Red Island's striking geology is what gives this destination its distinctive character and name. The small, reddish-hued hill that emerges from the sea is composed primarily of iron-rich laterite soil, which has oxidized over time to create its characteristic rusty coloration. This geological formation is particularly fascinating because it stands in dramatic contrast to the surrounding black volcanic sand beaches, a result of the area's proximity to the Ijen volcanic complex. The island itself is essentially the eroded remnant of an ancient coastal formation, with its red cliffs showing clear stratification that reveals centuries of geological history. During low tide, fascinating rock formations are exposed around the island, including wave-cut platforms and sea caves that have been sculpted by the relentless action of the Indian Ocean's powerful waves. The surrounding seafloor features an interesting mix of sandy patches and volcanic rock reefs, which help create the excellent surfing conditions. Geologists would appreciate how the area showcases the dynamic interplay between volcanic activity, coastal erosion, and sedimentation processes that have shaped this unique landscape over millennia. The red coloration is most intense during the dry season when the iron oxides in the soil are more exposed, while the rainy season brings out deeper reddish-brown tones as water permeates the mineral-rich earth. This ever-changing geological palette, combined with the dramatic tides and powerful surf, makes Red Island a living laboratory of coastal geology that's as educational as it is...
Read morePantai Pulau Merah atau lebih dikenal Red Island, merupakan salah satu destinasi wajib wisatawan yang berkunjung di Banyuwangi. Pantai ini keberadaannya cukup terkenal baik kalangan wisatawan lokal karena memiliki pemandangan yang aduhai ataupun wisatawan mancanegara terutama sebagai lokasi surfing tingkat pemula. Waktu berkunjung kemari, ombak setinggi sekitar 2 – 3 meter menari-nari seakan memanggil para surfer untuk menaklukannya. Dan saya pun membayangkan seberapa besar ombak yang ada di pantai Plengkung/ G-land, yang katanya terdapat ombak terbesar kesekian di dunia.
Pantai Pulau Merah ini terletak di dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Pantai ini berjarak 80 km dari pusat kota Banyuwangi atau sekitar 2 jam perjalanan dengan kendaraan pribadi dan lebih lama jika menggunakan kendaraan umum.
Lampu lalu lintas Jajag :) Kendaraan Pribadi, Untuk menuju kesini dari Kota Banyuwangi cukup mudah kok, dari kota Banyuwangi arahkan kendaraan menuju jalan Banyuwangi-Jember, sesampainya di daerah Rogojampi (pasar Rogojampi) akan menemukan pertigaan lampu lalu lintas yang ada tugu ditengah jalan, ambil lurus ke arah Jajag, ikuti jalan tersebut melewati pertigaan ke pelabuhan Muncar, daerah Srono, pertigaan ke Pantai Plengkung dan setelahnya sampai di pertigaan Jajag ambil ke kiri. Pertigaan lampu lalu lintas jajag ditandai dengan adanya Tugu macan dengan papan petunjuk ke Pulau Merah (lihat foto). Dari pertigaan Jajag mulai terlihat papan petunjuk jalan kecil yang mengarahkan kita nantinya sampai ke Pulau Merah. Perjalanan dari Jajag sampai ke pulau merah mungkin sekitar 30 menit, perjalanan cukup mudah karena setiap ada persimpangan selalu ada papan petunjuk jalan menuju ke Pulau Merah, namun jika kita ragu dengan jalannya, jangan ragu untuk bertanya pada warga setempat.
Angkutan Umum, dari Banyuwangi bisa menggunakan bus bisminto atau bus ujang jaya jurusan Pesanggaran, turun di pasar Pesanggraran lalu lanjut dengan naik ojek. Jika kalian dari arah kota Jember bisa turun di terminal pasar Jajag lalu lanjut bis jurusan ke Pesanggaran lalu lanjut naik ojek ke Pulau Merah. jika kalian mempunyai waktu yg sedikit untuk mengunjungi pantai ini, tidak disarankan untuk naik angkutan umum.
Tidak seperti yang kalian sangka, Pantai Pulau Merah dulunya bernama Pantai Ringin Pitu. Dulu dinamakan demikian mungkin sekitar pantai tersebut ada pohon beRingin berjumlah Pitu (tujuh). Setelah sekian lama pantai tersebut berubah nama menjadiPantai Pulau Merah (Red Island Beach). Ada dua versi kenapa dinamakan demikian, versi pertama karena tanah dan pasir sekitar Pulau yang berada di tepian tersebut berwarna agak kemerahan sedangkan versi yang kedua mengatakan dulu pernah terpancar cahaya warna merah dari pulau yang ada di pantai itu sehingga warna menamakannya Pantai Pulau Merah. Penamaan yang cukup logis dan mempunyai nilai sejarah.
Pemandangan Pantai Pulau Merah indah, agak berbeda dari pantai di Jawa yang saya pernah kunjungi. Melihat ke arah kanan-kiri terlihat pemandangan perbukitan yang cukup bagus hutannya, bahkan di sebelah kiri jika kita memandang laut terdapat sebuah bukit atau gunung kecil yang sepertinya menjadi spot bagus untuk menikmati pantai Pulau Merah dari atas. Pantai ini berpasir agak kemerahan, mungkin dahulunya sekitar sini banyak batu karang yang berwarna kemerah-merahan lalu hancurdan lapuk menjadi pasir yang memenuhi pantai ini.
Pantai Pulau Merah ini dikelola oleh Perum Perhutani Jawa Timur Unit II, KPH Banyuwangi Selatan bersama dengan masyarakat setempat. Cukup merogoh dompet sebesar Rp.5000,- orang kita bisa menikmati keseluruhan pantai Pulau Merah. Ketika sampai di Kawasan Pantai Pulau Merah cukup kaget karena keadaan pantainya yang asri, masih banyak tutupan pohon yang membuat kondisi sekitar pantai cukup sejuk dan teduh, di tepian pantai tumbuh pohon-pohon pandan yang...
Read moreIt is a nice beach that is being ruined by locals as so many other places in Indonesia. Trash is openly buried in holes (ON the beach), thrown away without regard, or simply left at the beach. There is absolutely no understanding of even the most basic environmental issues, let alone seem people see a connection between them, their actions and the environment they live in. I do understand that a deeper understanding of certain issues requires a minimum of education on these issues that a lot just simply don’t get. Yet throwing trash away, anywhere without the slightest inhibition, while coming to a beach they themselves come to enjoy, defies any logic and shows a complete and utter lack of ANY critical thinking. The Indonesian government needs to seriously put effort into conservation and education. Especially if they are serious about wanting to expand the tourism sector. Absolutely no tourist will come to a country full of trash everywhere, except maybe Asian tourists who don’t seem to mind much of anything as long as there’s a beach they can take...
Read more