HTML SitemapExplore
Find Things to DoFind The Best Restaurants
Find Things to DoFind The Best Restaurants

MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN — Attraction in East Java

Name
MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN
Description
Nearby attractions
Nearby restaurants
Nasi Bebek Ikhlas Martajesah
XP48+RR6, Unnamed Road, Pertamanan, Ujung Piring, Kec. Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur 69118, Indonesia
Nearby hotels
OYO 90829 Sahara Homestay Syariah
Blandungan, Mertajasah, Bangkalan, Bangkalan Regency, East Java 69119, Indonesia
Related posts
Keywords
MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN tourism.MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN hotels.MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN bed and breakfast. flights to MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN.MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN attractions.MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN restaurants.MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN travel.MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN travel guide.MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN travel blog.MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN pictures.MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN photos.MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN travel tips.MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN maps.MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN things to do.
MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN
IndonesiaEast JavaMAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN

Basic Info

MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN

XP5F+58P, Jl. Mertajasah, Tajasah, Mertajasah, Kec. Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur 69119, Indonesia
4.8(1.2K)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

Cultural
Family friendly
Accessibility
attractions: , restaurants: Nasi Bebek Ikhlas Martajesah
logoLearn more insights from Wanderboat AI.

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in East Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in East Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in East Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Things to do nearby

Watch the sunrise at Mount Bromo
Watch the sunrise at Mount Bromo
Mon, Dec 22 • 12:00 AM
Tambaksari, East Java, 60281, Indonesia
View details
Majapahit Cultural & Archaeological Tour
Majapahit Cultural & Archaeological Tour
Sun, Dec 21 • 8:00 AM
Tambaksari, East Java, 60272, Indonesia
View details

Nearby restaurants of MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN

Nasi Bebek Ikhlas Martajesah

Nasi Bebek Ikhlas Martajesah

Nasi Bebek Ikhlas Martajesah

4.4

(120)

Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.

