HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Pesarean Gunung Kawi — Attraction in East Java

Name
Pesarean Gunung Kawi
Description
Nearby attractions
Nearby restaurants
Nearby hotels
Hotel Kawi Surapatha
Haman 02, Gunung Kawi, Jl. Nailun Hamam, Sumbersari, Wonosari, Kec. Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65164, Indonesia
Related posts
Keywords
Pesarean Gunung Kawi tourism.Pesarean Gunung Kawi hotels.Pesarean Gunung Kawi bed and breakfast. flights to Pesarean Gunung Kawi.Pesarean Gunung Kawi attractions.Pesarean Gunung Kawi restaurants.Pesarean Gunung Kawi travel.Pesarean Gunung Kawi travel guide.Pesarean Gunung Kawi travel blog.Pesarean Gunung Kawi pictures.Pesarean Gunung Kawi photos.Pesarean Gunung Kawi travel tips.Pesarean Gunung Kawi maps.Pesarean Gunung Kawi things to do.
Pesarean Gunung Kawi things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Pesarean Gunung Kawi
IndonesiaEast JavaPesarean Gunung Kawi

Basic Info

Pesarean Gunung Kawi

Jl. Pesarean, RT.9/RW.05, Sumbersari, Wonosari, Kec. Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65164, Indonesia
4.5(1.6K)
Closed
Save
spot

Ratings & Description

Info

Cultural
Outdoor
Family friendly
attractions: , restaurants:
logoLearn more insights from Wanderboat AI.
Phone
+62 877-5568-4239
Website
pesareangunungkawiid.wixsite.com
Open hoursSee all hours
Wed7:30 - 10:30 AM, 1:30 - 3:30 PM, 7:30 - 9:30 PMClosed

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in East Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in East Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in East Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Things to do nearby

Bitget Meets Kota Malang
Bitget Meets Kota Malang
Sun, Dec 14 • 11:00 AM
ADA APA DENGAN KOPI - AADK TLOGOMAS, Jalan Raya, Ngelo, Tlogomas, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65144, Indonesia
View details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Pesarean Gunung Kawi

4.5
(1,582)
avatar
1.0
6y

Scam Scam Scam

Creepy place

My friend and I planned to visit this place without planning earlier.

When we arrived, we need to pay for the entrance fee ~IDR 25K for 2 people. Then we were asked to pat for IDR10K for parking. 2 old men volunteer to usher us to the car park. We didnt ask. But we know the tricks. We thought of giving them some tips. But the refused and tell us let them be our tour guide. I said we were there was to take pictures and cruise around. We even let them know we are student and dont have much money to pay for their guides. They say its okay. They didnt need money and they were sincere to guide us. Then we said okay.

We walked up the hill to the ‘Temple’. When we were almost to the gate of the temple, we were asked to buy 2 bucket of flowers. Each cost IDR5k. face palm. We bought the flowers. The hill was full of residences and no other tourists when we were there. So, we didnt want to create troubles by not buying the flowers.

Then, they brought us up into the temple area. Asked us to clean ourselves by washing our hands, face and feet. We followed what were asked to us to respect their belief.

When we were about to enter the temple, the guardian of the temple showed us the paper packets we need to offer to the dead. It was a small packets and it comes in two. They asked us to buy 2 sets for every of us. They sell this for IDR700k or USD $50. Very expensive for something im not sure what was inside the packets. I refused to buy gently. But i can see the guardian showed funny face.

Then we went inside with only flowers to offer. I dont like to be inside the temple. Very creepy.

Then once the ritual has ended, we were offered to bring back spelled packets which we were asked to drink with once we are back at home. I refused politely again as this thing are oppose to my religion beliefs.

We were scared, we asked to go back to our car. We dont want to continue the trip. But the 2 old guys asked us to pay for the guardian and themselves. Seriously, we dont bring a lot of money. Just enough for our car’s petrol. But i gave IDR10K to the old guys. That was what i have left. But they said it was not enough. To be fair, they offered me a free tour at first. And we were planning to cruise around and take pictures. Not planning to get a tour at all.

If i were to pay everything they requested, i would have ended up paying ~IDR800k...

