HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Mulawarman Museum — Attraction in East Kalimantan

Name
Mulawarman Museum
Description
The Mulawarman Museum is a museum in Tenggarong, East Kalimantan, Indonesia. It is located near the Mahakam River, in a former palace, constructed by the Dutch during the 1930s that was once the power base where 19 sultans reigned.
Nearby attractions
Kedaton Kutai Kartanegara
Jl. Monumen Timur, Panji, Kec. Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 75513, Indonesia
Nearby restaurants
Bebakaran Panjaitan Tenggarong (harga murah rasa luar biasa)
Jl. Mayjend Panjaitan No.26, Panji, Kec. Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 75514, Indonesia
Raffi Seafood
Jln:ahmad yani, Melayu, Kec. Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 75512, Indonesia
Related posts
Keywords
Mulawarman Museum tourism.Mulawarman Museum hotels.Mulawarman Museum bed and breakfast. flights to Mulawarman Museum.Mulawarman Museum attractions.Mulawarman Museum restaurants.Mulawarman Museum travel.Mulawarman Museum travel guide.Mulawarman Museum travel blog.Mulawarman Museum pictures.Mulawarman Museum photos.Mulawarman Museum travel tips.Mulawarman Museum maps.Mulawarman Museum things to do.
Mulawarman Museum things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Mulawarman Museum
IndonesiaEast KalimantanMulawarman Museum

Basic Info

Mulawarman Museum

Jl. Diponegoro No.26, Panji, Kec. Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 75513, Indonesia
4.5(2.3K)
Closed
Save
spot

Ratings & Description

Info

The Mulawarman Museum is a museum in Tenggarong, East Kalimantan, Indonesia. It is located near the Mahakam River, in a former palace, constructed by the Dutch during the 1930s that was once the power base where 19 sultans reigned.

Cultural
Family friendly
Accessibility
attractions: Kedaton Kutai Kartanegara, restaurants: Bebakaran Panjaitan Tenggarong (harga murah rasa luar biasa), Raffi Seafood
logoLearn more insights from Wanderboat AI.
Phone
+62 541 661412
Open hoursSee all hours
Fri9 - 11:30 AMClosed

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in East Kalimantan
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in East Kalimantan
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in East Kalimantan
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Nearby attractions of Mulawarman Museum

Kedaton Kutai Kartanegara

Kedaton Kutai Kartanegara

Kedaton Kutai Kartanegara

4.5

(88)

Open until 12:00 AM
Click for details

Nearby restaurants of Mulawarman Museum

Bebakaran Panjaitan Tenggarong (harga murah rasa luar biasa)

Raffi Seafood

Bebakaran Panjaitan Tenggarong (harga murah rasa luar biasa)

Bebakaran Panjaitan Tenggarong (harga murah rasa luar biasa)

4.4

(81)

Click for details
Raffi Seafood

Raffi Seafood

4.5

(104)

Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Mulawarman Museum

4.5
(2,323)
avatar
5.0
7y

Museum Mulawarman adalah istana dari Kesultanan Kutai Kartanegara dibangun pada tahun 1963 sebagai pengganti Istana sebelumnya yang terbakar dan diresmikan pada tanggal 25 November 1971 oleh Gubernur Abdoel Wahab Sjahranie, lalu diserahterimakan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 18 Februari 1976.[1]

Kini telah dibangun Balai Kedaton sebagai tempat kediaman Sultan Aji Muhammad Salehuddin II yang telah dinobatkan kembali pada tahun 2002. Di dalam lingkungan Istana kesultanan terdapat pemakaman keluarga kerabat Kerajaan Kutai Kartanegara serta Masjid Jami' Aji Amir Hasanuddin sebagai saksi masuknya Islam di Kutai.

Museum yang sebelumnya adalah bangunan Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ini didirikan pada tahun 1932 oleh Pemerintah Belanda yang menyerahkan Keraton kepada Sultan Adji Muhammad Parikesit pada tahun 1935. Bahan bangunannya didominasi oleh beton mulai dari ruang bawah tanah, lantai, dinding, penyekat hingga atap. Di halaman depan Museum terdapat duplikat Patung Lembuswana yang merupakan lambang Kerajaan Kutai Kartanegara. Arsitektur dari museum ini mengadopsi dari arsitektur tradisional Suku Dayak yang ada di Kutai.