Posts

Hanif AshariHanif Ashari
Kisah Mbah Kholil Bangkalan Mendapatkan Ilmu Laduni > Saat itu Mbah Kholil Bangkalan masih muda, masih semangat-semangatnya mengaji dan menuntut ilmu. Di masa itu ia mendengar ada seorang Kiai Alim di daerah Winongan, Pasuruan, Kiai Abu Dzarrin namanya. Tak menunggu lama, langsung saja ia menuju Pasuruan untuk berguru pada Sang kiai. Tak peduli meski harus menempuh jarak jauh yang tentunya membutuhkan waktu berhari-hari. Sesampainya di Winongan, ia disambut oleh kabar buruk, ternyata Kiai Abu Dzarrin sudah wafat beberapa hari sebelum kedatangannya. Mbah Kholil muda menangis.. Hancur sudah harapannya untuk menimba ilmu dari Kiai Abu Dzarrin. Akhirnya ia berziarah ke makam beliau, mengucap salam lantas berkata : “Bagaimana saya ini Kiai ? saya ingin sekali berguru kepada Kiai tapi sekarang Kiai sudah meninggal” Kemudian Mbah Kholil duduk di makam Kiai Abu Dzarrin selama 41 hari. Membaca Al-Quran dan bertawassul kepada ‘calon’ gurunya itu. Berkat ketulusan dan keikhlasannya, di hari terakhir beliau tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya ia bertemu dengan sosok lelaki berjubah putih yang mengenalkan dirinya sebagai Kiai Abu Dzarrin. Dalam mimpi itu Beliau mengajari Kiai Kholil beberapa kitab dalam Fan Nahwu. Ajaibnya, ketika bangun, maklumat-maklumat yang tadi ia dengar dari alam mimpi, masih melekat dalam ingatannya.! Konon kitab yang diajarkan Kiai Abu Dzarrin dalam mimpi Kiai Kholil itu adalah Jurumiah, Alfiah dan Imrithy. Sampai sekarang ‘kejadian’ ini masih tercatat di makam Syaikh Abu Dzarrin. Di kain kelambu makamnya tertulis : هذا قبر المرحوم الشيخ أبو ذر ولي الله نال العلم اللدني المرحوم شيخنا محمد خليل بن عبد اللطيف دمعان بنكلان ولي الله بسبب الاعتكاف في هذا المحل “Ini adalah makam Syaikh Abu Dzarrin waliyullah. Telah mendapat Ilmu ladunni Syaikhuna Kholil Bin Abdullathif Demangan Bangkalan Waliyullah karena ‘beri’tikaf’ di tempat ini. “ Tiba-tiba ada abang Wahhabi yang nyeletuk : “Ah itu kan Syaikh Buty sama Mbah Kholil ulama baru-baru ini, sedangkan ulama-ulama salaf gak ada yang melakukan itu. Berdoa di kuburan itu bid’ah.. syirik !” “Kamu sak ulama-ulamakmu itu apakah lebih salaf dibanding Imam Syafi’i ??” Buka Tarikh Baghdad juz 1 halaman 123, di situ tercatat pengakuan Imam Syafi’i : إني لأتبرك بأبي حنيفة و أجيء إلى قبره في كل يوم يعني زائرا فإذا عرضت لي حاجة صليت ركعتين و جئت إلى قبره و سألت الله تعالى الحاجة عنده فماتبعد عني حتى تقضى “Aku selalu ‘ngalap’ berkah dari Imam Hanafi dan berziarah ke Makamnya setiap hari. Setiap aku memiliki hajat aku sholat 2 raka’at lantas mendatangi makam Imam Hanafi dan berdoa kepada Allah disana. Tak berselang lama hajat itu dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala” Mari kita bertawassul dengan Barokah Mbah Kholil, Syaikh Buty, Syaikh Abu Dzarrin, Ibnu Athoillah dan poro ulama lainnya..Semoga hajat-hajat kita dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jihad AnnafsiJihad Annafsi
Biografi KH Kholil Bangkalan Madura © Hari Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M, Abdul Lathif seorang Kyai di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, ujung Barat Pulau Madura, Jawa Timur, merasakan kegembiraan yang teramat sangat. Karena hari itu, dari rahim istrinya lahir seorang anak laki-laki yang sehat, yang diberinya nama Muhammad Kholil, yang kelak akan terkenal dengan nama Mbah Kholil. KH. Abdul Lathif sangat berharap agar anaknya di kemudian hari menjadi pemimpin umat, sebagaimana nenek moyangnya. Seusai mengadzani telinga kanan dan mengiqamati telinga kiri sang bayi, KH. Abdul Lathif memohon kepada Allah agar Dia mengabulkan permohonannya. Mbah Kholil kecil berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH. Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kyai Hamim, anak dari Kyai Abdul Karim. Yang disebut terakhir ini adalah anak dari Kyai Muharram bin Kyai Asror Karomah bin Kyai Abdullah bin Sayyid Sulaiman. Sayyid Sulaiman adalah cucu Sunan Gunung Jati. Maka tak salah kalau KH. Abdul Lathif mendambakan anaknya kelak bisa mengikuti jejak Sunan Gunung Jati karena memang dia masih terhitung keturunannya. Oleh ayahnya, ia dididik dengan sangat ketat. Mbah Kholil kecil memang menunjukkan bakat yang istimewa, kehausannya akan ilmu, terutama ilmu Fiqh dan nahwu, sangat luar biasa. Bahkan ia sudah hafal dengan baik Nazham Alfiyah Ibnu Malik (seribu bait ilmu Nahwu) sejak usia muda. Untuk memenuhi harapan dan juga kehausannya mengenai ilmu Fiqh dan ilmu yang lainnya, maka orang tua Mbah Kholil kecil mengirimnya ke berbagai pesantren untuk menimba ilmu.
