Ringin Contong in Jombang can be envisioned as a transformative space that not only captivates with its beauty but also serves as a valuable asset to the local community. Here's a detailed plan for Ringin Contong with benefits for Jombang society:
Scenic Landscaping: Develop lush greenery, well-maintained lawns, and strategically placed trees to create a visually stunning landscape. This not only enhances the aesthetic appeal of Ringin Contong but also provides a peaceful retreat for residents.
Recreational Facilities: Integrate recreational amenities such as walking trails, jogging paths, and exercise stations. These facilities promote physical activity and a healthier lifestyle among Jombang's residents.
Cultural Heritage Preservation: If Ringin Contong holds cultural or historical significance, incorporate interpretative signage, sculptures, or artifacts to educate visitors about its heritage. This fosters a sense of pride and connection to the local history.
Picnic Areas: Designate picnic spots with benches and tables, encouraging families and friends to spend quality time together. This contributes to a sense of community and social bonding.
Community Events Space: Create a flexible space that can host community events, cultural festivals, and gatherings. This encourages community engagement and provides a venue for local celebrations.
Educational Gardens: Establish gardens that showcase local flora and fauna, providing an educational experience for visitors. Interpretative signs can offer information about the ecological importance of the plant and animal life in the area.
Wi-Fi Hotspots: Install Wi-Fi hotspots in specific areas to make Ringin Contong a hub for remote work, study groups, or digital connectivity. This supports modern lifestyles and facilitates a connection to the global community.
Children's Play Area: Develop a safe and engaging play area for children, incorporating playground equipment that stimulates physical activity and creative play. This contributes to the overall well-being of families in the community.
Community Gardening Spaces: Allocate areas for community gardens where residents can cultivate plants or herbs collectively. This promotes a sense of shared responsibility and sustainable practices.
Environmental Sustainability: Implement eco-friendly practices such as rainwater harvesting, energy-efficient lighting, and waste recycling bins. Ringin Contong can serve as a model for environmental consciousness, inspiring residents to adopt similar practices in their daily lives.
By combining these elements, Ringin Contong becomes a multifaceted space that not only enhances the natural beauty of Jombang but also provides tangible benefits to the local community, fostering a sense of pride, connectivity,...
Read moreMengapa Ringin Contong dipandang sebagian warga masyarakat Jombang begitu penting sebagai ikon kota berjuluk kota santri ini? Ada baiknya kita telusur arti penting Ringin Contong dari berbagai sudut pandang. Pertama dari kajian etnografi atau yang bersumber dari cerita rakyat sebagai kekayaan folklor/tradisi kolektif masyarakat Jombang, yaitu cerita Kebokicak Karang Kejambon. Alkisah ketika terjadi pengejaran Kebokicak terhadap Surantanu dan Banteng Tracak Kencana yang akan digunakan sebagai tumbal terkait munculnya pageblug/wabah penyakit yang sulit disembuhkan di daerah padepokan Pancuran Cukir, Kebokicak berteduh di bawah pohon raksasa. Setelah melihat langsung pohon raksasa itu akhirnya tempat persinggahan tersebut dinamakan Ringin Contong.
PembangunanSunting
Kedua ditanamnya pohon beringin oleh bupati Jombang pertama Raden Adipati Arya Soeroadiningrat V atau lebih akrab disebut Kanjeng Sepuh pada tanggal 22 Februari1910, bertepatan dengan peletakan batu pertama pembangunan pendapa kabupaten Jombang. Pada tanggal tersebut Kanjeng Sepuh sekaligus menanam dua pohon beringin sebagai simbol pengayoman. Satu pohon beringin kunthing ditanam di depan pendapa, sedangkan satunya ditanam tepat di lokasi Ringin Contong sekarang.
Sebagai acuan titik nolSunting
Ketiga ditetapkannya Ringin Contong sebagai acuan titik nol jarak antar wilayah di kabupaten Jombang maupun antar kota dengan pusat kota santri ini. Keputusan ini barangkali sejalan dengan penetapan batas-batas kota Jombang oleh pemerintah Hindia Belanda yang pada saat itu berkedudukan sebagai ibukota Afdeeling Jombang yang terletak di Karesidenan Surabaya. Penetapan ini tepatnya terjadi pada 20 September 1877yang dimuat dalam lembaran negara no. 172 (Staatblad van Nederlandsch-Indie Besluit van den Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie van 20 September 1887 no.2/c).
Dibangun menara air oleh pemerintah Hindia BelandaSunting
Keempat dibangunnya menara air pada tahun 1929 oleh pemerintah Hindia Belanda. Meskipun bangunan ini bukan ringin contong yang dimaksud, tetapi sebagian besar warga Jombang menganggap menara air tersebut bagian tak terpisahkan dari situs Ringin Contong. Posisi Ringin Contong di Titik Nolmemang memiliki arti yang sangat berharga sebagai episentrum kota Jombang. Karena nol identik dengan kosong, sedangkan dalam kekosongan ada kesadaran akan Yang Maha Satu. Artinya di titik nol itulah sebenarnya sumber kekuatan sebagaimana roda berjeruji yang titik tumpunya pada titik sumbu/as yang berada di tengah roda. Ringin Contong kita analogikan sebagai sumbu sebuah roda wilayah bernama...
Read moreMenurut cerita yang berkembang di masyarakat, pada jaman dulu ada seorang tokoh bernama Kebo Kicak yang sangat sakti namun selalu durhaka kepada orang tuanya sehingga dikutuk menjadi manusia berkepala kebo atau kerbau.
Setelah mendapat kutukan tersebut Kebo Kicak menyadari kesalahannya kemudian berguru kepada seorang kiai. Setelah itu dia menjelma menjadi sosok yang semakin sakti tapi sangat patuh terhadap ajaran agama.
Beberapa waktu kemudian, masyarakat Jombang terkena serangan wabah penyakit yang tidak tidak bisa disembuhkan. Melihat kondisi tersebut, Kebo Kicak berusaha mencari tumbal agar wabah penyakit tersebut segera sirna.
Saat mencari tumbal, tokoh ini sempat beristirahat dan berteduh di bawah pohon yang sangat besar dan tinggi. Lokasi yang diyakini dipakai istirahat oleh Kebo Kicak inilah yang sekarang dinamakan ‘Ringin Contong’.
Ringin Contong sering juga dianggap sebagai simbol kerukunan dan kesejahteraan oleh masyarakat Jombang.
Ringin Contong juga dijadikan lambang semangat gotong royong dan saling tolong menolong.
Atas dasar inilah kawasan tersebut selalu terjaga dengan baik. Terlebih lagi menara air yang dibangun pada tahun 1929 oleh pemerintah Hindia Belanda ada di obyek wisata sejarah tersebut punya desain yang sangat unik, cocok dijadikan latar belakang pemotretan pada malam hari.
Sebagian besar warga Jombang menganggap menara air tersebut bagian tak terpisahkan dari...
Read more