HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Pura Luhur Poten Gunung Bromo — Attraction in Java

Name
Pura Luhur Poten Gunung Bromo
Description
Nearby attractions
Lautan Pasir Bromo
Cemorolawang, Ngadisari, Sukapura, Probolinggo Regency, East Java 67254, Indonesia
Kawah Gunung Bromo
3X63+65P, Cemorolawang, Podokoyo, Kec. Sukapura, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Indonesia
Nearby restaurants
Nearby hotels
Related posts
Keywords
Pura Luhur Poten Gunung Bromo tourism.Pura Luhur Poten Gunung Bromo hotels.Pura Luhur Poten Gunung Bromo bed and breakfast. flights to Pura Luhur Poten Gunung Bromo.Pura Luhur Poten Gunung Bromo attractions.Pura Luhur Poten Gunung Bromo restaurants.Pura Luhur Poten Gunung Bromo travel.Pura Luhur Poten Gunung Bromo travel guide.Pura Luhur Poten Gunung Bromo travel blog.Pura Luhur Poten Gunung Bromo pictures.Pura Luhur Poten Gunung Bromo photos.Pura Luhur Poten Gunung Bromo travel tips.Pura Luhur Poten Gunung Bromo maps.Pura Luhur Poten Gunung Bromo things to do.
Pura Luhur Poten Gunung Bromo things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Pura Luhur Poten Gunung Bromo
IndonesiaEast JavaJavaPura Luhur Poten Gunung Bromo

Basic Info

Pura Luhur Poten Gunung Bromo

3X83+HJ6, Cemorolawang, Ngadisari, Kec. Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur 67254, Indonesia
4.7(378)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

Entertainment
Family friendly
attractions: Lautan Pasir Bromo, Kawah Gunung Bromo, restaurants:
logoLearn more insights from Wanderboat AI.

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Nearby attractions of Pura Luhur Poten Gunung Bromo

Lautan Pasir Bromo

Kawah Gunung Bromo

Lautan Pasir Bromo

Lautan Pasir Bromo

4.8

(4.3K)

Open until 12:00 AM
Click for details
Kawah Gunung Bromo

Kawah Gunung Bromo

4.7

(272)

Open 24 hours
Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Pura Luhur Poten Gunung Bromo

4.7
(378)
avatar
5.0
1y

During my unforgettable journey to Mount Bromo, I embarked on a late-night adventure following a mesmerizing sunrise visit. As I set out towards Mount Bromo, my path led me to a Hindu temple along the way. Being a Hindu traveler from India, I hesitated before the temple gates, seeking permission to enter. Initially told that entry was not permitted, I felt a sense of confusion. However, my curiosity got the best of me, and I ventured inside, only to discover a sanctuary of serenity and immaculate surroundings within the temple's walls.

Inside, I was greeted by the divine presence of Lord Ganesha, Sarasvati, Brahma, Vishnu, and Maheshwar, their idols exuding an aura of peace and reverence. Engaging in conversation with one of the temple priests, I learned that the name "Bromo" finds its roots in the Javanese pronunciation of Brahma, the revered Hindu deity symbolizing creation.

As I meandered through the temple, I found a tranquil spot to sit and reflect, offering my humble respects to the deities and the holy men present. Amidst the quietude of the temple's interior, I experienced a profound sense of mental tranquility. With a heartfelt prayer, I sought blessings for my upcoming climb to Mount Bromo, drawing strength from the divine energies surrounding me.

To my surprise and delight, my journey to and from Mount Bromo unfolded smoothly and harmoniously, despite my usual sensitivities to dust and sunlight. Remarkably, I remained unhindered by dehydration, basking in the beauty of the experience. Regrettably, I was unable to make a substantial offering to the temple due to a shortage of local currency. Nevertheless, I wholeheartedly recommend a visit to this sacred place, where I, as an Indian Hindu, discovered a profound connection and experienced a lasting sense of inner peace, reminiscent of the spiritual...

