HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Kedulan Temple — Attraction in Kalasan

Name
Kedulan Temple
Description
Kedulan temple is the ruin of a 9th-century Hindu candi located not far from Sambisari temple. The temple is located in Tirtomartani village, Kalasan subdistrict, Sleman Regency, Yogyakarta, Indonesia. The style and architecture bear striking similarities to the nearby Sambisari temple.
Nearby attractions
Nearby restaurants
FamilyBakso Segaran
7F4C+QMM, Kedulan, Tirtomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571, Indonesia
MUYEGH Bakso & Fried Chicken
Jl. Raya LPMP No.KM, RW.2, plasan, Tirtomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571, Indonesia
Mbur's Kitchen
7F39+J7F, Kalimati, Tirtomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571, Indonesia
Giant Chicken Noodles and Meatballs
Jl. Raya LPMP, Jetis, Tirtomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571, Indonesia
Rumah Makan Padang Milik Kita
Jetis, Tirtomartani, Kalasan, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta 55571, Indonesia
Nearby hotels
Hexa Dalangan
Jl. Dalangan No.RT 05, Kalimati, Tirtomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571, Indonesia
Related posts
Keywords
Kedulan Temple tourism.Kedulan Temple hotels.Kedulan Temple bed and breakfast. flights to Kedulan Temple.Kedulan Temple attractions.Kedulan Temple restaurants.Kedulan Temple travel.Kedulan Temple travel guide.Kedulan Temple travel blog.Kedulan Temple pictures.Kedulan Temple photos.Kedulan Temple travel tips.Kedulan Temple maps.Kedulan Temple things to do.
Kedulan Temple things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Kedulan Temple
IndonesiaSpecial Region of YogyakartaKalasanKedulan Temple

Basic Info

Kedulan Temple

7F49+XVG, Kedulan, Tirtomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571, Indonesia
4.6(252)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

Kedulan temple is the ruin of a 9th-century Hindu candi located not far from Sambisari temple. The temple is located in Tirtomartani village, Kalasan subdistrict, Sleman Regency, Yogyakarta, Indonesia. The style and architecture bear striking similarities to the nearby Sambisari temple.

Cultural
Scenic
Family friendly
attractions: , restaurants: FamilyBakso Segaran, MUYEGH Bakso & Fried Chicken, Mbur's Kitchen, Giant Chicken Noodles and Meatballs, Rumah Makan Padang Milik Kita
logoLearn more insights from Wanderboat AI.

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in Kalasan
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in Kalasan
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in Kalasan
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Things to do nearby

Borobudur-Prambanans Private Tour
Borobudur-Prambanans Private Tour
Sat, Dec 6 • 3:30 AM
Gondokusuman, Special Region of Yogyakarta, 55213, Indonesia
View details
Discover Borobudur Prambanan & Yogyakarta
Discover Borobudur Prambanan & Yogyakarta
Sun, Dec 7 • 8:00 AM
Kraton, Special Region of Yogyakarta, 55661, Indonesia
View details
Yogyakarta Historical and Food Tour
Yogyakarta Historical and Food Tour
Sat, Dec 6 • 6:00 PM
Gedong Tengen, Special Region of Yogyakarta, 55272, Indonesia
View details

Nearby restaurants of Kedulan Temple

FamilyBakso Segaran

MUYEGH Bakso & Fried Chicken

Mbur's Kitchen

Giant Chicken Noodles and Meatballs

Rumah Makan Padang Milik Kita

FamilyBakso Segaran

FamilyBakso Segaran

4.4

(16)

$

Click for details
MUYEGH Bakso & Fried Chicken

MUYEGH Bakso & Fried Chicken

4.5

(11)

Click for details
Mbur's Kitchen

Mbur's Kitchen

5.0

(1)

Click for details
Giant Chicken Noodles and Meatballs

Giant Chicken Noodles and Meatballs

4.0

(113)

Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Kedulan Temple

4.6
(252)
avatar
5.0
11w

Candi Kedulan pertama kali ditemukan oleh para penambang pasir pada 24 November 1993. Setelah ditemukan, candi ini langsung dilakukan sejumlah pelestarian seperti penyelamatan, pengumpulan data, dan juga anastilosis (pemugaran lagi reruntuhan-reruntuhan) dalam kurun waktu beberapa tahun. Dari peninggalan yang ditemukan, candi ini bercorak Hindu. Mirip dengan Candi Sambisari, candi ini tekubur di tanah sebelum ditemukan.