Di dalam Museum Mulawarman tersimpan benda-benda sejarah yang pernah digunakan oleh Kesultanan seperti Singgasana, Tempat Peraduan, Pakaian Kebesaran, Tombak, Keris, Meriam, Kalung dan Prasasti Yupa serta Koleksi Keramik Cina. Setiap tahun dilaksanakan Upacara Erau, yaitu tarian Khas Kedaton Upacara Adat dan Mengulur Naga di Desa Kutai Lama. Dimana pada setiap pelaksanaan Erau juga ditampilkan atraksi Seni Budaya baik berupa Tarian Tradisional dan Upara Adat dari berbagai Suku lainnya di Indonesia serta mancanegara.

Museum Mulawarman terdiri dari dua lantai. Di lantai bawah terdapat koleksi keramik Cina. sedangkan lantai 1 berisi koleksi peninggalan bercorak kesenian. Di belakang museum, pengunjung bisa berbelanja cenderamata khas budaya Dayak, batu perhiasan, maupun cendera mata lainnya.

Di dalam Museum Mulawarman ini tersimpan benda-benda yang mempunyai nilai sejarah/seni yang tinggi yang pernah digunakan oleh Kesultanan seperti :

Singgasana, sebagai tempat duduk Raja dan Permaisuri. Kursi ini terbuat dari kayu, dudukan dan sandarannya diberi berlapis kapuk yang berbungkus dengan kain yang berwarna kuning, sehingga tempat duduk dan sandaran kursi tersebut terasa lembut. Kursi ini dibuat dengan gaya Eropa, penciptanya adalah seorang Belanda bernama Ir. Vander Lube pada tahun 1935. Patung Lembu Swana, Lambang Kesultanan Kutai, dibuat di Birma pada tahun 1850 dan tiba di Istana Kutai pada tahun 1900. Lembu Swana diyakini sebagai Kendaraan Tunggangan Batara Guru. Nama lainnya adalah Paksi Liman Janggo Yoksi, yakni Lembu yang bermuka gajah, bersayap burung, bertanduk seperti sapi, bertaji dan berkukuh seperti ayam jantan, berkepala raksasa dilengkapi pula dengan berbagai jenis ragam hias yang menjadikan patung ini terlihat indah. Kalung Uncal, benda ini merupakan atribut dan benda kelangkapan kebesaran Kesultanan Kutai Kartanegara yang digunakan pada waktu penobatan Sultan Kutai menjadi Raja atau pada waktu Sultan merayakan ulang tahun kelahiran dan penobatan Sultan serta acara sakral lainnya. Meriam Sapu Jagad Peninggalan VOC, Belanda Prasasti Yupa, yang trdapat di Museum ini adalah tiruan dari Yupa yang asli yang terdapat di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti Yupa adalah prasasti yang ditemukan di bukit Brubus Kecamatan Muara Kaman. ke-7 prasasti ini menadakan dimulainya zaman sejarah di Indonesia yang merupakan bukti tertulis pertama yang ditemukan berupa aksara Pallawa dalam bahasa Sanskerta. Seperangkat Gamelan dari Keraton Yogyakarta 1855 Arca Hindu Seperangkat Meja Tamu peninggalan Kesultanan Bulungan Ulap Doyo, hasil kerajinan Suku Dayak Benuaq Minirama tentang sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Koleksi Numismatika (mata uang dan alat tukar lainnya) Koleksi Keramik dari Cina, Jepang, Vietnam dan Thailand Dan lain-lain. Jarak tempuh museum Mulawarman dari...

   Read more
avatar
3.0
8y

The ticket cost 5.000/kids, 10 000/adults, and 20.000/foreigners.

The place is good, but some of the statues are very old and not well managed. Take the diorama area for example. This place could use a guide to help tourist walk through the area The museum have a set of collection of borneo's batik, weapons, old money, dioramas, and old antiques from kutai kingdom.