   Read more
avatar
5.0
5y

Bromo, Pura Luhur Poten

Tempat untuk mengadakan upacara kasada adalah Pura Luhur Poten Gunung Bromo, tidak seperti pemeluk hindu pada umumnya yang memiliki candi candi sebagai tempat ibadah. Namun poten merupakan sebidang tanah dilahan pasir sebagai tempat berlangsungnya upacara kasada. Asal usul upacara Kasada terjadi beberapa abad yang lalu “Pada masa pemerintahan Dinasti Brawijaya dari kerajaan Majapahit, permaisuri dikaruniai anak perempuan yang bernama Roro Anteng. Setelah beranjak dewasa sang Putri jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari Kasta Brahmana yang bernama Joko Seger. Pada saat Kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan dan semakin berkibarnya perkembangan Islam di P Jawa. Beberapa orang kepercayaan kerajaan dan sebagian keluarganya memutuskan pergi kewilayah timur. Dan sebagian besar ke kawasan pegunungan tengger, termasuk Roro Anteng dan Joko Seger. Setelah mereka menjadi penguasa diwilayah ini, mereka sangat sedih karena belum dikaruniai seorang anak. Berbagai macam cara mereka coba, sampai pada akhirnya mereka kepuncak Gunung Bromo untuk bersemedi. Akhirnya permintaan mereka dikabulkan dengan munculnya suara gaib, dengan syarat anak bungsu mereka setelah lahir harus dikorbankan kekawah gunung bromo. Setelah mereka dikaruniai 25 orang anak, tiba saatnya mereka harus mengorbankan si bungsu. Tetapi mereka tidak tega melakukannya, karena hati nurani orang tua yang tidak tega membunuh anaknya. Akhirnya sang dewa marah dan menjilat anak bungsu tersebut masuk kekawah gunung, timbul suara dari si bungsu agar orang tua mereka hidup tenang beserta saudara-saudaranya. Dan tiap tahun untuk melakukan sesaji yang dibuang ke gunung bromo. Sampai sekarang adat istiadat ini dilakukan secara turun menurun.

Untuk dapat melihat upacara kasada bromo lebih baik kita datang sebelum tengah malam, karena ramainya persiapan para dukun. Hari hari upacara kasada bromo, banyak penduduk sekitar yang berdatangan. Baik mengendarai sepeda motor atau kendaraan pribadi lainnya. Sehingga mengakibatkan jalanan kebawah menuju kaki gunung sangat macet. Dan bisa membuat Mobil dari gerbang tidak bisa turun kebawah. Jalan lain kebawah yaitu anda berjalan dengan rombongan rombongan penduduk yang menuju pura. Karena jika sendiri dipastikan akan tersesat, karena kabut yang sangat tebal dan pandangan sangat terganggu.

Selain itu Upacara Kasada bromo juga dilakukan untuk mengangkat seorang Tabib atau dukun disetiap desa. Agar mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, mereka harus bisa mengamalkan dan menghafal mantera mantera. Beberapa hari sebelum Upacara Kasada bromo dimulai, mereka mengerjakan sesaji sesaji yang nantinya akan dilemparkan ke Kawah Gunung Bromo. Pada malam ke 14 bulan Kasada Masyarakat tengger berbondong bondong dengan membawa ongkek yang berisi sesajo dari berbagai macam hasil pertanian dan ternak. Lalu mereka membawanya ke Pura dan sambil menunggu Dukun sepuh yang dihormati datang mereka kembali menghafal dan melafalkan mantera, tepat tengah malam diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan umat dipoten lautan pasir gunung bromo. Bagi masyarakat Tengger, peranan Dukun adalah sangat penting. Karena mereka bertugas memimpin acara – acara ritual, perkawinan dll. Sebelum lulus mereka diwajibkan lulus ujian dengan cara menghafal dan lancar dalam membaca mantra mantra.

Setelah Upacara selesai, ongkek – ongkek yang berisi sesaji dibawa dari kaki gunung bromo ke atas kawah. Dan mereka melemparkan kedalam kawah, sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Didalam kawah banyak terdapat pengemis dan penduduk tengger yang tinggal dipedalaman, mereka jauh jauh hari datang ke gunung bromo dan mendirikan tempat tinggal dikawah gunung Bromo dengan harapan mereka mendapatkan sesaji yang dilempar. Source...