Kala itu terdapat beberapa bukti-bukti tertulis peninggalan Candi Kedulan, yaitu Prasasti Sumundul, Prasasti Pananggaran, dan Prasasti Tlu Ron. Prasasti Sumundul dan Prasasti Pananggaran ditemukan terlebih dahulu pada tahun 2002 ketika studi kelayakan, sedangkan penemuan Prasasti Tlu Ron 13 tahun kemudian pada 2015.

Menurut situs resmi Balai Cagar Budaya D. I. Y., Prasasti-prasasti tersebut dikeluarkan pada masa pemerintahan raja yang berbeda. Prasasti Sumundul dan Pananggaran berasal dari masa yang sama yaitu 868 Masehi (era Mataram Kuno). Kedua prasasti ini dikeluarkan pada masa Raja Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala (855-884 Masehi). Sementara prasasti Tlu Ron berasal dari tahun 900 Masehi, dikeluarkan pada masa Raja Balitung (898-910 M). Ada selisih 32 tahun antara terbitnya kedua prasasti tersebut.

Prasasti Sumundul dan juga Prasasti Pananggaran berisi tentang pembangunan bendungan di sekitar Candi Kedulan saat ini. Bendungan-bendungan tersebut digunakan untuk mengairi lahan pertanian di sekitar bangunan suci. Hasil tani bakal dipakai sebagai persembahan kepada bangunan suci ini. Ini merupakan hal yang lumrah di masa itu

Prasasti Tlu Ron kemudian melengkapi informasi-informasi yang tertuang di dalam kedua prasasti sebelumnya. Di dalam prasasti ini, disebutkan asal-muasal pembangunan bendungan dan juga kegagalan-kegagalan yang terjadi saat masa pembangunan. Ternyata, pembangunan bendungan ini pernah gagal hingga tiga kali karena berbagai faktor seperti bencana alam dan lain-lain.

Kegagalan pembangunan inilah yang membuat Raja Balitung merasa frustrasi dan memikirkan bagaimana agar pembangunan bendungan bisa berhasil. Ia pun akhirnya menunjuk seorang makudur sebagai pemimpin pembangunan bendungan. Makudur adalah pemimpin upacara penetapan sima. Sima sendiri ialah tanah yang diberi batas dan sebagian hasilnya untuk menunjang keperluan suci keagamaan. Makudur bertugas sebagai pembaca mantra dan sumpah saat upacara sima.

Penunjukkan makudur ini sebagai pemimpin pembangunan sangat jarang ditemukan di era Mataram Kuno. Tidak ada yang tahu persis alasan mengapa makudur bisa dipilih oleh Raja Balitung. Namun, tampaknya kebijakan ini diambil karena sang raja cukup frustrasi akibat pembangunan bendungan yang terus-menerus gagal. *) dirangkum dari...

   Read more
avatar
5.0
1y

Candi Kedulan adalah situs arkeologi yang terletak di Sleman, Yogyakarta, dan merupakan salah satu candi yang menarik untuk dieksplorasi bagi para pecinta sejarah dan budaya. Meskipun tidak sepopuler Candi Borobudur atau Prambanan, Candi Kedulan memiliki daya tarik tersendiri dengan keindahan arsitektur dan suasana tenangnya.

Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 dan termasuk dalam kelompok candi Hindu. Struktur candi ini terbuat dari batu andesit, dengan desain yang cukup sederhana namun menampilkan detail ornamen yang menarik. Salah satu hal yang mencolok adalah keberadaan patung-patung dan relief yang menggambarkan kehidupan serta kepercayaan masyarakat pada masa itu. Meskipun tidak sebesar candi-candi lainnya, keunikan Candi Kedulan terletak pada suasana yang lebih intim dan kurang ramai, sehingga pengunjung bisa meresapi sejarahnya dengan lebih mendalam.

Lokasi Candi Kedulan dikelilingi oleh sawah dan pepohonan hijau, menciptakan suasana damai yang ideal untuk bersantai atau meditasi. Suasana alami di sekitarnya sangat mendukung untuk merenung dan menikmati keindahan alam. Banyak pengunjung yang datang ke sini untuk menikmati ketenangan dan mengambil foto, terutama saat pagi atau sore hari ketika sinar matahari menciptakan pemandangan yang menakjubkan.