   Read more
avatar
4.0
5y

Ceritra lain Gunung Kawi

Gunung Kawi adalah gunung bertipe stratovolcano yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia. memiliki ketinggian 2551 mdpl. Di sekitaran Gunung Kawi kita tidak akan menemukan suasana gunung yang sepi, Di sepanjang jalan kita akan menemui banguna n dengan arsitektur khas Tiongkok . Namun di sisi lain, motif para pengunjung yang datang ke pesarean ini pun sangat beragam pula. Ada yang hanya sekedar berwisata, mendoakan leluhur, melakukan penelitian ilmiah, dan yang paling umum adalah kunjungan ziarah untuk memanjatkan doa agar keinginan lekas terkabul.

Lokasi pembukaan hutan di Gunung Kawi bermula ketika Pangeran Diponegoro tertangkap pada tahun 1830. Salah satu pengikutnya, yaitu Kyai Zakaria II yang dikenal sebagai penasihat spiritual Pangeran Diponegoro melarikan diri ke wilayah Jawa Timur dan mengganti namanya menjadi Eyang Sujugo atau Eyang Jugo. Kepada muridnya yang bernama RM. Iman Sujono (Eyang Sujo) yang tak lain adalah senopati Pangeran Diponegoro, Eyang Jugo memerintahkan untuk membuka hutan di sebelah selatan Gunung Kawi. Eyang Jugo pun berwasiat bahwa dirinya ingin dimakamkan di tempat tersebut.

Awalnya makam Eyang Jugo di Gunung Kawi tidak dikenal sebagai tempat pesugihan hingga datangnya sosok pria dari daratan Cina bernama Tamyang. Dikisahkan, Eyang Jugo pernah melakukan perjalanan ke daratan Cina. Suatu ketika, dia bertemu dengan seorang perempuan hamil yang kehilangan suaminya. Lalu Eyang Jugo membantu ekonomi janda yang hidup dalam kemiskinan ini. Sesuatu yang sudah menjadi tabiat Eyang Jugo dalam membantu sesama. Ketika Eyang Jugo hendak kembali ke Pulau Jawa, dia berpesan kepada janda itu agar jika anaknya sudah besar kelak disuruh datang ke Gunung Kawi di Pulau Jawa. Anak dari janda miskin inilah yang diberi nama: Tamyang.

Pada era tahun 40-an, datanglah Tamyang ke Gunung Kawi. Tentu saja dia hanya melihat makam Eyang Jugo, sebab Eyang Jugo sudah wafat beberapa tahun sebelumnya. Tamyang ingin membalas jasa Eyang Jugo yang telah berbuat baik kepada ibunya di daratan Cina. Itulah sebabnya, dia merawat makam itu dengan baik. Pria Cina yang biasa berpakaian hitam-hitam mirip pendekar silat ini merawat makam Eyang Jugo dan membangun tempat berdoa dengan gaya Cina. Sejak itulah, peziarah semakin ramai mengunjungi Gunung Kawi. Tetapi anehnya dengan tujuan mencari pesugihan dan bukan belajar bagaimana menjadi orang bijak seperti Eyang Jugo.

Eyang Jugo meninggal tahun 1871, dan menyusul Eyang Iman Sujo tahun 1876, para murid dan pengikutnya tetap menghormatinya. Setiap tahun, para keturunan, pengikut dan juga para peziarah lain datang ke makam mereka melakukan peringatan. Setiap malam Jumat Legi, malam meninggalnya Eyang Jugo, dan juga peringatan wafatnya Eyang Sujo etiap tanggal 1 bulan Suro (muharram), di tempat ini selalu diadakan perayaan tahlil akbar dan upacara ritual lainnya.

Ketika mendengar ungkapan Gunung Kawi maka yang terlintas di benak Anda pasti adalah mitos pesugihan di gunung tersebut. Entah kepercayaan tersebut benar adanya atau tidak hal itu tergantung Anda sendiri bagaimana menyikapinya.

Di sini juga ada ada sejumlah pentilasan atau tempat untuk berdoa dan memohon berkat atas kesuksesan jodoh, usaha dan hal-hal lainnya. Selain itu, ada pula tempat pemujaan untuk dikunjungi di kawasan ini yaitu pohon beringin berakar lia yang sudah tua dan makam Raden Ayu Tunggal Wati dan Eyang Jayadi yang merupakan keturunan raja Keddiri 1221 M. Wisata pesarean di Gunung Kawi Malang ini terletak dilereng gunung yang ketinggiannya berada pada 800 mdpl.

