Tepat di penghujung akhir tahun 2016, tanggal 31 Desember 2016 saya mengunjungi makam Pahlawan Nasional Nyi Ageng Serang ini.
Sambil mengingat di masa kecilku waktu masih SD - SMP, sekitar tahun 1980-1985 setiap malam Jum'at Kliwon atau malam Selasa Kliwon datang ke makam ini. Banyak orang yang melakukan ziarah dan 'melekan'.
Melihat keadaan makam ketika siang hari, tentu lebih jelas. Tanpa masuk ke dalam area makam, saya mengambil gambar untuk saya abadikan ke dalam dokumen pribadi.
Saat kunjungan ini, saya melihat di dalam area makam ada seorang laki-laki yang sedang menyapu. Membersihkan daun-daun kering di antara sela-sela batu nisan.
Berarti makam ini masih dirawat, kataku dalam hati. Walaupun ketika melihat genteng tampak usang dan warna cat pada baberapa bagian tembok tampak pudar atau menghitam, namun saya tetap melihat dengan rasa senang!
Tidak perlu banyak cerita, kuatir banyak salah. Pada intinya: saya hanya ingin berbagi kepada pembaca, utamanya bagi yang belum pernah mengunjungi makam Pahlawan Nasional Nyi Ageng Serang ini.
Cobalah untuk mampir sejenak bila perlu menginap di tempat ziarah ini, ketika berada di kota Yogyakarta.
Jika berbicara mengenai lingkungan dan udaranya, tidak perlu diragukan lagi mengenai rasa nyamannya!
Itulah sedikit ulasan saya, semoga menambah sedikit semangat bagi pembaca yang berniat untuk ziarah ke tempat ini.
Kurang lebihnya, mohon maaf bila ada tulisan atau kata-kata yang tidak berkenan dihati pembaca.
Terimakasih, semoga bermanfaat! By vincent_sby, 3...
   Read moreTempatnya berada dipuncak bukit, selain makam pahlawan nasional Nyi Ageng Serang disini juga banyak terdapat makam dari kerabat dan pengikut beliau. Lokasi lumayan enak dijangkau dengan motor, sepi, sunyi, tenang, adem dan terasa sakral. Tidak banyak orang yang tau dan kesini sebab lokasinya memang jauh dri mana2 dan jauh dari jalan propinsi, namun terletak di sekitar jalur alternatif dari Kulon progo...
   Read moreTerletak di tempat yg sejuk, nyaman.
Nyi Ageng Serang atau dikenal juga sebagai Raden Ayu Serang memiliki nama kecil Raden Ajeng Retno Kursiah Edi. Setelah menikah namanya menjadi Bendoro Raden Ayu Kustiyah Wulaningsih Retno Edi. Ia adalah seorang Pahlawan...
   Read more