Candi Lumbung terletak 200 m di sebelah barat daya Candi Asu, dan termasuk dalam wilayah administrasi Desa Tlatar, Kalurahan Kroguwanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Candi Lumbung berada pada ketinggian 750 m di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh tebing setinggi 7 m. Candi Lumbung terbuat dari batu andesit dengan struktur batunya masih baik. Arah hadap candi ke barat dengan denah berbentuk bujur sangkar berukuran 8,5 m x 8,5 m, dan tinggi bangunan yang tersisa adalah 6,5 m. Seperti halnya bangunan Candi Asu, bangunan Candi Lumbung juga sudah tidak utuh dinding kaki (plint), bagian atas berupa susunan pelipit datar.
Hiasan yang berada di bagian kaki candi sebelah timur dan selatan berupa tumbuhan sulur gelung yang dipahatkan pada bidang relief Bagian tubuh candi yang mengalami kerusakan adalah bagian luar dinding candi, karena sebagian besar batu penyusun tubuh candi paling luar tersebut sudah hilang. Kondisi tubuh candi sebagian besar sudah rusak, sedangkan bagian yang masih lengkap adalah bagian tubuh candi bawah, sementara itu bagian tubuh candi tengah dan atas sudah tidak diketahui bentuknya lagi. Hiasan di tubuh candi berupa relung dengan hiasan pola bunga berbingkai belah ketupat dan hiasan pola simbar. Ukuran lebar relung bagian luar 81 cm dan lebar relung bagian dalam 5 1 cm, dengan kedalaman 42 cm, tetapi tingginya tidak diketahui karena sudah rusak. Bagian atap candi sudah tidak diketahui bentuk aslinya, karena tidak ada sama sekali batu yang tersusun pada posisinya. Batu penyusun atap candi ditemukan dalam keadaan bercampur dengan batu lainnya di halaman candi. Hiasan yang terdapat di Candi Lumbung lebih banyak dari pada di Candi Asu, seperti adanya hiasan sulur gelung yang keluar dari ketiak gana, sulur gelung yang keluar dari jambangan, dan pahatan burung nuri di kanan kiri sulur. Terdapatjuga hiasan tumpal yang dijumpai di pelipit atas kaki candi, sedangkan di bagian dinding luar pipi tangga yang berbentuk makara terdapat hiasan sulur gelung yang keluar dari mahluk bercakar. Ujung makara tersebut berbentuk kepala ikan dan di dalamnya terdapat hiasan burung. Hiasan antefik yang biasanya terletak di bagian atap candi, tetapi di Candi Lumbung hiasan antefik terdapat di bagian tubuh bagian bawah yang berjumlah empat pada sisi selatan dan timur, serta dua pada sisi barat. Seperti halnya Candi Asu, kemungkinan kerusakan Candi Lumbung juga disebabkan oleh faktor alam, karena kedekatan dengan Gunung Merapi. Mungkin juga disebabkan oleh faktor manusia yang memanfaatkan batu-batu candi untuk membangun rumah atau keperluan lainnya.. (Renville Siagian, Candi Sebagai Warisan Seni Budaya Indonesia, Yayasan Cempaka Kencana, Yogyakarta,...
Read moreCandi Lumbung, or the "Rice Barn Temple," is one of a trio of ancient temples at the Sengi site, alongside Candi Asu and Candi Pendem. Tragically, this temple had to be relocated from its original position in the wake of the devastating 2010 eruption of Mount Merapi. The threat of cold lava flows necessitated this move to safeguard this important historical artifact. The temple's original stonework remains impressive. The relocation site has recently undergone significant improvements, including the construction of a new access road, making it more accessible to visitors. While the upgrade is nearing completion. Currently, there are no real parking facilities. And do not expect a toilet or something. Notably, there is no entry fee to visit the temple. We paid some 'parking' money to support the local warung, which they didn't want to...
Read moreCandi Lumbung memiliki bentuk bujur sangkar terdiri atas bagian batur, kaki candi & tubuh candi. Pada kaki candi dipahatkan hiasan yang menggambarkan sulur – suluran tumbuhan. Selain itu terdapat makara berkepala ikan yang didalam mulutnya terdapat pahatan burung di pipi tangga. Keunikan kaki candi Lumbung adalah pahatan batu berbentuk kubus yang pada sisi depannya terdapat ukiran seperti bentuk pilar & diukir sulur – suluran yang terletak dibawah makara. Dan jika kita mengelilingi candi maka akan dijumpai juga relief semacam pohon kalpataru, ada juga relief Gana yaitu makhluk kerdil yang digambarkan sedang menyangga bangunan candi. Hiasan Gana ini menggambarkan tentara atau prajurid pengawal Dewa Siwa & dipimpin oleh Ganesha. Ada juga relief sepasang burung kakak tua di candi ini. . Untuk lokasinya sendiri tadinya candi ini berada di tepi sungai Apu, dikarenakan rawan longsor & ancaman lahar dingin Gunung Merapi akhirnya candi ini dipindah di lokasi sekarang ini oleh BPCB...
Read more