Biaya Tiket Masuk Gunung Kawi: Rp. 3.000,- Gunung Kawi dapat ditempuh dari Kota Malang selama hampir 2 jam perjalanan, melewati Kota Kepanjen Kabupaten Malang. Dari sini, banyak petunjuk jalan menuju arah Gunung Kawi Sesampainya disana, ada tulisan “Lokasi Wisata Ritual Pesarehan Gunung Kawi”. Untuk mencapai lokasi tujuan, Anda harus jalan kaki kira-kira 150-200 meter.

Mohon maaf jika ada penuturan yang...

   Read more
avatar
5.0
5y

Long stair with a lot of food stall and merchandise store on the side make you forgot your tiredness, before you reach the tomb you will meet temple showing how Indonesia can harmonize amny diffrent religions. The temple above restricted visitor whom wearing short, sarung is provided in office on the right. Please restrain your self to not take any picture in pilgrimage area, because it considered not respecting the tomb. Behind the tom there is short donwward stair to river below and great pecel stall which has been there for decades, the seller is second or third generation. Be sure to have a taste, but beware of accending stair in...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

Udan WadimanUdan Wadiman
Ceritra lain Gunung Kawi Gunung Kawi adalah gunung bertipe stratovolcano yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia. memiliki ketinggian 2551 mdpl. Di sekitaran Gunung Kawi kita tidak akan menemukan suasana gunung yang sepi, Di sepanjang jalan kita akan menemui banguna n dengan arsitektur khas Tiongkok . Namun di sisi lain, motif para pengunjung yang datang ke pesarean ini pun sangat beragam pula. Ada yang hanya sekedar berwisata, mendoakan leluhur, melakukan penelitian ilmiah, dan yang paling umum adalah kunjungan ziarah untuk memanjatkan doa agar keinginan lekas terkabul. Lokasi pembukaan hutan di Gunung Kawi bermula ketika Pangeran Diponegoro tertangkap pada tahun 1830. Salah satu pengikutnya, yaitu Kyai Zakaria II yang dikenal sebagai penasihat spiritual Pangeran Diponegoro melarikan diri ke wilayah Jawa Timur dan mengganti namanya menjadi Eyang Sujugo atau Eyang Jugo. Kepada muridnya yang bernama RM. Iman Sujono (Eyang Sujo) yang tak lain adalah senopati Pangeran Diponegoro, Eyang Jugo memerintahkan untuk membuka hutan di sebelah selatan Gunung Kawi. Eyang Jugo pun berwasiat bahwa dirinya ingin dimakamkan di tempat tersebut. Awalnya makam Eyang Jugo di Gunung Kawi tidak dikenal sebagai tempat pesugihan hingga datangnya sosok pria dari daratan Cina bernama Tamyang. Dikisahkan, Eyang Jugo pernah melakukan perjalanan ke daratan Cina. Suatu ketika, dia bertemu dengan seorang perempuan hamil yang kehilangan suaminya. Lalu Eyang Jugo membantu ekonomi janda yang hidup dalam kemiskinan ini. Sesuatu yang sudah menjadi tabiat Eyang Jugo dalam membantu sesama. Ketika Eyang Jugo hendak kembali ke Pulau Jawa, dia berpesan kepada janda itu agar jika anaknya sudah besar kelak disuruh datang ke Gunung Kawi di Pulau Jawa. Anak dari janda miskin inilah yang diberi nama: Tamyang. Pada era tahun 40-an, datanglah Tamyang ke Gunung Kawi. Tentu saja dia hanya melihat makam Eyang Jugo, sebab Eyang Jugo sudah wafat beberapa tahun sebelumnya. Tamyang ingin membalas jasa Eyang Jugo yang telah berbuat baik kepada ibunya di daratan