Candi Songgoriti terletak di Desa Songgokerto, Kota Wisata Batu, sekitar 22 km dari Kota Malang, Candi Songgoriti dibangun di atas mata air panas yang di masa lalu diyakini dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Candi Songgoriti digolongkan sebagai candi tertua di Jawa Timur karena langgamnya menunjukkan langgam Jawa Tengah. Candi ini bersifat Siwaistik. Bangunannya hanya tersisa kaki candi dan sebagian kecil tubuh candi, fungsinya sebagai patirtaan sampai sekarang air panas yang berasal dari alam itu masih dipakai untuk pemandian. Ketika dipugar pada 1936 ditemukan empat buah peti batu antara lain berisi yoni dari bahan perunggu, lingga dari bahan emas, mata uang, dan kepingan emas yang bertuliskan nama-nama dewa. Candi ini ditemukan pertama kali oleh seorang Belanda bernama Van Isseldijk tahun 1799. Kemudian direnovasi pertama pada 1849 oleh arkeolog Belanda bernama Rigg dan Brumund pada tahun 1863. Tahun 1902, Knebel melakukan inventarisasi situs Candi Songgoriti dan dilanjutkan dengan renovasi besar-besaran tahun 1921. Renovasi terakhir dilaksanakan pada tahun 1938. Candi Songgoriti adalah satu-satunya peninggalan Mpu Sindok di Kota Batu. Candi Songgoriti berukuran panjang 3,82 meter, lebar 3,73 meter dan tinggi 2,47 meter. Bahan candi dari batu andesit. Candi berbentuk bujur sangkar dengan penampil-penampil dan hiasan berlanggam Jawa Tengah. Bidang-bidang dinding candi di sisi relung-relung dihiasi ukiran orang berdiri. Dasar batur di selatan dan barat hilang, sehingga candi itu secara agak utuh hanya bisa dilihat dari arah utara. Dahulu terdapat sebuah tangga di situ, walaupun tidak asli lagi. Pada kaki candi terdapat lubang-lubang dari mana air merembes dialirkan dari ruang candi melalui batur ke pancuran. Di tengah bilik candi terdapat sebuah sumur dengan air berbual-bual ke permukaan. Candi Songgoriti diduga berasal dari masa Sindok, yaitu masa perpindahan kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Nama Songgoriti sendiri dalam bahasa Jawa Kuno memiliki makna “timbunan logam” yang tentunya berkaitan dengan nama desa Songgokerto yang bermakna “timbunan kemakmuran”. Sangat mungkin pu Sindok di masa silam menjadikan candi ini tidak sekedar sebagai sumber mata air untuk mengairi sawah melainkan membagi-bagikan ‘mata bajak’ yang terbuat dari logam kepada pengikutnya untuk meraih kemakmuran yang...
Read moreThe oldest temple in East Java, was built in the 9th century AD by Mpu Supo. Builded with good architecture, which looks only shoots while, and the body of the temple is still buried in the ground until now. This temple is very unique because it stands on three different springs. Hot water, cold water and sulfur water. Easy to reach this location, only 2km from Batu City, located on the side of the road, spacious parking, beautiful, and clean area. Very...
Read moreDi sisi lain, kota yang dikelilingi Gunung Panderman dan Arjuno ini juga memiliki obyek wisata sejarah berupa Candi Songgoriti di Jl Songgoriti Desa Songgokerto. Konon, candi ini merupakan tempat pertemuan Ken Arok dengan Ken Dedes. Cerita lainnya, di candi ini Empu Sendok, Empu Gandring, dan Empu Supo mencuci keris kesaktiannya.
Jika wisatawan datang ke candi itu, bakal mendapatkan banyak cerita sejarah kerajaan sebelum Indonesia menjadi republik dari Harioto (50) juru kunci candi. Pengetahuan Harioto sebagian besar dari para leluhurnya, yang juga menjadi juru kunci candi sebelumnya. Ia sendiri merupakan juru kunci ke tujuh. Sebelumnya ada Mbah Sairuh, Mbok Paitun, Mbok Rumina, Arjo Poeslan, Parlan, dan Supardi.
Dari penuturan Harioto, candi yang terlihat saat ini merupakan pucuknya saja. Diyakini, candi itu sebenarnya memiliki panjang 180 meter dan lebar 60 meter. Sayangnya, candi itu tidak digali. Bahlan, berjarak sekitar 10 meter telah berdiri hotel Songgoriti. "Candi ini tertua dan terbesar di Indonesia, tidak tahu mengapa tidak digali lagi,” ujar Harioto yang juga menunjukkan bentuk bangunan lain di sekitar candi dan diyakini candi itu...
Read more