Fasilitas di Candi Kedulan cukup sederhana, dengan area parkir yang memadai dan petunjuk yang jelas untuk membantu pengunjung menjelajahi situs ini. Meskipun tidak ada banyak warung di dekat candi, pengunjung dapat membawa bekal atau camilan untuk dinikmati di area sekitarnya.

Secara keseluruhan, Candi Kedulan adalah destinasi yang sangat direkomendasikan bagi mereka yang ingin menjelajahi kekayaan sejarah dan budaya Jawa dengan cara yang lebih tenang dan intim. Dengan arsitektur yang menarik, suasana yang damai, dan pemandangan alam yang indah, Candi Kedulan menawarkan pengalaman yang unik dan berkesan bagi...

   Read more
avatar
5.0
1y

Candi Kedulan, terletak Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Merupakan candi bercorak agama Hindu, yang dibangun sekitar abad ke 8-9 Masehi pada era kerajaan Medang atau lebih dikenal Mataram Kuno. Candi Kedulan sendiri posisinya berada sekitar 3-7 meter dibawah tanah, kemungkinan besar tertimbun oleh material vulkanik dari Gunung Merapi yang meletus secara besar besaran pada awal abad ke 11. Bahkan jenis tanah yang berada di sekitar candi terdiri dari 13 lapisan yang berbeda, maka kemungkinan besar bahwa candi ini tertimbun lahar dalam beberapa kali letusan (13 kali). . Pertama kali ditemukan pada tanggal 24 November 1993 secara tidak sengaja oleh penambang pasir. Pada tahun 2003 di lokasi penggalian ditemukan dua prasasti yang ditulis dalam aksara Jawa kuno & bahasa Jawa kuno, yang masing-masing kemudian dinamakan prasasti Pananggaran & prasasti Sumundul. Keduanya bertanggal 15 Agustus 868. Lalu pada 2015 ditemukan prasasti lagi yang bertanggal 30 Maret 900 ini kemudian dinamakan prasasti Tlu Ron (“Tiga Daun”). Candi Kedulan terus mengalami pemugaran Bahkan sampai tahun 2020. . Untuk candi nya sendiri terdiri dari satu candi induk tiga candi perwara. Didalam candi induknya sendiri terdapat lingga yoni yang cukup besar dengan carat yang disangga ular & kura-kura. Pada relung arca dewata pada setiap sisi dinding candi induk masih terdapat arca Agastya, Ganesha & Durga yang semuanya masih dalam kondisi utuh. Untuk candi perwaranya sendiri kondisinya sudah tidak utuh hanya menyisakan bagian kaki & separuh badan candi saja namun masih terdapat arca Nandi yang kondisinya masih utuh di Candi perwara...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