   Read more
avatar
5.0
38w

Pura Luhur Poten Bromo adalah sebuah pura yang terletak di kawasan Gunung Bromo, tepatnya di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Pura ini merupakan salah satu tempat ibadah yang memiliki makna spiritual dan budaya yang mendalam bagi masyarakat Suku Tengger, yang mendiami wilayah sekitar Bromo. Pura Luhur Poten tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah umat Hindu Tengger, tetapi juga sebagai simbol dari kebudayaan dan tradisi masyarakat Tengger yang sangat kental dengan nuansa religius dan alam.

Pura Luhur Poten dibangun pada tahun 2000 oleh masyarakat Tengger dengan tujuan untuk memberikan tempat yang layak bagi umat Hindu Tengger untuk beribadah. Masyarakat Tengger, yang merupakan keturunan dari kerajaan Majapahit, memeluk agama Hindu, dan mereka memiliki tradisi serta ritual yang erat kaitannya dengan gunung-gunung di sekitar mereka, khususnya Gunung Bromo. Gunung Bromo dianggap sebagai tempat suci yang menjadi pusat kehidupan spiritual dan keagamaan bagi Suku Tengger.

Pura ini terletak di lautan pasir Bromo, yang menawarkan pemandangan yang menakjubkan dengan latar belakang gunung yang megah. Pura Luhur Poten dibangun dengan arsitektur khas Bali, tetapi memiliki sentuhan khas Tengger yang membedakannya dari pura-pura lainnya. Struktur pura ini terdiri dari beberapa bangunan dengan ornamen yang dihiasi dengan ukiran dan patung yang menggambarkan kehidupan spiritual masyarakat Tengger. Bangunan utamanya adalah tempat persembahyangan yang sering digunakan untuk melakukan upacara keagamaan, termasuk upacara Yadnya Kasada.

Yadnya Kasada adalah upacara besar yang diadakan setiap tahun oleh masyarakat Tengger sebagai bentuk persembahan kepada Tuhan dan para dewa yang mereka percayai. Upacara ini biasanya dilakukan di kawasan Gunung Bromo, dan Pura Luhur Poten menjadi salah satu titik sentral dari rangkaian acara. Dalam upacara ini, masyarakat Tengger membawa sesajen berupa hasil bumi seperti sayur-sayuran, buah-buahan, hingga ayam hidup untuk dilemparkan ke dalam kawah Gunung Bromo sebagai tanda syukur dan permohonan agar kehidupan mereka diberkahi.

Selain sebagai tempat ibadah, Pura Luhur Poten juga berfungsi sebagai simbol keharmonisan antara manusia dan alam. Masyarakat Tengger sangat menjaga hubungan dengan alam, terutama dengan gunung-gunung yang mereka anggap sebagai tempat tinggal para dewa. Oleh karena itu, Pura Luhur Poten juga melambangkan kesucian dan kekuatan alam yang harus dihormati dan dijaga kelestariannya. Selama upacara Yadnya Kasada, terdapat rasa kekeluargaan dan gotong royong yang kental, di mana seluruh masyarakat Tengger berkumpul untuk merayakan bersama.

Pura Luhur Poten Bromo menjadi saksi bisu dari kehidupan spiritual masyarakat Tengger yang tetap menjaga tradisi mereka meskipun zaman terus berkembang. Keberadaan pura ini juga semakin memperkaya keberagaman budaya Indonesia, khususnya dalam konteks agama Hindu yang memiliki ciri khas di masyarakat Tengger. Selain itu, keberadaan pura ini semakin menarik perhatian para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang ingin mengetahui lebih dalam tentang budaya dan tradisi yang berkembang di sekitar Gunung Bromo.

