Saya mengunjungi tempat ini 30 Desember 2017 lalu. Akses saat masuk Desa Tawangrejo (start pendakian), akses jalannya berupa jalan makadam sekitar 2km yg menanjak dan licin sehingga dibutuhkan kondisi yg fit utk pengemudi dan sepedanya.
Bukit ini cukup recommended untuk pendaki pemula karena trek nya yang ramah kaki dan banyak bonusnya. Cukup mengeluarkan kocek 5rb/sepeda sebagai biaya parkir atau 10rb/sepeda apabila berencana bermalam di puncaknya.
Medannya cukup licin sehingga harus ekstra waspada apabila melakukan pendakian di malam hari. Papan penunjuk arah di setiap persimpangan sudah cukup lengkap, jadi anda tdk perlu khawatir apabila melakukan pendakian malam hari. Di area tempat parkir, juga jasa ojek untuk para pengunjung yang bisa membawa mereka langsung ke puncak watu jengger dengan menggunakan sepeda motor.
Terdapat Papan penunjuk bertuliskan "watu jengger" atau "gojeng" yang artinya go jengger. Jalur gojeng merupakan jalur sepeda motor untuk para tukang ojek.
Terdapat 2 pos sebelum mencapai puncak. Waktu tempuh pendakian sekitar 2 jam (untuk speed normal). Ada sebuah camping ground di area hutan setelah 1 jam pendakian yang ditandai dengan tempat duduk dari bambu, cukup untuk 5-6 tenda. Namun para pendaki biasanya lebih memilih membangun tenda di puncaknya.
Setelah keluar dari hutan, maka anda akan disuguhkan jalanan setapak yang menajak. Bukit ini memiliki 2 puncak, namun kita harus melewati dua puncak bukit yang seolah2 seperti puncak bayangannya. Di setiap puncak tersebut, bisa dibangun 2 tenda. Vegetasi didominasi rumput gajah dan tidak ada pepohonan sama sekali sehingga tidak direkomendasikan untuk membangun tenda di puncak apabila ada badai. Selain itu, areanya cukup sempit karena kanan kiri puncak merupakan jurang terjal yg memisahkan watu jengger dengan pegunungan di sekitarnya.
Pesan saya, pertimbangkan jumlah pengunjung yang kira2 berada di puncaknya apabila anda ingin membangun tenda di puncak karena tempatnya terbatas. Tidak ada sumber air di sepanjang perjalanan. Suhu tidak begitu dingin, meski suasana hujan di malam hari.
View terbaik saat sun rise. Kita akan disuguhkan pemandangan deretan pegunungan anjasmoro, kota jombang, dan pegunungan2 lainnya (saya tidak tahu namanya). Puncak terakhir dan tertinggi watu jengger dapat ditempuh sekitar 15 menit dan ditandai oleh bendera merah putih. Suasananya mirip puncak gunung pundak atau...
Read morePos pendakian di Desa Nawangan, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Merupakan salah satu puncak dari gugusan Pegunungan Anjasmoro. Menurut penduduk sekitar, tempat ini terbilang masih baru. Mulai di buka untuk umum awal tahun 2016 lalu. Jika akhir pekan dan cuaca cerah, banyak pendaki yang naik.
Perjalanan dari pos pendakian ke puncak kurang lebih dua jam. Tidak ada sumber air. Jalur awal berupa makadam lalu tanah liat yang licin apabila musim hujan. Treknya tidak seberapa menanjak sehingga cocok buat pemula. Ada warung setelah berjalan sekitar setengah jam. Namun hanya buka pagi hingga sore di hari Sabtu dan Minggu.
Lokasi yang cocok buat mendirikan tenda hanya di pos bayangan dan puncak. Itupun hanya cukup menampung maksimal 3 tenda. Hati-hati jika mendirikan tenda karena anginnya kencang dan sebelah kanan-kiri jurang curam.
➖➖➖ INFO TAMBAHAN ➖➖➖
▶ Jalan menuju ke desa ini masih makadam dan menanjak. Mobil gak bisa masuk (kecuali jeep). Motor matic bisa, saya pakai matic dan aman-aman saja (tergantung skill driver-nya juga). ▶ Sebelum jalan makadam, ada jalan aspal yang gelap kalau malam. Gak ada lampu penerangan jalan. Jadi hati-hati kalau lewat sini pas malam hari. ▶ Ada yang jual bensin eceran, pompa, dan tambal ban di dekat pos pendakian. Tanya aja ama penduduk sekitar jika membutuhkan. ▶ Ada masjid di dekat pos pendakian bila mau sholat. ▶ Belum dibangun kamar mandi untuk pengunjung. Bisa pinjam ke kamar mandinya warga. ▶ Penduduk sini sangat ramah. ▶ Banyak anjing di pos pendakian. Tapi gak perlu kuatir karena jinak-jinak. Jadi gak bakalan ganggu. ▶ Hati-hati kalau musim hujan banyak pacet/lintah. Saya sendiri kena dua, di kaki dan tangan. Padahal sudah pakai sepatu, jaket, dan...
Read moreTempat ini memiliki jalan yang sama dengan wisata golo-golo tapi akan terpisah jalannya, akses transportasi di awal memang masih bagus ada aspal tapi mendekati tempat terakhir motor bisa masuk jalan yg rusak hanya ada jalan batu dan ketika hujan itu sangat bahaya bagi yang tidak terbiasa. Tempat parkir yang sangat becek saat hujan karena di tempatkan di halaman rumah warga, dalam pendakian menuju puncak jalan yg belum banyak orang yg melewatinya dan ada spot dimana ada jalan yg sangat licin dan luas di sampinganya hanya tersisa daun yg jadi licin saat hujan, sangat tidak di anjurkan untuk camp di puncak/turun saat malam dan minim penunjuk arah di tambah hutan yang masih sangat rimbun membuat saya dulu hampir kesasar saat turun malam hanya mengikuti jejak motor trail. Saat di puncak berhubung kami berangkat siang banyak pendaki yg turun sehingga di atas hanya rombongan kami saja, pos peristirahatan tersedia beberapa. Tempat ini bagus untuk di nikmati saat anda pergi pagi pulang siang, jika anda belum pengalaman mendaki saat musim hujan jangan lakukan karena di atas hanya ada jalan setapak yang hanya bisa di lewati searah kalau berpapasan dua arah harus mengalah salah satu dan di sampingnya jurang yg sangat dalam. Jika anda ingin menikmati sunset di tempat ini pastikan pada...
Read more