Cerita turun-temurun di kalangan masyarakat Trenggalek menyebut bahwa asal nama Trenggalek berasal dari kata teranging galih "benderangnya hati". Namun menurut manuskrip yang bj
oleh Keraton Surakarta, Trenggalek dimaknai sebagai "daerah produksi gaplek". Gaplek merupakan bahan baku makanan tradisional dari wilayah Pegunungan Sewu, terbuat dari singkong. Dalam perkembangannya, penggunaan singkong yang terang warnanya mengisyaratkan istilah terang + gaplek. Salah satu wangsalan yang cukup populer adalah Pohung garing, ayo menyang Trenggalek (pohung garing bermakna gaplek).2[4]
Pada masa kerajaan Hindu-Buddha, wilayah Trenggalek berstatus sebagai tanah perdikan (Sima) sejak zaman Mpu Sindok dalam Prasasti Kampak, Airlangga dalam Prasasti Baru, Srengga dari Kediri dalam Prasasti Kamulan, dan Wikramawardhana dalam piagam yang dipahat di Arca Dwarapala Bendungan. Dalam Prasasti Kampak wilayah yang disebutkan adalah Dongko, Munjungan, Panggul, Watulimo, Prigi dan pemerintahannya dipusatkan di wilayah Gandusari. Daerah tersebut juga disebutkan sebagai tempat penghasil gaplek. Dalam Prasasti Baru, daerah desa Baruharjo, Durenan, Trenggalek menjadi Sima karena masyarakatnya bersedia menyediakan penginapan dan membantu Sang Raja kala menyerang wilayah Hasin (Ngasinan di wilayah Desa Kelutan). Dalam Prasasti Kamulan, Srengga memberi status Sima kepada Desa Kamulan), dengan wilayah lereng selatan Gunung Wilis. Jika kesemua wilayah tersebut digabung, hampir seluruh wilayah Trenggalek adalah tanah perdikan. Setelah meletusnya Perang Paregreg, wilayah yang sekarang menjadi Kecamatan Bendungan dan sekitarnya dijadikan perdikan.[4] Salah satu yang menarik dari Kecamatan Bendungan karena adanya Pabrik pengolahan kopi yang beroperasi sekitar tahun 1929. Pabrik kopi tersebut saat ini menjadi tempat wisata yang dikenal sebagai Dilem Wilis.[5]
Sedangkan pada saat Islam mulai berkembang di Jawa, wilayah Ponorogo diperintah oleh Batara Katong (1489–1532). Menak Sopal, salah satu abdinya, diperintahkan oleh Batara Katong untuk mengabdi kepada Joko Lengkoro di wilayah Bagong. Joko Lengkoro adalah anak Brawijaya V (Bhre Kertabhumi) dan adik dari Batara Katong.[4]
Pada masa pemerintahan Kasunanan Mataram Islam akhir (menjelang Perjanjian Giyanti), Pakubuwana II mengangkat K.R.T. Sumotaruno sebagai Bupati Trenggalek yang pertama. Pascaperjanjian hingga 1830, wilayah Trenggalek digabungkan dengan Pacitan dan Ponorogo dan berstatus sebagai Manca Nagara dari wilayah Kasunanan Surakarta. Pada tahun 1845, Hindia Belanda menetapkan status Trenggalek sebagai daerah otonom. Lalu pada 1885, SK Gubernur Jenderal keluar berkaitan dengan penetapan batas wilayah Trenggalek dan Tulungagung. Hingga 1932, wilayah yang digabung dengan Pacitan dan Ponorogo digabung lagi. Semenjak Poesponegoro wafat tahun 1933, Trenggalek dihapus dan digabung dengan Tulungagung. Per 1950, Trenggalek, Pacitan, dan Ponorogo akhirnya dikembalikan lagi batas-batas wilayahnya...
Read moreWisata Alun Alun Kota di Trenggalek merupakan tempat wisata yang harus anda kunjungi karena pesona keindahannya tidak ada duanya. Penduduk lokal daerah trenggalek juga sangat ramah tamah terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing.
Kota trenggalek juga terkenal akan keindahan obyek wisatanya , salah satu contohnya adalah Wisata Alun Alun Kota di Trenggalek ini. Wisata Alun Alun Kota di Trenggalek merupakan wisata taman kota yang ada di trenggalek jawa timur, wisata alun alun ini sangat cocok di kunjunggi bersama keluarga ataupun sahabat.
Selain itu suasana di alun alun trenggalek cukup nyaman, pemandangan yang indah serta udara yang segar karena di Wisata Alun Alun Kota di Trenggalek ini terdapat banyak pepohonan yang rindang sehingga cocok sekali untuk melepaskan penat setelah seharian bekerja.
