We came here on a Sunday around 10am. We were the second people here. We were able to enjoy the location for about 30 minutes and saw many other people arriving on our way back up. We took a car so we were required to park at the edge of the village at the very top. Walking down was about 400m down a partially paved switchback, then down a set of stairs (roughly 3 minutes to climb down). If you take a motorbike you can avoid the 400m walk down and up again. Stairs are uneven as is fairly standard in Bali. The waterfall itself is beautiful! Great photo opportunity. No trash was present at the time, and there were even trash cans on the stairs on the way down. Nice! Entrance fee is a donation. There is also a small shrine at the bottom of the stairs, and a large golden statue near the motorbike parking at the bottom of...
Read moreNice waterfall. There was a small group of locals but my husband and I were the only tourists. Entrance fee was 10k per person. Many steps down and back but there were some walking sticks to borrow if you'd like. The waterfall is not very wide but is tall and it was beautiful to see the water cascading through the lush green plants above. The water was cool and refreshing, very much appreciated on a hot day. We came by ourselves via motorbike and it was an exhilarating ride down! I recommend hiring a car if you are not an experienced motorbike driver.
As of January 2020, they were building a huge statue at the entrance which was amazing to see. I have a feeling this will become a very crowded tourist destination in the future so get here soon to enjoy it...
Read moreMemutuskan untuk pergi ke air terjun Jagasatru dengan rekomendasi google map. Ini pengalaman pertama kami datang ke daerah Desa Duda Timur, bermodalkan lagi2 google map kami berangkat dari Denpasar sekitar pukul 10.40wita dan sampai di kawasan air terjun jam 12.01wita. Jalanan cukup bagus namun memang ketika masuk kekawasannya akan menemui jalanan desa yg sepi dan menurun, mungkin ini bisa dibilang seperti masih hutan namun tidak usah khawatir jalanannya layak. Jalanan menurun cukup berkelok, kami yg mengendarai motor akhirnya melipir memarkir motor dipinggir jalan untuk kemudian jalan kaki lagi kebawah yg ternyata berjarak tidak jauh sekitar 300m. Tidak lama berjalan terlihat kemegahan patung Brahma berwarna emas. Setelah saya cari tahu di Internet ternyata patung tersebut adalah patung Brahma terbesar di Bali. Untuk tiket masuknya sendiri masih berupa donasi didekat jalan turun ke air terjun. Disini juga ada tempat untuk melukat didekat air terjun. Tidak jauh dr patung ada tempat rest area dan warung kecil, kami di sambut oleh pemilik warung tersebut yg sepertinya bisa memandu untuk jalan ke air terjun. Dengan sangat ramah Bli tersebut mempersilahkan kami istirahat dulu kebetulan juga sudah mulai rintik hujan. Kami akhirnya duduk dan memesan pop mie juga kopi. Bli pemilik warung ini sangat ramah dan menawarkan kami untuk mencicipi arak khas daerah tersebut. Belum banyak org yg datang kesini, pada hari itu ada beberapa turis juga yg dtg. Kami ragu2 untuk turun ke air terjunnya karena habis hujan dan jalanan cukup licin. Benar saja stelah stengah jalan ke air terjun kami memutuskan untuk tidak melanjutkan karena licin lalu kembali keatas. Tempat wisata ini sangatlah menarik seperti hiden gem di balik bukit. Menakjubkan juga jika cerah kita dapat melihat laut dari atas sini. Sehabis hujan kabut juga turun mengiringi jalan kami kearah pulang. Bagi yg memiliki kendaraan dgn mesin mumpuni dan skill menyetir yg handal bisa parkir dibawah dekat patung namun jika tidak kami belum menyarankan karena jalanan berkeloknya cukup terjal. Keramahan warga lokal juga membuat kami nyaman setiap berpapasan mereka menyapa dengan ramah. Sungguh pengalaman yg menyenangkan. Harus coba sendiri :) untuk pertanyaan bisa di kolom tanggapan...
Read more