You can also take a photos with lembuswana statue in front of the buildings

The ceramic area underground is a very scary and quiet places. And if you are into mystique there are a paintings of the kings that is said to have its eyes move following...

   Read more
avatar
5.0
6y

This museum offers you many collection from various eras... They includes ceramics and porcelean from the many dynasty in china, japan, and many other asian countries. There also available many collections from european traders and also from local indonesian kingdoms. The museum is easily located within the center of the city of tenggarong, just next to the main road next to the mahakam river... It is a good choice to bring...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

IbalIbal
Museum Mulawarman adalah istana dari Kesultanan Kutai Kartanegara dibangun pada tahun 1963 sebagai pengganti Istana sebelumnya yang terbakar dan diresmikan pada tanggal 25 November 1971 oleh Gubernur Abdoel Wahab Sjahranie, lalu diserahterimakan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 18 Februari 1976.[1] Kini telah dibangun Balai Kedaton sebagai tempat kediaman Sultan Aji Muhammad Salehuddin II yang telah dinobatkan kembali pada tahun 2002. Di dalam lingkungan Istana kesultanan terdapat pemakaman keluarga kerabat Kerajaan Kutai Kartanegara serta Masjid Jami' Aji Amir Hasanuddin sebagai saksi masuknya Islam di Kutai. Museum yang sebelumnya adalah bangunan Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ini didirikan pada tahun 1932 oleh Pemerintah Belanda yang menyerahkan Keraton kepada Sultan Adji Muhammad Parikesit pada tahun 1935. Bahan bangunannya didominasi oleh beton mulai dari ruang bawah tanah, lantai, dinding, penyekat hingga atap. Di halaman depan Museum terdapat duplikat Patung Lembuswana yang merupakan lambang Kerajaan Kutai Kartanegara. Arsitektur dari museum ini mengadopsi dari arsitektur tradisional Suku Dayak yang ada di Kutai. Di dalam Museum Mulawarman tersimpan benda-benda sejarah yang pernah digunakan oleh Kesultanan seperti Singgasana, Tempat Peraduan, Pakaian Kebesaran, Tombak, Keris, Meriam, Kalung dan Prasasti Yupa serta Koleksi Keramik Cina. Setiap tahun dilaksanakan Upacara Erau, yaitu tarian Khas Kedaton Upacara Adat dan Mengulur Naga di Desa Kutai Lama. Dimana pada setiap pelaksanaan Erau juga ditampilkan atraksi Seni Budaya baik berupa Tarian Tradisional dan Upara Adat dari berbagai Suku lainnya di Indonesia serta mancanegara. Museum Mulawarman terdiri dari dua lantai. Di lantai bawah terdapat koleksi keramik Cina. sedangkan lantai 1 berisi koleksi peninggalan bercorak kesenian. Di belakang museum, pengunjung bisa berbelanja cenderamata khas budaya Dayak, batu perhiasan, maupun cendera mata lainnya. Di dalam Museum Mulawarman ini tersimpan benda-benda yang mempunyai nilai sejarah/seni yang tinggi yang pernah digunakan oleh Kesultanan seperti : Singgasana, sebagai tempat duduk Raja dan Permaisuri. Kursi ini terbuat dari kayu, dudukan dan