Wisata Alun Alun Kota di Trenggalek ini ramai di kunjunggi oleh wisatawan di waktu sore menjelang malam hari, selain itu banyak pedagang makanan kecil yang berjualan di sekitar Wisata Alun Alun Kota di Trenggalek ini semakin menambah suasana jadi menarik
Wisata Alun Alun Kota di Trenggalek bisa dibilang sebuah wisata taman kota yang memiliki beberapa akan fasilitas dan pelayanan di antaranya sebagai berikut :
Area Parkir kendaraan
Mushola
Kamar mandi / MCK
rumah makan
dan masih banyak lainnya
Bagi wisatawan asal kota trenggalek sudah tidak bingung lagi untuk mendatangi lokasi Wisata Alun Alun Kota di Trenggalek . Akan tetapi bagaimana bagi wisatawan luar kota bahkan luar negeri, tentu mereka bingung dan takut kesasar. Tapi jangan khawatir bagi wisatawan luar kota trenggalek saya mempunyai solusinya agar anda semua tidak kesasar.
Tentunya sarana transportasi apa yang anda pakai untuk berwisata ke Wisata Alun Alun Kota di Trenggalek dengan memakai kendaraan pribadi seperti : Mobil atau motor pribadi. Anda bisa meminta panduan arah ke Wisata Alun Alun Kota di Trenggalek di google maps yang terpasang di smartphone anda. Karena memakai kendaraan pribadi akan lebih menyenangkan dari pada memakai kendaraan umum.
Akan tetapi jika anda memakai kendaraan umum seperti : bis umum atau angkutan lainnya juga bukan masalah besar, pasalnya anda bisa berhenti di terminal bus kota atau desa tujuan anda. Setelah itu melanjutkan dengan menggunakan ojek ataupun kendaraan pribadi anda menuju lokasi Wisata Alun Alun Kota di Trenggalek tersebut.
Saran dan tips sebelum menuju ke tempat Wisata Alun Alun Kota di Trenggalek,anda perlu mempersiapkan keperluan yang akan butuhkan. Serta beberapa barang tambahan seperti kamera karena anda pasti ingin mengabadikan moment bersama kelurga ataupun teman - teman anda.
Jangan lupa bawa perlengkapan kesehatan (contohnya adalah sabun, tissue basah, sampo, antiseptik). Siapkanlah fisik dan kendaraan anda supaya liburan anda berjalan dengan lancar. Jaga kondisi diri anda dan selalu...
Read moreRame bangeetttttttt. Tapi hati-hati kalau malam ada obrak an polisi gabungan satpol PP.
Kita bisa lihat bahwa di Indonesia banyak sekali terdapat alun-alun disetiap kota seperti di Yogyakarta, Banten, Lamongan dan masih banyak sekali. Tetapi, tahukan Kawan GNFI bahwa berdirinya alun-alun itu ada sejarahnya loh. Alun-alun sendiri diambil dari bahasa jawa yaitu aloen-aloen yang memiliki arti yaitu lapangan terbuka yang luas dan berumput yang dikelilingi oleh jalan yang dapat digunakan untuk masyarakat berkegiatan.
Alun-alun Kota Bandung: Sumber | Tempatwisatabandunginfo gambar Sejarah mencatat bahwa yang mendirikan alun-alun untuk pertama kalinya yaitu Fatahillah. Pada dasarnya alun-alun sendiri yaitu merupakan halaman ddepan yang sangat luas didepan rumah namun, dengan ukuran yang sangat besar. Raja, Bupati, Camat, bahkan Kepala Desa memiliki halaman yang sangatluas didepan Istana atau Pendopo ditempat kediamannya, yang bisa dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat sehari-hari.
Pada awalnya alun-alun sendiri adalah tempat untuk berlatih perang untuk prajurit kerajaan, tempat penyelenggaraan untuk sayembara dan penyampaian titah raja kepada rakyatnya dan pusat perdangan masyarakat terbesar.
Dalam sejarah perkembangan zaman alun-alun sendiri telah berevolusi pada budaya masyarakat yang meliputi tata nilai, pemerintahan, kepercayaan, dan perekonomian. Pada zaman hindu-budha alun-alun telah ditulis di buku Negara Kertagama sejarah bermula dari kelompok tani yang menggunakan lahan yang luas sebagai bercocok tanam maka harus dibuatkan upacara untuk meminta izin kepada Dewi Tanah yaitu dengan jalan membuat sebuah lapangan yang disebut "Tanah Sakral" yang berbentuk persegi empat dan dikenal oleh masyarakat setempat dengana...
Read more