Bowo ArdiantoBowo Ardianto
Candi Kedulan pertama kali ditemukan oleh para penambang pasir pada 24 November 1993. Setelah ditemukan, candi ini langsung dilakukan sejumlah pelestarian seperti penyelamatan, pengumpulan data, dan juga anastilosis (pemugaran lagi reruntuhan-reruntuhan) dalam kurun waktu beberapa tahun. Dari peninggalan yang ditemukan, candi ini bercorak Hindu. Mirip dengan Candi Sambisari, candi ini tekubur di tanah sebelum ditemukan. Kala itu terdapat beberapa bukti-bukti tertulis peninggalan Candi Kedulan, yaitu Prasasti Sumundul, Prasasti Pananggaran, dan Prasasti Tlu Ron. Prasasti Sumundul dan Prasasti Pananggaran ditemukan terlebih dahulu pada tahun 2002 ketika studi kelayakan, sedangkan penemuan Prasasti Tlu Ron 13 tahun kemudian pada 2015. Menurut situs resmi Balai Cagar Budaya D. I. Y., Prasasti-prasasti tersebut dikeluarkan pada masa pemerintahan raja yang berbeda. Prasasti Sumundul dan Pananggaran berasal dari masa yang sama yaitu 868 Masehi (era Mataram Kuno). Kedua prasasti ini dikeluarkan pada masa Raja Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala (855-884 Masehi). Sementara prasasti Tlu Ron berasal dari tahun 900 Masehi, dikeluarkan pada masa Raja Balitung (898-910 M). Ada selisih 32 tahun antara terbitnya kedua prasasti tersebut. Prasasti Sumundul dan juga Prasasti Pananggaran berisi tentang pembangunan bendungan di sekitar Candi Kedulan saat ini. Bendungan-bendungan tersebut digunakan untuk mengairi lahan pertanian di sekitar bangunan suci. Hasil tani bakal dipakai sebagai persembahan kepada bangunan suci ini. Ini merupakan hal yang lumrah di masa itu Prasasti Tlu Ron kemudian melengkapi informasi-informasi yang tertuang di dalam kedua prasasti sebelumnya. Di dalam prasasti ini, disebutkan asal-muasal pembangunan bendungan dan juga kegagalan-kegagalan yang terjadi saat masa pembangunan. Ternyata, pembangunan bendungan ini pernah gagal hingga tiga kali karena berbagai faktor seperti bencana alam dan lain-lain. Kegagalan pembangunan inilah yang membuat Raja Balitung merasa frustrasi dan memikirkan bagaimana agar pembangunan bendungan bisa berhasil. Ia pun akhirnya menunjuk seorang makudur sebagai pemimpin pembangunan bendungan. Makudur adalah pemimpin upacara penetapan sima. Sima sendiri ialah tanah yang diberi batas dan sebagian hasilnya untuk menunjang keperluan suci keagamaan. Makudur bertugas sebagai pembaca mantra dan sumpah saat upacara sima. Penunjukkan makudur ini sebagai pemimpin pembangunan sangat jarang ditemukan di era Mataram Kuno. Tidak ada yang tahu persis alasan mengapa makudur bisa dipilih oleh Raja Balitung. Namun, tampaknya kebijakan ini diambil karena sang raja cukup frustrasi akibat pembangunan bendungan yang terus-menerus gagal. *) dirangkum dari berbagai sumber.
Achmad Noer CholisAchmad Noer Cholis
Candi Kedulan, terletak Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Merupakan candi bercorak agama Hindu, yang dibangun sekitar abad ke 8-9 Masehi pada era kerajaan Medang atau lebih dikenal Mataram Kuno. Candi Kedulan sendiri posisinya berada sekitar 3-7 meter dibawah tanah, kemungkinan besar tertimbun oleh material vulkanik dari Gunung Merapi yang meletus secara besar besaran pada awal abad ke 11. Bahkan jenis tanah yang berada di sekitar candi terdiri dari 13 lapisan yang berbeda, maka kemungkinan besar bahwa candi ini tertimbun lahar dalam beberapa kali letusan (13 kali). . Pertama kali ditemukan pada tanggal 24 November 1993 secara tidak sengaja oleh penambang pasir. Pada tahun 2003 di lokasi penggalian ditemukan dua prasasti yang ditulis dalam aksara Jawa kuno & bahasa Jawa kuno, yang masing-masing kemudian dinamakan prasasti Pananggaran & prasasti Sumundul. Keduanya bertanggal 15 Agustus 868. Lalu pada 2015 ditemukan prasasti lagi yang bertanggal 30 Maret 900 ini kemudian dinamakan prasasti Tlu Ron (“Tiga Daun”). Candi Kedulan terus mengalami pemugaran Bahkan sampai tahun 2020. . Untuk candi nya sendiri terdiri dari satu candi induk tiga candi perwara. Didalam candi induknya sendiri terdapat lingga yoni yang cukup besar dengan carat yang disangga ular & kura-kura. Pada relung arca dewata pada setiap sisi dinding candi induk masih terdapat arca Agastya, Ganesha & Durga yang semuanya masih dalam kondisi utuh. Untuk candi perwaranya sendiri kondisinya sudah tidak utuh hanya menyisakan bagian kaki & separuh badan candi saja namun masih terdapat arca Nandi yang kondisinya masih utuh di Candi perwara yang tengah. .
MileadhamarMileadhamar
Salah satu kompleks candi bernafaskan Hindu yg berada di Jogja, tidak jauh dari candi Sambisari. Dahulunya digunakan sebagai tempat pemujaan dewa Siwa. Kompleks candi ini sangat menarik karena terdapat 1 candi utama dengan 3 candi pewara yg berjejer di depannya, merupakan ciri candi khas Jawa yg sejauh ini dikatakan asli berkonsep dari eyang eyang Jawa. Posisi candinya berada di bawah permukaan tanah karena dahulunya tertimbun dan diketemukan oleh warga, kemudian dilakukab penggalian. Candi ini sangat menarik karena masih ditemukan arca arca utuh seperti arca sapi (Nandini) yg dahulunya dihancurkan namun sudah direstorasi, yg menghadap lurus ke candi utama. Di candi utama juga terdapat arca lingga yoni dan arca-arca yg mengelilingi seperti arca Durga Mahisasura Mardini, Ganesha, Nandi Svara, dll. Rumput candi juga bersih dan nyaman diinjak tanpa alas kaki. Namun berhati hati jika bersama anak kecil karena terdapat sumur tanpa pembatas. Lokasinya berada di tengah persawahan, terdapat akses masuk dari pinggir jalan raya, namun disarankan masuk dari area perkampungan dan mendaftar terlebih dahulu di satpam. Terdapat toilet dan gazebo kecil. Tidak ada biaya khusus, namun jika berkegiatan masal dan penelitian sebaiknya meminta izin ke BPCB Jogja wilayah Bogem, Kalasan. Jika tertarik mengunjungi candi candi di Jogja saya sarankan mengikuti trip @kelilingcandi dengan sistem pembayaran pay as you wish (seikhlasnya), maka anda juga akan mendapat pengalaman penceritaan candi dari sudut pandang yg berbeda, yaitu kitab purana. Dan jika beruntung akan mendapatkan cinderamata yaitu stiker atwork bergambar candi atau arca yg tentunya tidak dijual bebas, alias otentik.
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in Kalasan

