Masjid Dr. H. Moeldoko berdiri tegak dan megah di dalam kompleks Islamic Center Jombang. Hingga kini, banyak orang yang tertarik untuk mengunjungi dan menggunakannya sebagai tempat ibadah. Masjid ini dilengkapi banyak fasilitas sosial, di antaranya gedung serbaguna, gedung TK Dharma Wanita, TPA/TPQ, panti asuhan, madrasah diniyah Dr. Moeldoko, serta rumah toko (ruko) yang digunakan sebagai unit usaha penjualan oleh-oleh khas Jombang.
Masjid Moeldoko dibangun oleh Jenderal Moeldoko saat berstatus panglima TNI. Peletakan batu pertama dilangsungkan pada 5 Oktober 2014 dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 2016. Adapun untuk lokasi, masjid ini berlokasi di Jl. Raya Kayen, Gondang Manis, Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Kabupaten Jombang.
Wilayah berdirinya masjid miliki sejarah penting bagi Moeldoko
Masjid tersebut menjadi bagian dari komplek Islamic Center Jombang yang dibangun Moeldoko. Moeldoko mengungkapkan, selain dekat dengan Jombang, lokasi Islamic Centre sengaja dipilih di kawasan Bandar Kedungmulyo sebab jaraknya dekat dengan Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri.
Kecamatan Purwoasri, Kediri, dan Jombang bagi mantan panglima TNI ini memang menyimpan sejarah tersendiri. Moeldoko lahir di Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri. Sedangkan Jombang merupakan tempat Moeldoko menjalani masa mudanya. Dia pernah bersekolah di SMPP Jombang (sekarang SMA Negeri 2 Jombang).
Moeldoko sempat menjelaskan beberapa tahun silam saat acara peletakan batu pertama, pembangunan masjid ini dilakukan semata-mata sebagai bentuk pengabdian untuk daerah asalnya. Ia berpikir masjid tersebut dapat digunakan sebagai tempat ibadah masyarakat Jombang dan Kediri yang mondar-mandir.
Moeldoko juga memiliki harapan lain, masjid yang dibangun di atas lahan dengan luas sekitar 3.260 meter persegi tersebut tidak hanya menjadi tempat beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai penggerak perekonomian masyarakat di sekitar masjid. Sebab itulah komplek islamic center juga dilengkapi pertokoan di sekitar masjidnya.
Terinspirasi dari perjalanan spiritualnya di Turki
Arsitektur masjid ini terinspirasi saat mantan panglima TNI itu melangsungkan perjalanan spiritualnya ke puncak peradaban Islam, yakni Masjid Biru di Istambul, Turki. Inspirasi lainnya datang dari kemegahan Masjid Ar Rayyan, Kebon Sirih, Jakarta. Itulah yang membuat Moeldoko membulatkan tekadnya untuk merealisasikan cita-citanya membangun masjid.
Masjid Moeldoko yang sanggup menampung sekitar 1.500 jamaah itu berukuran 30X30 meter persegi. Sedangkan untuk lahannya seluas 6.685 meter persegi. Menurut Moeldoko, seluruh aset masjid tersebut dikelola oleh Pemkab Jombang, kecuali panti asuhan. Moeldoko berniat untuk tetap menangani panti asuhan tersebut dan menyekolahkan “anak-anaknya” hingga perguruan tinggi.
Cerita di balik pembangunan masjid
Bupati Jombang saat itu, Nyono Suharli Wihandoko juga mengungkapkan rasa syukurnya atas pembangunan pusat keislaman tersebut. Ia berterima kasih kepada Jenderal (Purn) TNI Moeldoko karena telah memilih Kabupaten Jombang sebagai lokasi berdirinya Islamic Centre.
Ada cerita yang cukup mengesankan di balik pembangunan masjid tersebut. Saat itu, pelaksanaan pembangunan masjid tersebut dipimpin oleh Istu Hari, salah seorang purnawirawan yang pernah menjabat Gubernur Akmil 2012-2013. Menurutnya, masjid dibangun dengan dana pribadi Moeldoko sepenuhnya. Komplek masjid juga dihiasi dengan taman dan kolam ikan.
Pada tanggal 30 Agustus 2014, Istu diminta datang ke rumah dinas Moeldoko. Saat itu, dia ditemui juniornya dan diajak berdiskusi mengenai niat dan cita-cita Moeldoko mendirikan masjid.
“Membangun masjid adalah cita-cita beliau saat sering mondar-mandir Kediri-Jombang ketika menempuh pendidikan,” jelas Istu yang kini tercatat sebagai Anggota DPRD Jawa Timur Fraksi Golkar periode 2019—2024 itu.