Munciq ZagyMunciq Zagy
Wisata Makam Muhammad Syaikhona Kholil Bangkalan merupakan tempat wisata yang harus anda kunjungi karena pesona keindahannya tidak ada duanya. Penduduk lokal daerah Bangkalan juga sangat ramah tamah terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Kota Bangkalan juga terkenal akan Wisata Makam Muhammad Syaikhona Kholil Bangkalan yang sangat menarik untu dikunjungi. Muhammad Syaikhona Kholil kecil berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH. Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kyai Hamim, anak dari Kyai Abdul Karim. Pada mulanya Beliau dididik dasar – dasar ilmu agama (akidah, syariah dan akhlak) oleh ayahnya sendiri, Kiai Abdul Latif. Syech Kholil atau Syaikhona Kholil memperdalam ilmu agama ke sejumlah pesantren di Bangkalan. Diantaranya Tuan Guru Dawuh di Desa Majaleh, Bangkalan yang terkenal metode pengajaran yang unik, dimana dalam memberi pelajarannya tidak harus menetap di pesantren. Kadang memberi pelajaran sambil berjalan mengelilingi Kota Bangkalan, kadang dibawah pohon, dipinggir sungai atau di atas bukit. Guru terakhir Syech Kholil atau Syaikhona Kholil adalah seorang ulama Mekkah yang tuna netra dan memiliki ketajaman batin , Syaikh Ali Rahbini. Oleh gurunya tersebut, Syech Kholil atau Syaikhona Kholildiminta pulang ke tanah kelahirannya untuk menyebar ilmu kepada umat. Ditempat ini para pengunjung akan mendapatkan pengetahuan sejarah, religi, dan sambil refresing.
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in East Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Kisah Mbah Kholil Bangkalan Mendapatkan Ilmu Laduni > Saat itu Mbah Kholil Bangkalan masih muda, masih semangat-semangatnya mengaji dan menuntut ilmu. Di masa itu ia mendengar ada seorang Kiai Alim di daerah Winongan, Pasuruan, Kiai Abu Dzarrin namanya. Tak menunggu lama, langsung saja ia menuju Pasuruan untuk berguru pada Sang kiai. Tak peduli meski harus menempuh jarak jauh yang tentunya membutuhkan waktu berhari-hari. Sesampainya di Winongan, ia disambut oleh kabar buruk, ternyata Kiai Abu Dzarrin sudah wafat beberapa hari sebelum kedatangannya. Mbah Kholil muda menangis.. Hancur sudah harapannya untuk menimba ilmu dari Kiai Abu Dzarrin. Akhirnya ia berziarah ke makam beliau, mengucap salam lantas berkata : “Bagaimana saya ini Kiai ? saya ingin sekali berguru kepada Kiai tapi sekarang Kiai sudah meninggal” Kemudian Mbah Kholil duduk di makam Kiai Abu Dzarrin selama 41 hari. Membaca Al-Quran dan bertawassul kepada ‘calon’ gurunya itu. Berkat ketulusan dan keikhlasannya, di hari terakhir beliau tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya ia bertemu dengan sosok lelaki berjubah putih yang mengenalkan dirinya sebagai Kiai Abu Dzarrin. Dalam mimpi itu Beliau mengajari Kiai Kholil beberapa kitab dalam Fan Nahwu. Ajaibnya, ketika bangun, maklumat-maklumat yang tadi ia dengar dari alam mimpi, masih melekat dalam ingatannya.! Konon kitab yang diajarkan Kiai Abu Dzarrin dalam mimpi Kiai Kholil itu adalah Jurumiah, Alfiah dan Imrithy. Sampai sekarang ‘kejadian’ ini masih tercatat di makam Syaikh Abu Dzarrin. Di kain kelambu makamnya tertulis : هذا قبر المرحوم الشيخ أبو ذر ولي الله نال العلم اللدني المرحوم شيخنا محمد خليل بن عبد اللطيف دمعان بنكلان ولي الله بسبب الاعتكاف في هذا المحل “Ini adalah makam Syaikh Abu Dzarrin waliyullah. Telah mendapat Ilmu ladunni Syaikhuna Kholil Bin Abdullathif Demangan Bangkalan Waliyullah karena ‘beri’tikaf’ di tempat ini. “ Tiba-tiba ada abang Wahhabi yang nyeletuk : “Ah itu kan Syaikh Buty sama Mbah Kholil ulama baru-baru ini, sedangkan ulama-ulama salaf gak ada yang melakukan itu. Berdoa di kuburan itu bid’ah.. syirik !” “Kamu sak ulama-ulamakmu itu apakah lebih salaf dibanding Imam Syafi’i ??” Buka Tarikh Baghdad juz 1 halaman 123, di situ tercatat pengakuan Imam Syafi’i : إني لأتبرك بأبي حنيفة و أجيء إلى قبره في كل يوم يعني زائرا فإذا عرضت لي حاجة صليت ركعتين و جئت إلى قبره و سألت الله تعالى الحاجة عنده فماتبعد عني حتى تقضى “Aku selalu ‘ngalap’ berkah dari Imam Hanafi dan berziarah ke Makamnya setiap hari. Setiap aku memiliki hajat aku sholat 2 raka’at lantas mendatangi makam Imam Hanafi dan berdoa kepada Allah disana. Tak berselang lama hajat itu dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala” Mari kita bertawassul dengan Barokah Mbah Kholil, Syaikh Buty, Syaikh Abu Dzarrin, Ibnu Athoillah dan poro ulama lainnya..Semoga hajat-hajat kita dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hanif Ashari

