Pacitan Kota 1001 Goa, Itulah julukan salah satu kota yang berada di sebelah barat day Provinsi Jawa timur. Julukan kota seribu satu goa, bukan hanya sekedar julukan biasa, sebab memang banyak sekali goa yang terdapat di kabupaten Pacitan, seperti Goa Luweng Jarang, Goa Tabuhan, Goa Putri dan masih banyak lagi. Salah satu Goa yang populer di Pacitan yaitu Goa Gong.
Goa Gong merupakan salah satu tempat wisata di Pacitan yang memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan. Keindahan Goa Gong terletak pada Staglatit dan Stalagmit yang begitu indah terbentuk secara alami di langit-langit dan dasar goa. Goa Gong Pacitan memiliki kedalaman goa sepanjang 256 meter dan memiliki Staglatit dan Stalagmit yang berumur ratusan Tahun. Goa ini muncul akibat dari aktivitas vulkanik dan gerakan termik yang diperkirakan berlangsung selama ratusan hingga ribuan tahun yang lalu. Di dalam goa ini terbagi menjadi beberapa ruangan yang menyajikan keaneragaman batuan alam, mulai dari batu marmer yang bisa tembus cahaya dan di klaim sebagai batu marmer terbesar dan terindah di Asia. Di langit-langit goa tersebut juga masih terlihat tetesan air yang menandakan proses pembentukan stalagtit dan stalagmitnya masih berlangsung.
Goa yang biasanya terkesan gelap dan angker, tapi hal ini tidak berlaku di Goa Gong . Hal ini dikarenakan di dalam goa tersebut terdapat beberapa alat pendukung seperti lampu hias, kipas angin dan tangga dengan pegangan yang terbuat dari besi yang akan memudahkan anda untuk menyusuri Goa ini. Lampu hias di fungsikan untuk alat penerangan sekaligus mempercantik warna Staglatit dan Stalagmit pada goa tersebut, Kipas angin untuk mensirkulasikan udara sehingga tidak terasa pengap saat di dalam Goa.
Dengan pesona alam yang terbentuk secara alami, kini Goa Gong Pacitan dikenal oleh para wisatawan baik dalam maupun luar sebagai salah satu goa terindah di kawasan Asia Tenggara. Goa Gong Pacitan memiliki keunikan tersendri yaitu terletak di salah satu batu yang ada di dalam goa, batu tersebut apabila di pukul maka akan mengeluarkan bunyi seperti alat musik tradisional yaitu Gong. Keunikan itulah yang menjadikan Goa ini di beri nama Goa Gong. Berdasarkan kisah masyarakat setempat, goa ini dinamai sebagai Goa Gong adalah karena zaman dahulu masyarakat sekitar sering mendengar adanya suara gema tabuhan seperti suara gong yang berasal dari dalam goa. .Konon Goa Gong tersebut di temukan awal mulanya oleh seorang warga sekitar yang hendak mencari sumber air.
Goa Gong Secara administratif terletak di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung. Dari pusat kota Pacitan goa ini terletak persis di sebalah barat dengan jarak tempuh sekitar 40 Km. Untuk menuju Ke Goa Gong Anda akan melewati jalan yang berliku yang di hiasi perbukitan dengan beberapa goa-goa di dalamnya. Goa-goa yang ada di kabupaten Pacitan ini umumnya terbentuk dari jenis batuan Karst, batu hitam dengan tekstur yang keras.
Perjalanan menuju goa ini relatif mudah anda dapat menggunakan alat transportasi seperti mobil maupun bus, Jika Anda hendak naik bus jurusan Pacitan anda bisa turun di Pasar Punung kemudian cari mobil angkot jurusan Punung atau juga bisa menggunakan jasa ojek di pangkalan di sekitar pasar Punung.
Sesampainya di area Goa Gong anda di haruskan jalan kaki kurang lebih 100m dari tempat parkir menuju pintu masuk ke dalam goa, andapun akan menemukan banyak orang berjualan berjajar di pinggir jalan sebelum masuk ke mulut Goa, mereka menjajakan daganganya seperti batu akik, baju khas Pacitan, makanan khas dan masih banyak lagi. Harga tiket...