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Candi Kedulan pertama kali ditemukan oleh para penambang pasir pada 24 November 1993. Setelah ditemukan, candi ini langsung dilakukan sejumlah pelestarian seperti penyelamatan, pengumpulan data, dan juga anastilosis (pemugaran lagi reruntuhan-reruntuhan) dalam kurun waktu beberapa tahun. Dari peninggalan yang ditemukan, candi ini bercorak Hindu. Mirip dengan Candi Sambisari, candi ini tekubur di tanah sebelum ditemukan. Kala itu terdapat beberapa bukti-bukti tertulis peninggalan Candi Kedulan, yaitu Prasasti Sumundul, Prasasti Pananggaran, dan Prasasti Tlu Ron. Prasasti Sumundul dan Prasasti Pananggaran ditemukan terlebih dahulu pada tahun 2002 ketika studi kelayakan, sedangkan penemuan Prasasti Tlu Ron 13 tahun kemudian pada 2015. Menurut situs resmi Balai Cagar Budaya D. I. Y., Prasasti-prasasti tersebut dikeluarkan pada masa pemerintahan raja yang berbeda. Prasasti Sumundul dan Pananggaran berasal dari masa yang sama yaitu 868 Masehi (era Mataram Kuno). Kedua prasasti ini dikeluarkan pada masa Raja Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala (855-884 Masehi). Sementara prasasti Tlu Ron berasal dari tahun 900 Masehi, dikeluarkan pada masa Raja Balitung (898-910 M). Ada selisih 32 tahun antara terbitnya kedua prasasti tersebut. Prasasti Sumundul dan juga Prasasti Pananggaran berisi tentang pembangunan bendungan di sekitar Candi Kedulan saat ini. Bendungan-bendungan tersebut digunakan untuk mengairi lahan pertanian di sekitar bangunan suci. Hasil tani bakal dipakai sebagai persembahan kepada bangunan suci ini. Ini merupakan hal yang lumrah di masa itu Prasasti Tlu Ron kemudian melengkapi informasi-informasi yang tertuang di dalam kedua prasasti sebelumnya. Di dalam prasasti ini, disebutkan asal-muasal pembangunan bendungan dan juga kegagalan-kegagalan yang terjadi saat masa pembangunan. Ternyata, pembangunan bendungan ini pernah gagal hingga tiga kali karena berbagai faktor seperti bencana alam dan lain-lain. Kegagalan pembangunan inilah yang membuat Raja Balitung merasa frustrasi dan memikirkan bagaimana agar pembangunan bendungan bisa berhasil. Ia pun akhirnya menunjuk seorang makudur sebagai pemimpin pembangunan bendungan. Makudur adalah pemimpin upacara penetapan sima. Sima sendiri ialah tanah yang diberi batas dan sebagian hasilnya untuk menunjang keperluan suci keagamaan. Makudur bertugas sebagai pembaca mantra dan sumpah saat upacara sima. Penunjukkan makudur ini sebagai pemimpin pembangunan sangat jarang ditemukan di era Mataram Kuno. Tidak ada yang tahu persis alasan mengapa makudur bisa dipilih oleh Raja Balitung. Namun, tampaknya kebijakan ini diambil karena sang raja cukup frustrasi akibat pembangunan bendungan yang terus-menerus gagal. *) dirangkum dari berbagai sumber.
Bowo Ardianto