Secara keseluruhan, Pura Luhur Poten Bromo bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol kehidupan masyarakat Tengger yang sangat erat kaitannya dengan alam dan spiritualitas mereka. Pura ini mengajarkan nilai-nilai luhur tentang kedamaian, pengorbanan, dan penghormatan terhadap kekuatan alam serta Tuhan...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

AnuAnuAnuAnu
Bromo, Pura Luhur Poten Tempat untuk mengadakan upacara kasada adalah Pura Luhur Poten Gunung Bromo, tidak seperti pemeluk hindu pada umumnya yang memiliki candi candi sebagai tempat ibadah. Namun poten merupakan sebidang tanah dilahan pasir sebagai tempat berlangsungnya upacara kasada. Asal usul upacara Kasada terjadi beberapa abad yang lalu “Pada masa pemerintahan Dinasti Brawijaya dari kerajaan Majapahit, permaisuri dikaruniai anak perempuan yang bernama Roro Anteng. Setelah beranjak dewasa sang Putri jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari Kasta Brahmana yang bernama Joko Seger. Pada saat Kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan dan semakin berkibarnya perkembangan Islam di P Jawa. Beberapa orang kepercayaan kerajaan dan sebagian keluarganya memutuskan pergi kewilayah timur. Dan sebagian besar ke kawasan pegunungan tengger, termasuk Roro Anteng dan Joko Seger. Setelah mereka menjadi penguasa diwilayah ini, mereka sangat sedih karena belum dikaruniai seorang anak. Berbagai macam cara mereka coba, sampai pada akhirnya mereka kepuncak Gunung Bromo untuk bersemedi. Akhirnya permintaan mereka dikabulkan dengan munculnya suara gaib, dengan syarat anak bungsu mereka setelah lahir harus dikorbankan kekawah gunung bromo. Setelah mereka dikaruniai 25 orang anak, tiba saatnya mereka harus mengorbankan si bungsu. Tetapi mereka tidak tega melakukannya, karena hati nurani orang tua yang tidak tega membunuh anaknya. Akhirnya sang dewa marah dan menjilat anak bungsu tersebut masuk kekawah gunung, timbul suara dari si bungsu agar orang tua mereka hidup tenang beserta saudara-saudaranya. Dan tiap tahun untuk melakukan sesaji yang dibuang ke gunung bromo. Sampai sekarang adat istiadat ini dilakukan secara turun menurun. Untuk dapat melihat upacara kasada bromo lebih baik kita datang sebelum tengah malam, karena ramainya persiapan para dukun. Hari hari upacara kasada bromo, banyak penduduk sekitar yang berdatangan. Baik mengendarai sepeda motor atau kendaraan pribadi lainnya. Sehingga mengakibatkan jalanan kebawah menuju kaki gunung sangat macet. Dan bisa membuat Mobil dari gerbang tidak bisa turun kebawah. Jalan lain kebawah yaitu anda berjalan dengan rombongan rombongan penduduk yang menuju pura. Karena jika sendiri dipastikan akan tersesat, karena kabut yang sangat tebal dan pandangan sangat terganggu. Selain itu Upacara Kasada bromo juga dilakukan untuk mengangkat seorang Tabib atau dukun disetiap desa. Agar mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, mereka harus bisa mengamalkan dan menghafal mantera mantera. Beberapa hari sebelum Upacara Kasada bromo dimulai, mereka mengerjakan sesaji sesaji yang nantinya akan dilemparkan ke Kawah Gunung Bromo. Pada malam ke 14 bulan Kasada Masyarakat tengger berbondong bondong dengan membawa ongkek yang berisi sesajo dari berbagai macam hasil pertanian dan ternak. Lalu mereka membawanya ke Pura dan sambil menunggu Dukun sepuh yang dihormati datang mereka kembali menghafal dan melafalkan mantera, tepat tengah malam diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan umat dipoten lautan pasir gunung bromo. Bagi masyarakat Tengger, peranan Dukun adalah sangat penting. Karena mereka bertugas memimpin acara – acara ritual, perkawinan dll. Sebelum lulus mereka diwajibkan lulus ujian dengan cara menghafal dan lancar dalam membaca mantra mantra. Setelah Upacara selesai, ongkek – ongkek yang berisi sesaji dibawa dari kaki gunung bromo ke atas kawah. Dan mereka melemparkan kedalam kawah, sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Didalam kawah banyak terdapat pengemis dan penduduk tengger yang tinggal dipedalaman, mereka jauh jauh hari datang ke gunung bromo dan mendirikan tempat tinggal dikawah gunung Bromo dengan harapan mereka mendapatkan sesaji yang dilempar. Source : BarryKusuma
galih akademikgalih akademik