sandarannya diberi berlapis kapuk yang berbungkus dengan kain yang berwarna kuning, sehingga tempat duduk dan sandaran kursi tersebut terasa lembut. Kursi ini dibuat dengan gaya Eropa, penciptanya adalah seorang Belanda bernama Ir. Vander Lube pada tahun 1935. Patung Lembu Swana, Lambang Kesultanan Kutai, dibuat di Birma pada tahun 1850 dan tiba di Istana Kutai pada tahun 1900. Lembu Swana diyakini sebagai Kendaraan Tunggangan Batara Guru. Nama lainnya adalah Paksi Liman Janggo Yoksi, yakni Lembu yang bermuka gajah, bersayap burung, bertanduk seperti sapi, bertaji dan berkukuh seperti ayam jantan, berkepala raksasa dilengkapi pula dengan berbagai jenis ragam hias yang menjadikan patung ini terlihat indah. Kalung Uncal, benda ini merupakan atribut dan benda kelangkapan kebesaran Kesultanan Kutai Kartanegara yang digunakan pada waktu penobatan Sultan Kutai menjadi Raja atau pada waktu Sultan merayakan ulang tahun kelahiran dan penobatan Sultan serta acara sakral lainnya. Meriam Sapu Jagad Peninggalan VOC, Belanda Prasasti Yupa, yang trdapat di Museum ini adalah tiruan dari Yupa yang asli yang terdapat di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti Yupa adalah prasasti yang ditemukan di bukit Brubus Kecamatan Muara Kaman. ke-7 prasasti ini menadakan dimulainya zaman sejarah di Indonesia yang merupakan bukti tertulis pertama yang ditemukan berupa aksara Pallawa dalam bahasa Sanskerta. Seperangkat Gamelan dari Keraton Yogyakarta 1855 Arca Hindu Seperangkat Meja Tamu peninggalan Kesultanan Bulungan Ulap Doyo, hasil kerajinan Suku Dayak Benuaq Minirama tentang sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Koleksi Numismatika (mata uang dan alat tukar lainnya) Koleksi Keramik dari Cina, Jepang, Vietnam dan Thailand Dan lain-lain. Jarak tempuh museum Mulawarman dari Balikpapan berkisa
Adam AfrixalAdam Afrixal
The ticket cost 5.000/kids, 10 000/adults, and 20.000/foreigners. The place is good, but some of the statues are very old and not well managed. Take the diorama area for example. This place could use a guide to help tourist walk through the area The museum have a set of collection of borneo's batik, weapons, old money, dioramas, and old antiques from kutai kingdom. You can also take a photos with lembuswana statue in front of the buildings The ceramic area underground is a very scary and quiet places. And if you are into mystique there are a paintings of the kings that is said to have its eyes move following the tourists
Deidita Nafisa WDeidita Nafisa W
Sorry to say this, but the museum is not really good. It lacks of maintenance and lighting. Eventhough you visit it in the middle of day light, it's still dark and hot because there are not ac in each room. It even worse when you go to the underground rooms, it don't have any ventilation and you'll find it really hard to breathe. Especially when there are a lot of visitors, it have quite lot of collection though
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in East Kalimantan

