Scam Scam Scam
Creepy place
My friend and I planned to visit this place without planning earlier.
When we arrived, we need to pay for the entrance fee ~IDR 25K for 2 people. Then we were asked to pat for IDR10K for parking. 2 old men volunteer to usher us to the car park. We didnt ask. But we know the tricks. We thought of giving them some tips. But the refused and tell us let them be our tour guide. I said we were there was to take pictures and cruise around. We even let them know we are student and dont have much money to pay for their guides. They say its okay. They didnt need money and they were sincere to guide us. Then we said okay.
We walked up the hill to the ‘Temple’. When we were almost to the gate of the temple, we were asked to buy 2 bucket of flowers. Each cost IDR5k. face palm. We bought the flowers. The hill was full of residences and no other tourists when we were there. So, we didnt want to create troubles by not buying the flowers.
Then, they brought us up into the temple area. Asked us to clean ourselves by washing our hands, face and feet. We followed what were asked to us to respect their belief.
When we were about to enter the temple, the guardian of the temple showed us the paper packets we need to offer to the dead. It was a small packets and it comes in two. They asked us to buy 2 sets for every of us. They sell this for IDR700k or USD $50. Very expensive for something im not sure what was inside the packets. I refused to buy gently. But i can see the guardian showed funny face.
Then we went inside with only flowers to offer. I dont like to be inside the temple. Very creepy.
Then once the ritual has ended, we were offered to bring back spelled packets which we were asked to drink with once we are back at home. I refused politely again as this thing are oppose to my religion beliefs.
We were scared, we asked to go back to our car. We dont want to continue the trip. But the 2 old guys asked us to pay for the guardian and themselves. Seriously, we dont bring a lot of money. Just enough for our car’s petrol. But i gave IDR10K to the old guys. That was what i have left. But they said it was not enough. To be fair, they offered me a free tour at first. And we were planning to cruise around and take pictures. Not planning to get a tour at all.
If i were to pay everything they requested, i would have ended up paying ~IDR800k...
Read moreCeritra lain Gunung Kawi
Gunung Kawi adalah gunung bertipe stratovolcano yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia. memiliki ketinggian 2551 mdpl. Di sekitaran Gunung Kawi kita tidak akan menemukan suasana gunung yang sepi, Di sepanjang jalan kita akan menemui banguna n dengan arsitektur khas Tiongkok . Namun di sisi lain, motif para pengunjung yang datang ke pesarean ini pun sangat beragam pula. Ada yang hanya sekedar berwisata, mendoakan leluhur, melakukan penelitian ilmiah, dan yang paling umum adalah kunjungan ziarah untuk memanjatkan doa agar keinginan lekas terkabul.
Lokasi pembukaan hutan di Gunung Kawi bermula ketika Pangeran Diponegoro tertangkap pada tahun 1830. Salah satu pengikutnya, yaitu Kyai Zakaria II yang dikenal sebagai penasihat spiritual Pangeran Diponegoro melarikan diri ke wilayah Jawa Timur dan mengganti namanya menjadi Eyang Sujugo atau Eyang Jugo. Kepada muridnya yang bernama RM. Iman Sujono (Eyang Sujo) yang tak lain adalah senopati Pangeran Diponegoro, Eyang Jugo memerintahkan untuk membuka hutan di sebelah selatan Gunung Kawi. Eyang Jugo pun berwasiat bahwa dirinya ingin dimakamkan di tempat tersebut.
Awalnya makam Eyang Jugo di Gunung Kawi tidak dikenal sebagai tempat pesugihan hingga datangnya sosok pria dari daratan Cina bernama Tamyang. Dikisahkan, Eyang Jugo pernah melakukan perjalanan ke daratan Cina. Suatu ketika, dia bertemu dengan seorang perempuan hamil yang kehilangan suaminya. Lalu Eyang Jugo membantu ekonomi janda yang hidup dalam kemiskinan ini. Sesuatu yang sudah menjadi tabiat Eyang Jugo dalam membantu sesama. Ketika Eyang Jugo hendak kembali ke Pulau Jawa, dia berpesan kepada janda itu agar jika anaknya sudah besar kelak disuruh datang ke Gunung Kawi di Pulau Jawa. Anak dari janda miskin inilah yang diberi nama: Tamyang.
Pada era tahun 40-an, datanglah Tamyang ke Gunung Kawi. Tentu saja dia hanya melihat makam Eyang Jugo, sebab Eyang Jugo sudah wafat beberapa tahun sebelumnya. Tamyang ingin membalas jasa Eyang Jugo yang telah berbuat baik kepada ibunya di daratan Cina. Itulah sebabnya, dia merawat makam itu dengan baik. Pria Cina yang biasa berpakaian hitam-hitam mirip pendekar silat ini merawat makam Eyang Jugo dan membangun tempat berdoa dengan gaya Cina. Sejak itulah, peziarah semakin ramai mengunjungi Gunung Kawi. Tetapi anehnya dengan tujuan mencari pesugihan dan bukan belajar bagaimana menjadi orang bijak seperti Eyang Jugo.
Eyang Jugo meninggal tahun 1871, dan menyusul Eyang Iman Sujo tahun 1876, para murid dan pengikutnya tetap menghormatinya. Setiap tahun, para keturunan, pengikut dan juga para peziarah lain datang ke makam mereka melakukan peringatan. Setiap malam Jumat Legi, malam meninggalnya Eyang Jugo, dan juga peringatan wafatnya Eyang Sujo etiap tanggal 1 bulan Suro (muharram), di tempat ini selalu diadakan perayaan tahlil akbar dan upacara ritual lainnya.
Ketika mendengar ungkapan Gunung Kawi maka yang terlintas di benak Anda pasti adalah mitos pesugihan di gunung tersebut. Entah kepercayaan tersebut benar adanya atau tidak hal itu tergantung Anda sendiri bagaimana menyikapinya.
Di sini juga ada ada sejumlah pentilasan atau tempat untuk berdoa dan memohon berkat atas kesuksesan jodoh, usaha dan hal-hal lainnya. Selain itu, ada pula tempat pemujaan untuk dikunjungi di kawasan ini yaitu pohon beringin berakar lia yang sudah tua dan makam Raden Ayu Tunggal Wati dan Eyang Jayadi yang merupakan keturunan raja Keddiri 1221 M. Wisata pesarean di Gunung Kawi Malang ini terletak dilereng gunung yang ketinggiannya berada pada 800 mdpl.
Biaya Tiket Masuk Gunung Kawi: Rp. 3.000,- Gunung Kawi dapat ditempuh dari Kota Malang selama hampir 2 jam perjalanan, melewati Kota Kepanjen Kabupaten Malang. Dari sini, banyak petunjuk jalan menuju arah Gunung Kawi Sesampainya disana, ada tulisan “Lokasi Wisata Ritual Pesarehan Gunung Kawi”. Untuk mencapai lokasi tujuan, Anda harus jalan kaki kira-kira 150-200 meter.
Mohon maaf jika ada penuturan yang...
Read moreLong stair with a lot of food stall and merchandise store on the side make you forgot your tiredness, before you reach the tomb you will meet temple showing how Indonesia can harmonize amny diffrent religions. The temple above restricted visitor whom wearing short, sarung is provided in office on the right. Please restrain your self to not take any picture in pilgrimage area, because it considered not respecting the tomb. Behind the tom there is short donwward stair to river below and great pecel stall which has been there for decades, the seller is second or third generation. Be sure to have a taste, but beware of accending stair in...
Read more