Cina. Itulah sebabnya, dia merawat makam itu dengan baik. Pria Cina yang biasa berpakaian hitam-hitam mirip pendekar silat ini merawat makam Eyang Jugo dan membangun tempat berdoa dengan gaya Cina. Sejak itulah, peziarah semakin ramai mengunjungi Gunung Kawi. Tetapi anehnya dengan tujuan mencari pesugihan dan bukan belajar bagaimana menjadi orang bijak seperti Eyang Jugo. Eyang Jugo meninggal tahun 1871, dan menyusul Eyang Iman Sujo tahun 1876, para murid dan pengikutnya tetap menghormatinya. Setiap tahun, para keturunan, pengikut dan juga para peziarah lain datang ke makam mereka melakukan peringatan. Setiap malam Jumat Legi, malam meninggalnya Eyang Jugo, dan juga peringatan wafatnya Eyang Sujo etiap tanggal 1 bulan Suro (muharram), di tempat ini selalu diadakan perayaan tahlil akbar dan upacara ritual lainnya. Ketika mendengar ungkapan Gunung Kawi maka yang terlintas di benak Anda pasti adalah mitos pesugihan di gunung tersebut. Entah kepercayaan tersebut benar adanya atau tidak hal itu tergantung Anda sendiri bagaimana menyikapinya. Di sini juga ada ada sejumlah pentilasan atau tempat untuk berdoa dan memohon berkat atas kesuksesan jodoh, usaha dan hal-hal lainnya. Selain itu, ada pula tempat pemujaan untuk dikunjungi di kawasan ini yaitu pohon beringin berakar lia yang sudah tua dan makam Raden Ayu Tunggal Wati dan Eyang Jayadi yang merupakan keturunan raja Keddiri 1221 M. Wisata pesarean di Gunung Kawi Malang ini terletak dilereng gunung yang ketinggiannya berada pada 800 mdpl. Biaya Tiket Masuk Gunung Kawi: Rp. 3.000,- Gunung Kawi dapat ditempuh dari Kota Malang selama hampir 2 jam perjalanan, melewati Kota Kepanjen Kabupaten Malang. Dari sini, banyak petunjuk jalan menuju arah Gunung Kawi Sesampainya disana, ada tulisan “Lokasi Wisata Ritual Pesarehan Gunung Kawi”. Untuk mencapai lokasi tujuan, Anda harus jalan kaki kira-kira 150-200 meter. Mohon maaf jika ada penuturan yang keliru .......
Sulistiyo UtomoSulistiyo Utomo
NGGAK NYAMAN. SEPANJANG KUNJUNGAN DIAJAK NGOBROL SAMA ORANG YANG MENAMAKAN DIRI PEMANDU Saya dua kali ke sini, dan selalu NGGAK NYAMAN, yaitu dengan keberadaan "Semacam PEMANDU" yang selalu meng-otomatisasi-kan diri menemani pengunjung. Di kunjungan pertama, saya sudah bilang ke sini hanya mau lihat-lihat saja, bukan untuk ritual, tapi itu "pemandu" memaksa menemani saya jalan. Sepanjang jalan dia terus ngobrol bercerita tentang kisah-kisah tempat ini dan ritual2 yang bisa dilakukan. Padahal saya nggak butuh itu cerita, hanya pingin tahu pemandangan di sini saja. dan setelah kunjungan selesai tentu saya harus ngasih duit ke dia Di kunjungan kedua kami juga begitu, langsung ada orang yang bilang "mari saya temani". Terus saya bilang "kami nggak akan ritual pak, cuma jalan-jalan biasa saja, saya juga sudah pernah ke sini".. eh dia tetap menemani sambil bilang "nggak apa-apa, saya temani buat beli rokok sekedarnya" di kunjungan kedua saya makin risih, sudah pemandunya (maaf) nggak goodlooking, penampilan nggak bersih/rapi, malah terus aja ngajak ngobrol yang sebagian besar obrolannya adalah mengarahkan kami agar mau melakukan ritual di situ. Walaupun kami sudah tegas bilang nggak akan ritual, eh dia tetap aja menawarkan macam-macam ritual yang