Kami mengunjungi ekowisata mangrove yang sebenarnya memiliki potensi keindahan luar biasa. Sayangnya, kawasan ini terlihat kurang terawat, dengan banyak sampah berserakan di berbagai sudut. Hal ini cukup disayangkan mengingat mangrove seharusnya menjadi area konservasi yang bersih dan nyaman bagi pengunjung. Menurut petugas, jalur tracking sepanjang 600 meter mengalami kerusakan akibat badai Seroja dan gelombang pasang yang terjadi pada Maret lalu. Meski demikian, ada upaya perbaikan dengan penambahan 100 meter jalur baru yang dibuat saat dikunjungi oleh Bpk. Yohanis Fransiskus Lema (Bpk. Ansi Lema) dan beliau melihat Jalur yang rusak tersebut. Semoga ke depan ada perhatian lebih untuk menjaga kebersihan dan kelestarian ekowisata ini agar bisa menjadi destinasi yang lebih menarik dan bermanfaat untuk lebih mengenal manfaaat bakau bagi...
Read moreLokasi masih dekat kota kupang, hanya 20 menit perjalanan dari hotel swiss bel kupang. Dua kali mengunjungi tempat ini dengan kondisi yang berbeda sebelum terjadi badai seroja (april 2021) dan sesudahnya. Sebelum badai kondisi masih bagus dengan fasilitas jembatan kayu utk tracking mengelilingi hutan mangrove yg cukup sejuk dan asri. Namun setelah badai beberapa ruas jembatan terputus dan belum ada perbaikan. lahan patkir cukup luas, namun pengelola kurang dalam layanan tiketing, dan pemanduan...
Read moreTempat ini sebenarnya adalah laboratorium terbuka Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, yang digunakan untuk meneliti mangrove. Tempatnya tidak begitu besar, tapi keren. Ada jalur jembatan kayu yang digunakan untuk menelusuri hutan mangrove sejauh kira2 50 meter hingga sampai ke bibir pantai...
Read more