu raja dari Dinasti Sailendra yang beraliran agama Hindu. Pada masa pemerintahan Raja Sanjaya, banyak dihasilkan bangunan berupa candi, salah satunya adalah candi yang berada di atas puncak bukit datar yang bernama Candi Gunung Wukir. Keberadaan dari candi ini dihubungkan dengan temuan Prasasti Canggal, sehingga diperkirakan oleh para ahli sejarah bahwa Candi Gunune Wukir termasuk candi tertua di Jawa Tengah.

Kompleks percandian Gunung Wukir adalah kelompok bangunan candi yang terdiri atas satu candi induk dan di depannya ada tiga buah candi perwara. Kelompok candi berada pada suatu halaman candi yang dikelilingi oleh pagar tembok yang terbuat dari batu bata. Pada keempat sudut dan pertengahan tiap-tiap sisi terdapat lingga-lingga patok (tiang-tiang batu kecil), dan periuk-periuk kecil dari tanah, yang berfungsi sama dengan candi-candi sudut dan kelir pada kompleks percandian Prambanan. Candi induk saat ini hanya tinggal bagian kaki dan batur candi, yang di atasnya terdapat sebuah lapik besar, yang semula terpelosok ke dalam sumuran candi, tetapi sekarang telah diletakkan kembali ke tempat asalnya. Pintu masuk candi terletak di sebelah timur, berupa sebuah pintu yang berhiaskan kala makara. Ambang atasnya telah ditemukan di sebuah desa terdekat, dan telah dipasang kembali. Pada tahun 1937 M - 1939 M, dilakukan penggalian di halaman candi, dan berhasil menemukan sebuah makara yang indah. Di hadapan dengan pintu masuk candi induk terletak tiga buah candi perwara yang berjajar dari utara ke selatan. Pola percandian, yaitu candi induk yang dihadapkan dengan tiga candi perwara, merupakan pola umum yang dijumpai pada candi-candi di Jawa Tengah. Candi perwara yang paling utara sebagian besar telah dibangun kembali pada tahun 1938 - 1939, tetapi candi yang berdiri tegak jumlahnya sedikit. Bangunan candi perwara hanya tinggal bagian kaki, batur dan sebuah pagar langkan di atasnya, serta sebuah pintu gerbang yang sederhana. Diperkirakan bagian atas candi perwara tersebut berkonstruksi kayu, dan hal ini didukung oleh data lubang-lubang segi empat pada batu-batu lantai, yang kemungkinan dipakai untuk menegakkan tiang- tiang kayu. Pada halaman candi ditemukan sejumlah batu-batu candi dan beberapa arca, yang kemungkinan sebagian berasal dari tempat lain. Sekitar 150 m di sebelah selatan kelompok candi, ditemukan sebuah pondasi candi kecil dengan sebuah sumuran. Menurut keterangan penduduk setempat, pada tahun 1879 di lokasi tersebut telah ditemukan prasasti berangka tahun 732 M, dan diberi nama Prasasti Canggal, sesuai dengan nama desa penemuannya yang terletak di kaki bukit. Prasasti itu menceritakan tentang Raja Sanjaya yang telah mendirikan sebuah punden lingga. Dugaan ini dikuatkan dengan adanya lapik besar di candi induk dalam kelompok besar tadi, dan di duga punden lingga yang dimaksud di dalam Prasasti Canggal adalah lingga di dalam candi induk Gunung Wukir. (Renville Siagian, Candi Sebagai Warisan Seni Budaya Indonesia, Yayasan Cempaka Kencana,...

   Read more
avatar
5.0
6y

The temple is well hidden, as if there was a secret kept away from public. You need to pass through the local village, rice field (it was dry season, I didn't see locals cultivating any fields) and forest. Make sure you wear comfortable shoes n bring food n drinks especially drinks, but please keep the sanctuary clean. Most locals still need to be educated on the garbage stuff.

The temple is so simple. It's not as massive n extraordinary as Borobudur Temple. Yet, looking as the ruins, it tells huge history did happen here.

It's perfect spot to be away from crowds n find yourself lost in purity n calmness. Spend your quality time for "me-time" with The Supreme...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next