mungkin menurutnya nggak bertentangan dengan agama/keyakinan kami. JADI KAMI KE SINI INGIN MENGUNJUNGI / MENGHORMATI DAN MENIKMATI PENINGGALAN BUDAYA LERENG GUNUNG KAWI. Jangan buat kami risih sepanjang perjalanan dengan keberadaan pemandu. Kalau cuma cerita sejarah mestinya bisa disajikan dalam bentuk infografis sepanjang area pesarean. Kalau untuk keperluan mendampingi mereka yang benar-benar mau ritual, mestinya bisa diawali dari saat tamu mengisi buku tamu di gerbang pesarean, bukan dari parkiran. TIDAK MASALAH ADA JASA PEMANDU, TAPI LAKUKAN SECARA PROFESIONAL, PERBAIKI PENAMPILANNYA, YANG RAPI YANG ENAK DIPANDANG MATA DAN JANGAN PAKSA TAMU KALAU NGGAK MAU DITEMANI
Triana SetiawatiTriana Setiawati
Perjalanan yg sangat melelahkan, jarak tempuh dr rumah saya 4'5 jam hahaaa. Krn niat yg begitu besar ingin tau tempat Pesarean Gunung Kawi, berangkatlah saya dari rumah jam 4 pagi. Sampai sana disambut dgn keramah tamahan penduduk sekitar. HTM 6000 untuk 2 motor, saya masuk ke atas dan parkir dirumah warga yg lebih dekat dgn tempat pesarean, jadi gak jalan jauh dr tempat pintu gerbang utama. Htm parkir 5k untuk perMotor (dirumah warga) Ada penginapan disediakan dirumah'' warga hrg kisaran 70/100 rb,atau ada juga hotel. Banyak pedagang penjual makanan dgn harga yg murah. Nasi campur 9k, gorengan 1500 an, dll Disana adem, nyaman asri dan menenangkan. Dari pagi sampai menjelang petang baru turun dr pesarean, semakin malam kabut semakin gelap.jadi harus hati'' saat perjalanan pulang. Usahakan klo pemotor turun dr pesarean jam 3 sore agar tidak kegelapan dijalan raya heheee suasana mencekam krn gelap gulita dijalanan. Ini lah pengalaman saya yg sangat extrim ttg Pesarean Gunung Kawi mbah Njugo, tp menyenangkan dgn segala info yg saya dapat dr cerita para pemandu wisata dan warga sekitar. Untuk pemandu wisata kasih seikhlasnya, krn saya baru pertama kali berwisata religi di sana, jadi perlu pemandu agar bisa tau tata cara ziarah mbah njugo. Sangat beragam dgn banyaknya warga cina tiong hoa yg menjalankan ibadah dan ritual disana. Banyak pengunjung dr berbagai kota sampai luar negri . Okay selamat berkunjung Gaessss hihihihiiiiii Owh iya bagi kalian yg mau beli pernak pernik oleh'' cinderamata, usahakan beli di toko nomer satu krn harga pas, kalau yg lain harus pinter'' nawar ya pemirsa heheee
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in East Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Ceritra lain Gunung Kawi Gunung Kawi adalah gunung bertipe stratovolcano yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia. memiliki ketinggian 2551 mdpl. Di sekitaran Gunung Kawi kita tidak akan menemukan suasana gunung yang sepi, Di sepanjang jalan kita akan menemui banguna n dengan arsitektur khas Tiongkok . Namun di sisi lain, motif para pengunjung yang datang ke pesarean ini pun sangat beragam pula. Ada yang hanya sekedar berwisata, mendoakan leluhur, melakukan penelitian ilmiah, dan yang paling umum adalah kunjungan ziarah untuk memanjatkan doa agar keinginan lekas terkabul. Lokasi pembukaan hutan di Gunung Kawi bermula ketika Pangeran Diponegoro tertangkap pada tahun 1830. Salah satu pengikutnya, yaitu Kyai Zakaria II yang dikenal sebagai penasihat spiritual