Kawah Puncak Bromo sebenarnya lebar sekitar 600-800 meter. Melalui tangga mendaki 260 anak, Anda bisa melihatnya. Tangga dibuat ketika Ratu Belanda berkunjung tahun 1910. Terdapat Watu Singo - bati berbentuk singa duduk, merupakan iconic kawah yang semakin terkubur pasir. Tapi kita coba saksikan hal lain di sekitarnya yaitu adanya Pura Luhur Poten yang digunakan umat Hindu, dan suku Tengger beribadah. Gunung Bromo (Brahma) dianggap suci oleh umat Hindu. Rara AnTENG dan Joko SeGER yang tidak memiliki anak beribadah disini. Lalu setelah dikaruniai 25 anak, mereka harus mengorbankan anak bungsunya, Kusuma. Ketika dikorbankam ke kawah, anak bungsu berpesan setiap hari 14 bulan 12 penanggalan Tengger harus memberikan sesaji hasil panen. Hari inilah yang sekarang disebut sebagai Hari Kasada/Yadnya Kasada, dimana pada hari tersebut seluruh suku Tengger yang berada di 4 kabupaten beribadah di puncak selama 3 hari kawasan Bromo ditutup untuk perayaan ibadah. Nama Tengger diambilkan dari singkatan kedua nama mereka. Beranakpinak menjadi suku yang mendiami kawasan Bromo. Kalau kesini cek tanggal dan pengumuman ya biar tahu tutup atau tidak. #literasyikgalih #kilasdokumenter @galih.wib
ꦠꦁꦏꦱ꧀ꦠꦁꦏꦱ꧀
Spiritual experience.......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Bromo, Pura Luhur Poten Tempat untuk mengadakan upacara kasada adalah Pura Luhur Poten Gunung Bromo, tidak seperti pemeluk hindu pada umumnya yang memiliki candi candi sebagai tempat ibadah. Namun poten merupakan sebidang tanah dilahan pasir sebagai tempat berlangsungnya upacara kasada. Asal usul upacara Kasada terjadi beberapa abad yang lalu “Pada masa pemerintahan Dinasti Brawijaya dari kerajaan Majapahit, permaisuri dikaruniai anak perempuan yang bernama Roro Anteng. Setelah beranjak dewasa sang Putri jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari Kasta Brahmana yang bernama Joko Seger. Pada saat Kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan dan semakin berkibarnya perkembangan Islam di P Jawa. Beberapa orang kepercayaan kerajaan dan sebagian keluarganya memutuskan pergi kewilayah timur. Dan sebagian besar ke kawasan pegunungan tengger, termasuk Roro Anteng dan Joko Seger. Setelah mereka menjadi penguasa diwilayah ini, mereka sangat sedih karena belum dikaruniai seorang anak. Berbagai macam cara mereka coba, sampai pada akhirnya mereka kepuncak Gunung Bromo untuk bersemedi. Akhirnya permintaan mereka dikabulkan dengan munculnya suara gaib, dengan syarat anak bungsu mereka setelah lahir harus dikorbankan kekawah gunung bromo. Setelah mereka dikaruniai 25 orang anak, tiba saatnya mereka harus mengorbankan si bungsu. Tetapi mereka tidak tega melakukannya, karena hati nurani orang tua yang tidak tega membunuh anaknya. Akhirnya sang dewa marah dan menjilat anak bungsu tersebut masuk kekawah gunung, timbul suara dari si bungsu agar orang tua mereka hidup tenang beserta saudara-saudaranya. Dan tiap tahun untuk melakukan sesaji yang dibuang ke gunung bromo. Sampai sekarang adat istiadat ini dilakukan secara turun menurun. Untuk dapat melihat upacara kasada bromo lebih baik kita datang sebelum tengah malam, karena ramainya persiapan para dukun. Hari hari upacara kasada bromo, banyak penduduk sekitar yang berdatangan. Baik mengendarai sepeda motor atau kendaraan pribadi lainnya. Sehingga mengakibatkan jalanan kebawah menuju kaki gunung sangat macet. Dan bisa membuat Mobil dari gerbang tidak bisa turun kebawah. Jalan lain kebawah yaitu anda berjalan dengan rombongan rombongan penduduk yang menuju pura. Karena jika sendiri dipastikan akan tersesat, karena kabut yang sangat tebal dan pandangan sangat terganggu. Selain itu Upacara Kasada bromo juga dilakukan untuk mengangkat seorang Tabib atau dukun disetiap desa. Agar mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, mereka harus bisa mengamalkan dan menghafal mantera mantera. Beberapa hari sebelum Upacara Kasada bromo dimulai, mereka mengerjakan sesaji sesaji yang nantinya akan dilemparkan ke Kawah Gunung Bromo. Pada malam ke 14 bulan Kasada Masyarakat tengger berbondong bondong dengan membawa ongkek yang berisi sesajo dari berbagai macam hasil pertanian dan ternak. Lalu mereka membawanya ke Pura dan sambil menunggu Dukun sepuh yang dihormati datang mereka kembali menghafal dan melafalkan mantera, tepat tengah malam diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan umat dipoten lautan pasir gunung bromo. Bagi masyarakat Tengger, peranan Dukun adalah sangat penting. Karena mereka bertugas memimpin acara – acara ritual, perkawinan dll. Sebelum lulus mereka diwajibkan lulus ujian dengan cara menghafal dan lancar dalam membaca mantra mantra. Setelah Upacara selesai, ongkek – ongkek yang berisi sesaji dibawa dari kaki gunung bromo ke atas kawah. Dan mereka melemparkan kedalam kawah, sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Didalam kawah banyak terdapat pengemis dan penduduk tengger yang tinggal dipedalaman, mereka jauh jauh hari datang ke gunung bromo dan mendirikan tempat tinggal dikawah gunung Bromo dengan harapan mereka mendapatkan sesaji yang dilempar. Source : BarryKusuma
AnuAnu