Namun, Istu mengaku sempat kebingungan karena belum pernah memimpin pembangunan masjid. Meskipun sudah ditunjuk menjadi ketua pelaksana, Istu mengaku belum mendapatkan gambaran.
Namun, Istu tak patah arang. Baginya, perintah Moeldoko merupakan kewajiban yang...
Read moreDemikian UMP"Masjid Dr. H Moeldoko Akhirnya Diresmikan"
Masjid Dr.H Moeldoko yang dibangun atas prakarsa Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Moeldoko akhirnya diresmikan penggunaanya. Masjid mewah bergaya Turki yang berada di tepi Jalan Raya Kayen, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, diresmikan, Rabu (1/6/2016). Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Dr.H Moeldoko yang didampingi istri tercinta serta Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko dan Ketua DPRD Jatim H.A.Halim Iskandar bersama jajaran Forpimda Jombang. “Masjid ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya yang telah membesarkan saya hingga sampai seperti ini. Selain itu Masjid ini saya persembahkan untuk bangsa dan negara,”tutur H.Moeldoko usai peresmian masjid. Selain masjid, di kawasan islamic center tersebut juga terdapat gedung Islamic Centre, rumah untuk menampung anak anak yatim, bangunan sekolah serta pusat oleh-oleh. Karena masjid mewah itu memang diproyeksikan sebagai tempat wisata religi. Didepan bangunan masjid, tepatnya di pintu masuk area masuk masjid juga terdapat prasasti yang ditulis oleh H. Moeldoko. Diceritakan H.Moeldoko, Arsitektur masjid terinspirasi ketika beliau melakukan perjalanan spiritual dan berkunjung ke puncak peradaban Islam, yaitu Masjid Biru di Istambul, Turki. Selain itu, kemegahan Masjid Ar Rayyan, Kebon Sirih, Jakarta, juga semakin membulatkan niat Moeldoko untuk segera merealisasikan cita-citanya membangun masjid. Dan tepat pada tanggal 5 Oktober 2014 Peletakan batu pertama pembangunan masjid dilakukan. Sementara ,Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko mengaku bangga sekaligus bersyukur dengan dibangunnya masjid yang lokasinya memang sangat strategis tersebut. "Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Moeldoko yang telah memberikan dedikasi kepada masyarakat Jombang. Masjid ini lokasinya cukup representatif, karena lahannya cukup luas, yakni 3.260 meter persegi," ujar Bupati Jombang Nyono...
Read moreMasjid megah yang cocok untuk istirahat Berikut ulasan saya dari beberapa segi untuk masjid cantik satu ini
ARSITEKTUR Dari luar, masjid ini sangat eye catching. Arsitekturnya sangat megah, dengan desain perpaduan antara modern dengan ketimuran. Ditambah lagi letaknya yang berada tepat di depan exit tol. Namun, sayang, desain interior masjid ini tidak sebagus luarnya. Ruangan shalat cenderung hambar, hanya ada warna cream, tidak ada kombinasi warna lain. Model granit pada dinding cenderung memberi kesan bahwa bangunan masjid ini tua. Beruntung interior kubahnya bagus, bisa mengurangi kesan hambar
KEBERSIHAN Kebersihan ruang shalat lantai satu cukup bagus, lantai tidak berdebu. Lingkungan sekitar masjid juga cukup bersih. Namun, toiletnya agak kotor. Wastafel berkerak. Dan pemilihan toilet berwarna biru di ruangan yang mayoritas berwarna cream menambah kesan kotor & tidak nyaman.
AKSES & TEMPAT PARKIR Akses menuju lokasi masjid ini sangatlah mudah, karena tepat berada di tepi jalan raya utama dan pertigaan exit tol bandar. Yang susah, bahkan sangat buruk dari akses masjid ini adalah aksesnya menuju ruang shalat. Tangga di bagian timur terlalu ekstrim. Tangga di barat juga kalau siang bisa untuk masak telor dadar dan memanggang kaki! Untuk tempat parkirnya sendiri cukup luas, bus bisa masuk. Tapi kalau siang hari gersang & panas karena minim pepohonan.
KERAMAHAN TERHADAP DIFABEL DAN LANSIA. Saya belum pernah memasukkan kategori ini pada ulasan² saya lainnya. Namun, masjid ini perlu perhatian khusus. MASJID INI TIDAK RAMAH DIFABEL DAN LANSIA. Akses menuji ruangan shalat hanya berupa anak tangga, tidak ada lift / tangga yang dibuat rata. Tidak ada akses khusus kursi roda, termasuk di...
Read more