Pangeran Diponegoro melarikan diri ke wilayah Jawa Timur dan mengganti namanya menjadi Eyang Sujugo atau Eyang Jugo. Kepada muridnya yang bernama RM. Iman Sujono (Eyang Sujo) yang tak lain adalah senopati Pangeran Diponegoro, Eyang Jugo memerintahkan untuk membuka hutan di sebelah selatan Gunung Kawi. Eyang Jugo pun berwasiat bahwa dirinya ingin dimakamkan di tempat tersebut. Awalnya makam Eyang Jugo di Gunung Kawi tidak dikenal sebagai tempat pesugihan hingga datangnya sosok pria dari daratan Cina bernama Tamyang. Dikisahkan, Eyang Jugo pernah melakukan perjalanan ke daratan Cina. Suatu ketika, dia bertemu dengan seorang perempuan hamil yang kehilangan suaminya. Lalu Eyang Jugo membantu ekonomi janda yang hidup dalam kemiskinan ini. Sesuatu yang sudah menjadi tabiat Eyang Jugo dalam membantu sesama. Ketika Eyang Jugo hendak kembali ke Pulau Jawa, dia berpesan kepada janda itu agar jika anaknya sudah besar kelak disuruh datang ke Gunung Kawi di Pulau Jawa. Anak dari janda miskin inilah yang diberi nama: Tamyang. Pada era tahun 40-an, datanglah Tamyang ke Gunung Kawi. Tentu saja dia hanya melihat makam Eyang Jugo, sebab Eyang Jugo sudah wafat beberapa tahun sebelumnya. Tamyang ingin membalas jasa Eyang Jugo yang telah berbuat baik kepada ibunya di daratan Cina. Itulah sebabnya, dia merawat makam itu dengan baik. Pria Cina yang biasa berpakaian hitam-hitam mirip pendekar silat ini merawat makam Eyang Jugo dan membangun tempat berdoa dengan gaya Cina. Sejak itulah, peziarah semakin ramai mengunjungi Gunung Kawi. Tetapi anehnya dengan tujuan mencari pesugihan dan bukan belajar bagaimana menjadi orang bijak seperti Eyang Jugo. Eyang Jugo meninggal tahun 1871, dan menyusul Eyang Iman Sujo tahun 1876, para murid dan pengikutnya tetap menghormatinya. Setiap tahun, para keturunan, pengikut dan juga para peziarah lain datang ke makam mereka melakukan peringatan. Setiap malam Jumat Legi, malam meninggalnya Eyang Jugo, dan juga peringatan wafatnya Eyang Sujo etiap tanggal 1 bulan Suro (muharram), di tempat ini selalu diadakan perayaan tahlil akbar dan upacara ritual lainnya. Ketika mendengar ungkapan Gunung Kawi maka yang terlintas di benak Anda pasti adalah mitos pesugihan di gunung tersebut. Entah kepercayaan tersebut benar adanya atau tidak hal itu tergantung Anda sendiri bagaimana menyikapinya. Di sini juga ada ada sejumlah pentilasan atau tempat untuk berdoa dan memohon berkat atas kesuksesan jodoh, usaha dan hal-hal lainnya. Selain itu, ada pula tempat pemujaan untuk dikunjungi di kawasan ini yaitu pohon beringin berakar lia yang sudah tua dan makam Raden Ayu Tunggal Wati dan Eyang Jayadi yang merupakan keturunan raja Keddiri 1221 M. Wisata pesarean di Gunung Kawi Malang ini terletak dilereng gunung yang ketinggiannya berada pada 800 mdpl. Biaya Tiket Masuk Gunung Kawi: Rp. 3.000,- Gunung Kawi dapat ditempuh dari Kota Malang selama hampir 2 jam perjalanan, melewati Kota Kepanjen Kabupaten Malang. Dari sini, banyak petunjuk jalan menuju arah Gunung Kawi Sesampainya disana, ada tulisan “Lokasi Wisata Ritual Pesarehan Gunung Kawi”. Untuk mencapai lokasi tujuan, Anda harus jalan kaki kira-kira 150-200 meter. Mohon maaf jika ada penuturan yang keliru .......
Udan Wadiman