AnuAnu

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Kawah Puncak Bromo sebenarnya lebar sekitar 600-800 meter. Melalui tangga mendaki 260 anak, Anda bisa melihatnya. Tangga dibuat ketika Ratu Belanda berkunjung tahun 1910. Terdapat Watu Singo - bati berbentuk singa duduk, merupakan iconic kawah yang semakin terkubur pasir. Tapi kita coba saksikan hal lain di sekitarnya yaitu adanya Pura Luhur Poten yang digunakan umat Hindu, dan suku Tengger beribadah. Gunung Bromo (Brahma) dianggap suci oleh umat Hindu. Rara AnTENG dan Joko SeGER yang tidak memiliki anak beribadah disini. Lalu setelah dikaruniai 25 anak, mereka harus mengorbankan anak bungsunya, Kusuma. Ketika dikorbankam ke kawah, anak bungsu berpesan setiap hari 14 bulan 12 penanggalan Tengger harus memberikan sesaji hasil panen. Hari inilah yang sekarang disebut sebagai Hari Kasada/Yadnya Kasada, dimana pada hari tersebut seluruh suku Tengger yang berada di 4 kabupaten beribadah di puncak selama 3 hari kawasan Bromo ditutup untuk perayaan ibadah. Nama Tengger diambilkan dari singkatan kedua nama mereka. Beranakpinak menjadi suku yang mendiami kawasan Bromo. Kalau kesini cek tanggal dan pengumuman ya biar tahu tutup atau tidak. #literasyikgalih #kilasdokumenter @galih.wib
galih akademik

galih akademik

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Spiritual experience.......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
ꦠꦁꦏꦱ꧀

ꦠꦁꦏꦱ꧀

See more posts
See more posts