Hanif Ashari

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in East Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Biografi KH Kholil Bangkalan Madura © Hari Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M, Abdul Lathif seorang Kyai di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, ujung Barat Pulau Madura, Jawa Timur, merasakan kegembiraan yang teramat sangat. Karena hari itu, dari rahim istrinya lahir seorang anak laki-laki yang sehat, yang diberinya nama Muhammad Kholil, yang kelak akan terkenal dengan nama Mbah Kholil. KH. Abdul Lathif sangat berharap agar anaknya di kemudian hari menjadi pemimpin umat, sebagaimana nenek moyangnya. Seusai mengadzani telinga kanan dan mengiqamati telinga kiri sang bayi, KH. Abdul Lathif memohon kepada Allah agar Dia mengabulkan permohonannya. Mbah Kholil kecil berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH. Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kyai Hamim, anak dari Kyai Abdul Karim. Yang disebut terakhir ini adalah anak dari Kyai Muharram bin Kyai Asror Karomah bin Kyai Abdullah bin Sayyid Sulaiman. Sayyid Sulaiman adalah cucu Sunan Gunung Jati. Maka tak salah kalau KH. Abdul Lathif mendambakan anaknya kelak bisa mengikuti jejak Sunan Gunung Jati karena memang dia masih terhitung keturunannya. Oleh ayahnya, ia dididik dengan sangat ketat. Mbah Kholil kecil memang menunjukkan bakat yang istimewa, kehausannya akan ilmu, terutama ilmu Fiqh dan nahwu, sangat luar biasa. Bahkan ia sudah hafal dengan baik Nazham Alfiyah Ibnu Malik (seribu bait ilmu Nahwu) sejak usia muda. Untuk memenuhi harapan dan juga kehausannya mengenai ilmu Fiqh dan ilmu yang lainnya, maka orang tua Mbah Kholil kecil mengirimnya ke berbagai pesantren untuk menimba ilmu.
Jihad Annafsi

Jihad Annafsi

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in East Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Wisata Makam Muhammad Syaikhona Kholil Bangkalan merupakan tempat wisata yang harus anda kunjungi karena pesona keindahannya tidak ada duanya. Penduduk lokal daerah Bangkalan juga sangat ramah tamah terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Kota Bangkalan juga terkenal akan Wisata Makam Muhammad Syaikhona Kholil Bangkalan yang sangat menarik untu dikunjungi. Muhammad Syaikhona Kholil kecil berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH. Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kyai Hamim, anak dari Kyai Abdul Karim. Pada mulanya Beliau dididik dasar – dasar ilmu agama (akidah, syariah dan akhlak) oleh ayahnya sendiri, Kiai Abdul Latif. Syech Kholil atau Syaikhona Kholil memperdalam ilmu agama ke sejumlah pesantren di Bangkalan. Diantaranya Tuan Guru Dawuh di Desa Majaleh, Bangkalan yang terkenal metode pengajaran yang unik, dimana dalam memberi pelajarannya tidak harus menetap di pesantren. Kadang memberi pelajaran sambil berjalan mengelilingi Kota Bangkalan, kadang dibawah pohon, dipinggir sungai atau di atas bukit. Guru terakhir Syech Kholil atau Syaikhona Kholil adalah seorang ulama Mekkah yang tuna netra dan memiliki ketajaman batin , Syaikh Ali Rahbini. Oleh gurunya tersebut, Syech Kholil atau Syaikhona Kholildiminta pulang ke tanah kelahirannya untuk menyebar ilmu kepada umat. Ditempat ini para pengunjung akan mendapatkan pengetahuan sejarah, religi, dan sambil refresing.
Munciq Zagy