Udan Wadiman

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in East Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
NGGAK NYAMAN. SEPANJANG KUNJUNGAN DIAJAK NGOBROL SAMA ORANG YANG MENAMAKAN DIRI PEMANDU Saya dua kali ke sini, dan selalu NGGAK NYAMAN, yaitu dengan keberadaan "Semacam PEMANDU" yang selalu meng-otomatisasi-kan diri menemani pengunjung. Di kunjungan pertama, saya sudah bilang ke sini hanya mau lihat-lihat saja, bukan untuk ritual, tapi itu "pemandu" memaksa menemani saya jalan. Sepanjang jalan dia terus ngobrol bercerita tentang kisah-kisah tempat ini dan ritual2 yang bisa dilakukan. Padahal saya nggak butuh itu cerita, hanya pingin tahu pemandangan di sini saja. dan setelah kunjungan selesai tentu saya harus ngasih duit ke dia Di kunjungan kedua kami juga begitu, langsung ada orang yang bilang "mari saya temani". Terus saya bilang "kami nggak akan ritual pak, cuma jalan-jalan biasa saja, saya juga sudah pernah ke sini".. eh dia tetap menemani sambil bilang "nggak apa-apa, saya temani buat beli rokok sekedarnya" di kunjungan kedua saya makin risih, sudah pemandunya (maaf) nggak goodlooking, penampilan nggak bersih/rapi, malah terus aja ngajak ngobrol yang sebagian besar obrolannya adalah mengarahkan kami agar mau melakukan ritual di situ. Walaupun kami sudah tegas bilang nggak akan ritual, eh dia tetap aja menawarkan macam-macam ritual yang mungkin menurutnya nggak bertentangan dengan agama/keyakinan kami. JADI KAMI KE SINI INGIN MENGUNJUNGI / MENGHORMATI DAN MENIKMATI PENINGGALAN BUDAYA LERENG GUNUNG KAWI. Jangan buat kami risih sepanjang perjalanan dengan keberadaan pemandu. Kalau cuma cerita sejarah mestinya bisa disajikan dalam bentuk infografis sepanjang area pesarean. Kalau untuk keperluan mendampingi mereka yang benar-benar mau ritual, mestinya bisa diawali dari saat tamu mengisi buku tamu di gerbang pesarean, bukan dari parkiran. TIDAK MASALAH ADA JASA PEMANDU, TAPI LAKUKAN SECARA PROFESIONAL, PERBAIKI PENAMPILANNYA, YANG RAPI YANG ENAK DIPANDANG MATA DAN JANGAN PAKSA TAMU KALAU NGGAK MAU DITEMANI
Sulistiyo Utomo

Sulistiyo Utomo

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in East Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Perjalanan yg sangat melelahkan, jarak tempuh dr rumah saya 4'5 jam hahaaa. Krn niat yg begitu besar ingin tau tempat Pesarean Gunung Kawi, berangkatlah saya dari rumah jam 4 pagi. Sampai sana disambut dgn keramah tamahan penduduk sekitar. HTM 6000 untuk 2 motor, saya masuk ke atas dan parkir dirumah warga yg lebih dekat dgn tempat pesarean, jadi gak jalan jauh dr tempat pintu gerbang utama. Htm parkir 5k untuk perMotor (dirumah warga) Ada penginapan disediakan dirumah'' warga hrg kisaran 70/100 rb,atau ada juga hotel. Banyak pedagang penjual makanan dgn harga yg murah. Nasi campur 9k, gorengan 1500 an, dll Disana adem, nyaman asri dan menenangkan. Dari pagi sampai menjelang petang baru turun dr pesarean, semakin malam kabut semakin gelap.jadi harus hati'' saat perjalanan pulang. Usahakan klo pemotor turun dr pesarean jam 3 sore agar tidak kegelapan dijalan raya heheee suasana mencekam krn gelap gulita dijalanan. Ini lah pengalaman saya yg sangat extrim ttg Pesarean Gunung Kawi mbah Njugo, tp menyenangkan dgn segala info yg saya dapat dr cerita para pemandu wisata dan warga sekitar. Untuk pemandu wisata kasih seikhlasnya, krn saya baru pertama kali berwisata religi di sana, jadi perlu pemandu agar bisa tau tata cara ziarah mbah njugo. Sangat beragam dgn banyaknya warga cina tiong hoa yg menjalankan ibadah dan ritual disana. Banyak pengunjung dr berbagai kota sampai luar negri . Okay selamat berkunjung Gaessss hihihihiiiiii Owh iya bagi kalian yg mau beli pernak pernik oleh'' cinderamata, usahakan beli di toko nomer satu krn harga pas, kalau yg lain harus pinter'' nawar ya pemirsa heheee
Triana Setiawati

Triana Setiawati

See more posts
See more posts