Bowo Ardianto

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in Kalasan

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Candi Kedulan, terletak Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Merupakan candi bercorak agama Hindu, yang dibangun sekitar abad ke 8-9 Masehi pada era kerajaan Medang atau lebih dikenal Mataram Kuno. Candi Kedulan sendiri posisinya berada sekitar 3-7 meter dibawah tanah, kemungkinan besar tertimbun oleh material vulkanik dari Gunung Merapi yang meletus secara besar besaran pada awal abad ke 11. Bahkan jenis tanah yang berada di sekitar candi terdiri dari 13 lapisan yang berbeda, maka kemungkinan besar bahwa candi ini tertimbun lahar dalam beberapa kali letusan (13 kali). . Pertama kali ditemukan pada tanggal 24 November 1993 secara tidak sengaja oleh penambang pasir. Pada tahun 2003 di lokasi penggalian ditemukan dua prasasti yang ditulis dalam aksara Jawa kuno & bahasa Jawa kuno, yang masing-masing kemudian dinamakan prasasti Pananggaran & prasasti Sumundul. Keduanya bertanggal 15 Agustus 868. Lalu pada 2015 ditemukan prasasti lagi yang bertanggal 30 Maret 900 ini kemudian dinamakan prasasti Tlu Ron (“Tiga Daun”). Candi Kedulan terus mengalami pemugaran Bahkan sampai tahun 2020. . Untuk candi nya sendiri terdiri dari satu candi induk tiga candi perwara. Didalam candi induknya sendiri terdapat lingga yoni yang cukup besar dengan carat yang disangga ular & kura-kura. Pada relung arca dewata pada setiap sisi dinding candi induk masih terdapat arca Agastya, Ganesha & Durga yang semuanya masih dalam kondisi utuh. Untuk candi perwaranya sendiri kondisinya sudah tidak utuh hanya menyisakan bagian kaki & separuh badan candi saja namun masih terdapat arca Nandi yang kondisinya masih utuh di Candi perwara yang tengah. .
Achmad Noer Cholis

Achmad Noer Cholis

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in Kalasan

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Salah satu kompleks candi bernafaskan Hindu yg berada di Jogja, tidak jauh dari candi Sambisari. Dahulunya digunakan sebagai tempat pemujaan dewa Siwa. Kompleks candi ini sangat menarik karena terdapat 1 candi utama dengan 3 candi pewara yg berjejer di depannya, merupakan ciri candi khas Jawa yg sejauh ini dikatakan asli berkonsep dari eyang eyang Jawa. Posisi candinya berada di bawah permukaan tanah karena dahulunya tertimbun dan diketemukan oleh warga, kemudian dilakukab penggalian. Candi ini sangat menarik karena masih ditemukan arca arca utuh seperti arca sapi (Nandini) yg dahulunya dihancurkan namun sudah direstorasi, yg menghadap lurus ke candi utama. Di candi utama juga terdapat arca lingga yoni dan arca-arca yg mengelilingi seperti arca Durga Mahisasura Mardini, Ganesha, Nandi Svara, dll. Rumput candi juga bersih dan nyaman diinjak tanpa alas kaki. Namun berhati hati jika bersama anak kecil karena terdapat sumur tanpa pembatas. Lokasinya berada di tengah persawahan, terdapat akses masuk dari pinggir jalan raya, namun disarankan masuk dari area perkampungan dan mendaftar terlebih dahulu di satpam. Terdapat toilet dan gazebo kecil. Tidak ada biaya khusus, namun jika berkegiatan masal dan penelitian sebaiknya meminta izin ke BPCB Jogja wilayah Bogem, Kalasan. Jika tertarik mengunjungi candi candi di Jogja saya sarankan mengikuti trip @kelilingcandi dengan sistem pembayaran pay as you wish (seikhlasnya), maka anda juga akan mendapat pengalaman penceritaan candi dari sudut pandang yg berbeda, yaitu kitab purana. Dan jika beruntung akan mendapatkan cinderamata yaitu stiker atwork bergambar candi atau arca yg tentunya tidak dijual bebas, alias otentik.
Mileadhamar

Mileadhamar

See more posts
See more posts