Alun-alun Ponorogo, kerap dipandang jelek, sepi, dan tidak asri bagi beberapa pengunjung. Hal ini dikarenakan pandangan orang-orang yang merujuk kepada Alun-alun di daerah lain seperti di Malang, Bandung, Madiun, dan Alun-alun lain yang sebenarnya lebih tepat disebut sebagai taman kota. Alun-alun Ponorogo, dibuat merujuk kepada tata letak Alun-alun Yogyakarta dan Surakarta, serta memiliki berbagai makna simbolis.
Alun-alun Ponorogo, pada bagian utara terdapat sebuah bangunan besar berbentuk atap Joglo Sinom yang disebut Paseban. Berasal dari kata “seba” yaitu “menghadap”, paseban sering disebut sebagai balai penghadapan, yang dipergunakan untuk menghadap raja, pejabat, dan lain-lain.
Di kanan dan kiri paseban terdapat bangunan bale atau balai yang ukurannya lebih kecil yang dipergunakan untuk tempat meneduh para penjaga dan rakyat menunggu. Paseban merupakan sarana komunikasi antara raja dengan rakyatnya.
Nagarakertagama menyebutkan tentang adanya beberapa bangunan paseban di istana Majapahit. Paseban dibangun khusus untuk melakukan dialog antara bawahan dan atasan atau antara raja dengan rakyatnya.
Saat ini Paseban Ponorogo difungsikan sebagai tempat Inspektur upacara dan pejabat pemerintah pada saat upacara bendera yang dilaksanakan di Alun-alun Ponorogo, juga tempat diadakan pagelaran Wayang Kulit. Paseban saat ini identik sebagai tempat khusus tamu VIP, sedangkan balai di kanan dan kiri biasa digunakan untuk tempat tamu-tamu lainnya.
Paseban Agung dan Balai di kanan kirinya
Terdapat pohon brahmastana atau pohon beringin berpasangan di Alun-alun yang melambangkan sebagai kehidupan.
Setiap pojok Alun-alun, terdapat masing-masing patung singa. Patung singa ini merupakan warisan pembangunan pada masa Bupati Markum Singodimedjo. Beliau adalah penguasa Ponorogo kelahiran Malang. Beliau mengatakan bahwa singa merupakan lambang kekuatan, sehingga dipasang di setiap pojok alun-alun, walaupun ada juga yang menyebut bahwa itu hanya pelanggengan atas nama beliau yang mengandung unsur kata “Singo” yang berarti “Singa”.
Bagian selatan Alun-alun dibangun Panggung Utama sebagai tempat dilaksanakan agenda agenda besar seperti pentas musik, dan yang utama adalah pagelaran Tari Reyog Ponorogo yang diselenggarakan secara rutin setiap malam bulan purnama, perayaan ulang tahun kabupaten Ponorogo yang diperingati pada 11 Agustus dengan pelaksanaan Festival Reyog Mini, serta pada satu minggu sebelum tahun baru kalender Islam dengan acara Festival Reyog Nasional (sejak tahun 2016 berganti menjadi Festival Nasional...
Read moreThis is the downtown park of Ponorogo Regency. A beautiful and wide place for everyone to come. You guys can just walk around, enjoy the view by taking a photograph, play with your beloved children, or coffee with your friends. But remember, sometimes there are some singing beggars come to the visitors. Just give them money then they'll go. In addition, today, the government of Ponorogo always tries the best effort to make this place more clean, tidy and comfortable for the visitors. So, enjoy your time in...
Read moreThis city square is the real alun-alun where is the central activities of this town. If you expect this alun-alun is just park like in other town, you are really missed.
Not just a park, there are always any gov. activity or event here such as Grebek Suro, Wayang show, Reyog Mini Competition, Fun Walk etc. You should consider it as festive alun-alun.
Need to be more organized. Some side are messy with street sellers. Street singers are also a bit...
Read more