Munciq Zagy

See more posts
See more posts

Reviews of MAKAM SYAIKHONA KHOLIL BANGKALAN

4.8
(1,176)
avatar
5.0
39w



Home

Berita

Sepakbola

Hukum & Kriminal

Budaya

Wisata

Kuliner

Bisnis

Jatim Moncer

Foto

Video

Indeks



detikJatimWisata

Makam Syaikhona Kholil Bangkalan: Sejarah, Harga Tiket, dan Jam Bukanya

Rindang Krisnawati - detikJatim

Senin, 11 Sep 2023 20:15 WIB

BAGIKAN

Komentar

Foto: Kamaluddin

Wisata religi menjadi pilihan bagi sebagian orang yang memiliki ketertarikan dengan agama. Wisata religi bisa diartikan sebagai kegiatan wisata yang memiliki tujuan untuk melakukan kegiatan keagamaan. Di Indonesia sendiri, ada beberapa wisata religi yang terkenal seperti mengunjungi makam para Sunan, masjid-masjid, dan tempat berziarah lainnya. Beberapa wisata religi yang menarik ada di Jawa Timur seperti Makam Syaikhona Kholil.

Makam Syaikhona Kholil yang ada di Bangkalan, Madura. Makam ini menjadi salah satu destinasi wisata religi yang tidak pernah sepi pengunjung. Kira-kira bagaimana ya sejarahnya? Lalu berapa tarif yang dikenakan untuk mengunjungi makam ini? Yuk simak artikel ini agar kamu tahu lebih jelas mengenai Makam Syaikhona Kholil.

Sejarah Makam Syaikhona Kholil Bangkalan

Syaikhona Muhammad Kholil merupakan salah satu ulama besar yang berasal dari Bangkalan, Madura. Beliau lahir pada tanggal 25 Mei tahun 1835. Tanggal beliau lahir ini bertepatan dengan 9 Shafar 1252 Hijriah. Syaikhona mendapatkan gelar ini karena beliau dianggap memiliki derajat ilmu yang tinggi. Syaikhona Kholil memiliki murid berjumlah ratusan, yang diantaranya ada ulama-ulama besar dari Nahdlatul Ulama. Nah murid-muridnya di antara lain:

KH. Hasyim Asyari.

KH. Abdurrahman Wahid (Kakek Presiden keempat).

KH. As'ad Syamsul Arifin.

Syaikhona Kholil merupakan anak dari KH. Abdul Lathif yang masih memiliki hubungan dengan Sunan Gunung Jati. Abdul Lathif merupakan anak dari seorang Kyai yang bernama Hamim, keturunan dari Kiai Abdul Karim. Dari sini bisa disimpulkan, bahwa Syaikhona Kholil berasal dari keluarga ulama. Karena latar belakang keluarganya ini, Syaikhona Kholil sangat tertarik untuk mempelajari ilmu agama lebih dalam. Saat kecil, Syaikhona Kholil mampu menghafal seribu bait dari nadzom Alfiyah Ibnu Malik.

Dilansir melalui Darul Amanah, Syaikhona Kholil menimba ilmu tentang keagamaan melalui pesantren dan jazirah Arab. Selama hidupnya, Syaikhona Kholil berguru kepada Tuan Guru Agung atau yang dikenal dengan Bhujuk Agung. Selama menimba ilmu, beliau tidak hanya diberi pelajaran secara teori, maupun secara praktek juga.

Pesantren yang ada di Bangkalan dikenal dengan metode pembelajaran yang unik. Karena tidak perlu selalu dilakukan di pesantren. Pembelajaran mengenai agama bisa dilakukan saat sedang berjalan mengelilingi kota, saat sedang bersantai di bawah pohon, ataupun di pinggir sungai. Syaikhona Kholil hingga saat ini sering disebut sebagai bapak pesantren Indonesia.