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Museum Mulawarman adalah istana dari Kesultanan Kutai Kartanegara dibangun pada tahun 1963 sebagai pengganti Istana sebelumnya yang terbakar dan diresmikan pada tanggal 25 November 1971 oleh Gubernur Abdoel Wahab Sjahranie, lalu diserahterimakan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 18 Februari 1976.[1] Kini telah dibangun Balai Kedaton sebagai tempat kediaman Sultan Aji Muhammad Salehuddin II yang telah dinobatkan kembali pada tahun 2002. Di dalam lingkungan Istana kesultanan terdapat pemakaman keluarga kerabat Kerajaan Kutai Kartanegara serta Masjid Jami' Aji Amir Hasanuddin sebagai saksi masuknya Islam di Kutai. Museum yang sebelumnya adalah bangunan Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ini didirikan pada tahun 1932 oleh Pemerintah Belanda yang menyerahkan Keraton kepada Sultan Adji Muhammad Parikesit pada tahun 1935. Bahan bangunannya didominasi oleh beton mulai dari ruang bawah tanah, lantai, dinding, penyekat hingga atap. Di halaman depan Museum terdapat duplikat Patung Lembuswana yang merupakan lambang Kerajaan Kutai Kartanegara. Arsitektur dari museum ini mengadopsi dari arsitektur tradisional Suku Dayak yang ada di Kutai. Di dalam Museum Mulawarman tersimpan benda-benda sejarah yang pernah digunakan oleh Kesultanan seperti Singgasana, Tempat Peraduan, Pakaian Kebesaran, Tombak, Keris, Meriam, Kalung dan Prasasti Yupa serta Koleksi Keramik Cina. Setiap tahun dilaksanakan Upacara Erau, yaitu tarian Khas Kedaton Upacara Adat dan Mengulur Naga di Desa Kutai Lama. Dimana pada setiap pelaksanaan Erau juga ditampilkan atraksi Seni Budaya baik berupa Tarian Tradisional dan Upara Adat dari berbagai Suku lainnya di Indonesia serta mancanegara. Museum Mulawarman terdiri dari dua lantai. Di lantai bawah terdapat koleksi keramik Cina. sedangkan lantai 1 berisi koleksi peninggalan bercorak kesenian. Di belakang museum, pengunjung bisa berbelanja cenderamata khas budaya Dayak, batu perhiasan, maupun cendera mata lainnya. Di dalam Museum Mulawarman ini tersimpan benda-benda yang mempunyai nilai sejarah/seni yang tinggi yang pernah digunakan oleh Kesultanan seperti : Singgasana, sebagai tempat duduk Raja dan Permaisuri. Kursi ini terbuat dari kayu, dudukan dan sandarannya diberi berlapis kapuk yang berbungkus dengan kain yang berwarna kuning, sehingga tempat duduk dan sandaran kursi tersebut terasa lembut. Kursi ini dibuat dengan gaya Eropa, penciptanya adalah seorang Belanda bernama Ir. Vander Lube pada tahun 1935. Patung Lembu Swana, Lambang Kesultanan Kutai, dibuat di Birma pada tahun 1850 dan tiba di Istana Kutai pada tahun 1900. Lembu Swana diyakini sebagai Kendaraan Tunggangan Batara Guru. Nama lainnya adalah Paksi Liman Janggo Yoksi, yakni Lembu yang bermuka gajah, bersayap burung, bertanduk seperti sapi, bertaji dan berkukuh seperti ayam jantan, berkepala raksasa dilengkapi pula dengan berbagai jenis ragam hias yang menjadikan patung ini terlihat indah. Kalung Uncal, benda ini merupakan atribut dan benda kelangkapan kebesaran Kesultanan Kutai Kartanegara yang digunakan pada waktu penobatan Sultan Kutai menjadi Raja atau pada waktu Sultan merayakan ulang tahun kelahiran dan penobatan Sultan serta acara sakral lainnya. Meriam Sapu Jagad Peninggalan VOC, Belanda Prasasti Yupa, yang trdapat di Museum ini adalah tiruan dari Yupa yang asli yang terdapat di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti Yupa adalah prasasti yang ditemukan di bukit Brubus Kecamatan Muara Kaman. ke-7 prasasti ini menadakan dimulainya zaman sejarah di Indonesia yang merupakan bukti tertulis pertama yang ditemukan berupa aksara Pallawa dalam bahasa Sanskerta. Seperangkat Gamelan dari Keraton Yogyakarta 1855 Arca Hindu Seperangkat Meja Tamu peninggalan Kesultanan Bulungan Ulap Doyo, hasil kerajinan Suku Dayak Benuaq Minirama tentang sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Koleksi Numismatika (mata uang dan alat tukar lainnya) Koleksi Keramik dari Cina, Jepang, Vietnam dan Thailand Dan lain-lain. Jarak tempuh museum Mulawarman dari Balikpapan berkisa
Ibal

Ibal

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in East Kalimantan

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
The ticket cost 5.000/kids, 10 000/adults, and 20.000/foreigners. The place is good, but some of the statues are very old and not well managed. Take the diorama area for example. This place could use a guide to help tourist walk through the area The museum have a set of collection of borneo's batik, weapons, old money, dioramas, and old antiques from kutai kingdom. You can also take a photos with lembuswana statue in front of the buildings The ceramic area underground is a very scary and quiet places. And if you are into mystique there are a paintings of the kings that is said to have its eyes move following the tourists
Adam Afrixal

Adam Afrixal

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in East Kalimantan

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Sorry to say this, but the museum is not really good. It lacks of maintenance and lighting. Eventhough you visit it in the middle of day light, it's still dark and hot because there are not ac in each room. It even worse when you go to the underground rooms, it don't have any ventilation and you'll find it really hard to breathe. Especially when there are a lot of visitors, it have quite lot of collection though
Deidita Nafisa W

Deidita Nafisa W

See more posts
See more posts