Read moregoa terindah di Pacitan, dapat jadi goa terindah di pulau Jawa. Bahkan terdapat sebuah tulisan online yang menyinggung bahwa Goa Gong ialah goa terindah di Asia Tenggara. Eksotisme dan keindahan goa ini rasanya memang tak terdapat bandingannya dengan goa-goa beda yang sudah menjadi obyek wisata di pulau Jawa. Goa Gong sungguh eksotis ketika dijelajahi. Di kiri kanan atas bawah lorong sarat dengan stalaktit dan stalakmit ragam bentuk, melembung menggumpal di sana sini sampai-sampai perasaan seakan terbawa pada usus perut makhluk hidup raksasa. Barangkali berikut analogi wujud dari rahim Ibu Pertiwi. Sungguh indah, eksotis … barangkali beginilah keadaan tatkala anda tetap berada di rahim ibu yang berisi kita sekitar 9 bulan lebih. Goa Gong terdapat di dalam perut bumi gunung Gong-gongan yang terletak di distrik Dusun Pule, Desa Bromo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Dari pusat Kota Pacitan jaraknya kira-kira 37 km ke arah barat. Dinamai Goa Gong sebab ada stalaktit yang menggantung di atap goa bila dipukul akan memunculkan bunyi bergema laksana laiknya suara gong, di antara instrumen musik gamelan Jawa. Jalan mengarah ke Goa Gong relatif mulus dan gampang ditempuh baik dari arah Yogyakarta (Wonosari) maupun dari arah Solo. Jalanan lumayan lebar dan nyaman dilewati. Setelah menginjak perkampungan sejumlah km menjelang tempat jalanan memang menyempit sampai-sampai kendaraan mesti pelan, lagipula bila mesti bersimpangan. Keistimewaan Goa Gong ialah bangun ruangannya yang mengkubah raksasa sepanjang selama 100 m, lebar 15-40 m, dan tinggi antara 20-30 m. Mulut goa berupa lorong pendek sarat dengan stalaktit dan stalakmit menghubungkan dengan ruangan goa berkubah tersebut. Speleotem atau ornamen yang terdapat di dalam goa menghiasi semua penjuru ruangan.Bentuk stalaktitnya pun beraneka macam, Ada yang meruncing, terdapat pula yang tipis melebar menjuntai laksana sebuah tirai batu.Sebagian permukaan stalaktit ditumbuhi heliktit. Helektit, helictite, suatu ornamen gua (speleothem) mempunyai format melengkung (bengkok) atau laksana cacing dan mempunyai tampak melawan gravitasi sekitar proses pertumbuhannya. Dari sisi bawah, tidak sedikit ada stalakmit yang permukaannya berlapis flowstone, sampai-sampai terlihat ornamen yang laksana bertumpuk-tumpuk. Ornamen-ornamen ini beberapa terlihat serupa sesuatu, dan setiap kelompok ornamen ini diberi nama lokal yang unik seperti Selo (batu) Jengger Bumi, Selo Paku Buwono, Selo Bantaran Angin, Selo Gerbang, Selo Citro Cipto Agung, Selo Adi Citro Buwono dsb. Air rembesan dari batu-batuan karst terkumpul pada cekungan-cekungan yang menyusun kolam-kolam kecil yang tak pernah kering sepanjang tahun. Airnya terlihat bening dan sejuk dingin bila tangan di celupkan. Konon air empang goa ini membuat tahan lama muda untuk yang membasuh muka dengan air ini. Dari sisi Geologi, Goa Gong berkembang pada batugamping Formasi Wonosari yang terbentuk selama 10-15 juta tahun. Diawali batugamping merasakan karstifikasi, terangkat dari dasar laut pada permukaan Kuarter selama 1,8 juta tahun lalu.
Goa Gong kesatu kali dieksplorasi tahun 1995 oleh pak Wakino dan kawan-kawan, yang adalahpenduduk pribumi setempat. Di tahun 1996 direnovasi oleh Pemda Pacitan dengan dibangunnya prasarana laksana undak-undakan (tangga), pagar pengaman, penerangan listrik dan kipas-kipas penyejuk ruangan supaya pengunjung nyaman dan dimudahkan mengembara di...
Read moreUsahakan Kalau Datang Jangan di Hari libur ,Karena jika Penuh Pengunjung Di Dalam Sesak Dan PANAS,
Tapi Jika Ingin tahu dalam Indah Dan Bagus Di Dalam Goa nya, Gua Gong berada di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Gua ini berjarak sekitar 37 km dari pusat kota Pacitan ke arah barat (arah Wonogiri).
Goa Gong terletak di Jl. Salam, Salam, Bomo, Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur yang juga terkenal dengan julukan kota 1001 gua, dan satu yang terkenal disini adalah tempat wisata Goa Gong Pacitan.
Pacitan merupakan wilayah di Jawa Timur yang dikelilingi oleh pegunungan kapur, yang menjadikan tanah di daerah ini kering dan tidak subur. Tanah di permukaan Pacitan memang gersang dan memiliki sedikit unsur hara, namun anugerah Yang Maha Kuasa ternyata bukan terletak di atas permukaan, namun di bawah permukaan tanahnya.
Menurut cerita dari warga sekitar, Goa Gong ditemukan sekitar tahun 1930an. Akibat musim kemarau berkepanjangan, yang dimana Pacitan mengalami kekeringan dan sangat sulit untuk memperoleh air.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, 2 orang warga bernama Mbah Noyo Semito dan Mbah Joyo mencari sumber mata air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Akhirnya mereka menemukan sebuah lubang dan berinisiatif untuk menelusurinya. Dengan hanya membawa obor, mereka masuk ke lubang ( goa ) tersebut dan menyusuri lorong-lorong yang ada di dalamnya. Lubang yang mereka masuki ternyata sangat dalam, Mbah Noyo dan Mbah Joyo menghabiskan sebanyak tujuh obor hingga keduanya menemukan mata air.
Setelah beristirahat dan mandi di mata air tersebut, mereka pulang sambil mengangkut air dan membawa kabar baik untuk penduduk. Mulai saat itu, warga berbondong-bondong memanfaatkan mata air yang ada di gua tersebut.
Nama Goa Gong sendiri diambil dari misteri yang dahulu sempat menyelimuti dan menghantui masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar gua mengungkapkan bahwa di malam hari mereka sering mendengar suara tabuhan menyerupai suara gong (salah satu alat musik gamelan) yang berasal dari dalam gua.
Ada juga yang mengatakan bahwa di salah satu ruangan gua terdapat batu yang apabila ditabuh akan mengeluarkan bunyi yang menggema seperti bunyi gong.
Tetapi secara ilmiah, suara yang muncul itu ternyata dapat dijelaskan. Suara yang terdengar menyerupai bunyi gong tersebut dihasilkan dari tetesan air yang menimpa Stalaktit atau stalakmit di gua tersebut, ditambah dengan gema yang dipantulkan oleh formasi batuan di dalam gua sebenarnya bunyi yang dihasilkan cukup apik...
Read more