Beliau wafat pada tahun 1925 saat berusia 106 tahun yang bertepatan dengan 29 Ramadhan 1341 Hijriah. Lokasi makamnya terletak di Desa Martajasah, kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Di lokasi makam Syaikhona Kholil terdapat sebuah masjid yang sengaja dibangun untuk simbol penghormatan kepada beliau. Masjid ini pada awalnya merupakan sebuah pesantren yang kemudian dibangun menjadi lebih besar lagi karena banyaknya peziarah. Masjid ini memiliki gaya arsitektur yang indah. Terdapat banyak sekali ornamen kaligrafi dengan sentuhan emas yang menghiasi dinding masjid ini.

Daya Tarik

Tak heran rasanya jika Makam Syaikhona Kholil tidak pernah sepi pengunjung. Pasalnya, makam ini memiliki daya tariknya sendiri. Seperti:

Terdapat makam ayah dari Syaikhona Kholil yakni Abdul Latif.

Terdapat makam anggota keraton.

Terdapat makam Waliyullah.

Terdapat sumur tua yang dipercaya dapat mendatangkan rezeki besar apabila kita melempar koin ke dalamnya.

Terdapat Masjid Syaikhona Muhammad Kholil yang memiliki arsitektur indah dengan plafon yang mengikuti bentuk kubah.

Fasilitas

Fasilitas yang ada pada Makam Syaikhona Kholil ini cukup banyak yakni seperti:

Kamar mandi.

Masjid sebagai tempat beribadah.

Bangku istirahat untuk bergantian saat...

   Read more
avatar
5.0
1y

Kisah Mbah Kholil Bangkalan Mendapatkan Ilmu Laduni

Saat itu Mbah Kholil Bangkalan masih muda, masih semangat-semangatnya mengaji dan menuntut ilmu. Di masa itu ia mendengar ada seorang Kiai Alim di daerah Winongan, Pasuruan, Kiai Abu Dzarrin namanya.

Tak menunggu lama, langsung saja ia menuju Pasuruan untuk berguru pada Sang kiai. Tak peduli meski harus menempuh jarak jauh yang tentunya membutuhkan waktu berhari-hari.

Sesampainya di Winongan, ia disambut oleh kabar buruk, ternyata Kiai Abu Dzarrin sudah wafat beberapa hari sebelum kedatangannya. Mbah Kholil muda menangis.. Hancur sudah harapannya untuk menimba ilmu dari Kiai Abu Dzarrin.

Akhirnya ia berziarah ke makam beliau, mengucap salam lantas berkata :

“Bagaimana saya ini Kiai ? saya ingin sekali berguru kepada Kiai tapi sekarang Kiai sudah meninggal”

Kemudian Mbah Kholil duduk di makam Kiai Abu Dzarrin selama 41 hari. Membaca Al-Quran dan bertawassul kepada ‘calon’ gurunya itu.

Berkat ketulusan dan keikhlasannya, di hari terakhir beliau tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya ia bertemu dengan sosok lelaki berjubah putih yang mengenalkan dirinya sebagai Kiai Abu Dzarrin. Dalam mimpi itu Beliau mengajari Kiai Kholil beberapa kitab dalam Fan Nahwu. Ajaibnya, ketika bangun, maklumat-maklumat yang tadi ia dengar dari alam mimpi, masih melekat dalam ingatannya.! Konon kitab yang diajarkan Kiai Abu Dzarrin dalam mimpi Kiai Kholil itu adalah Jurumiah, Alfiah dan Imrithy.

Sampai sekarang ‘kejadian’ ini masih tercatat di makam Syaikh Abu Dzarrin. Di kain kelambu makamnya tertulis :

هذا قبر المرحوم الشيخ أبو ذر ولي الله نال العلم اللدني المرحوم شيخنا محمد خليل بن عبد اللطيف دمعان بنكلان ولي الله بسبب الاعتكاف في هذا المحل “Ini adalah makam Syaikh Abu Dzarrin waliyullah. Telah mendapat Ilmu ladunni Syaikhuna Kholil Bin Abdullathif Demangan Bangkalan Waliyullah karena ‘beri’tikaf’ di tempat ini. “

Tiba-tiba ada abang Wahhabi yang nyeletuk :

“Ah itu kan Syaikh Buty sama Mbah Kholil ulama baru-baru ini, sedangkan ulama-ulama salaf gak ada yang melakukan itu. Berdoa di kuburan itu bid’ah.. syirik !”

“Kamu sak ulama-ulamakmu itu apakah lebih salaf dibanding Imam Syafi’i ??”

Buka Tarikh Baghdad juz 1 halaman 123, di situ tercatat pengakuan Imam Syafi’i :

إني لأتبرك بأبي حنيفة و أجيء إلى قبره في كل يوم يعني زائرا فإذا عرضت لي حاجة صليت ركعتين و جئت إلى قبره و سألت الله تعالى الحاجة عنده فماتبعد عني حتى تقضى

“Aku selalu ‘ngalap’ berkah dari Imam Hanafi dan berziarah ke Makamnya setiap hari. Setiap aku memiliki hajat aku sholat 2 raka’at lantas mendatangi makam Imam Hanafi dan berdoa kepada Allah disana. Tak berselang lama hajat itu dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala”

Mari kita bertawassul dengan Barokah Mbah Kholil, Syaikh Buty, Syaikh Abu Dzarrin, Ibnu Athoillah dan poro ulama lainnya..Semoga hajat-hajat kita dimudahkan oleh Allah...

   Read more
avatar
5.0
7y

Syekh Kholil al-Bangkalani berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kiai Hamim, putra dari Kiai Abdul Karim bin Kiai Muharram bin Kiai Asror Karomah bin Kiai Abdullah bin Sayyid Sulaiman. Sayyid Sulaiman inilah yang merupakan cucu dari Sunan Gunung Jati dari pihak ibu.[4]

Pada usia 24 tahun, Syekh Kholil menikahi Nyai Asyik, putri Lodra Putih

Syekh Kholil dididik dengan sangat ketat oleh ayahnya. Mbah Kholil kecil memiliki keistimewaan yang haus akan ilmu, terutama ilmu Fiqh dan nahwu. Bahkan ia sudah hafal dengan baik 1002 bait nadzam Alfiyah Ibnu Malik sejak usia muda.

Setelah dididik, orang tua Mbah Kholil kecil kemudian mengirimnya ke berbagai pesantren untuk menimba ilmu. Mengawali pengembaraannya, Mbah Kholil muda belajar kepada Kiai Muhammad Nur di Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Dari Langitan ia pindah ke Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Kemudian ke Pondok Pesantren Keboncandi. Selama belajar di Pondok Pesantren ini beliau belajar pula kepada Kiai Nur Hasan yang menetap di Pondok Pesantren Sidogiri, 7 kilometer dari Keboncandi. Di setiap perjalanannya dari Keboncandi ke Sidogiri, ia tak pernah lupa membaca Surat Yasin.

Sewaktu menjadi santri, Mbah Kholil telah menghafal beberapa matan, seperti Matan Alfiyah Ibnu Malik. Disamping itu ia juga merupakan seorang Hafidz Al-Quran dan mampu membaca Al-Qur’an dalam Qira'at Sab'ah.

Saat usianya mencapai 24 tahun setelah menikah, Mbah Kholil memutuskan untuk pergi ke Makkah. Utuk ongkos pelayaran bisa ia tutupi dari hasil tabungannya selama nyantri di Banyuwangi, sedangkan untuk makan selama pelayaran, konon Mbah Kholil berpuasa. Hal tersebut dilakukannya bukan dalam rangka menghemat uang, akan tetapi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah agar perjalanannya selamat.

Sesuai namanya, kitab Al-Matnus Syarif al-Mulaqqab bi Fat-hil Latif ini merupakan kitab matan (inti) yang berbicara mengenai fundamen dasar hukum Islam (ilmu fiqih). Yang menarik dari kitab setebal 52 halaman ini, adalah bukan hanya karena kemasyhuran penulisnya, melainkan kitab ini telah menampilkan landscape keilmuan yang selama ini terkesan rumit, menjadi demikian lugas dan...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next