Sadly the place is a tourist trap. The temple itself is nice (nothing amazing but it would be if one could walk around without being constantly hassled by people)
You do NOT need a guide. As soon as we parked a charming person asked us where we were from and followed us, but we asked him to leave us alone and told him that we don't need a guide politely. So he left us alone.
But as soon as you enter the temple a person claiming to be the "temple leader" tells you that you need to wear a belt to get inside, he gives you the belt and ask for money into a donation box (which we didn't mind as I already read in other reviews that this happened, we gave 20k for both belts).
However, the "temple leader" gives you a mini tour (maybe 5min) and then asks you money for an egg if you want to see a "magic eel", we declined politely and in the exit as we were giving the belts back, he asked for money money for the temple. We declined but he was so insistent, so we gave some money.
At the end we were at the car ready to leave the guide from the beginning and approached the car saying that we needed to pay for parking 5k.
All in all, a very ugly experience not due to the temple but due to the people. So posting this to...
Read moreLingsar temple is a place for Hindus to pray. what uniques for this temple, it is guard by Moslem family and it has a mushalla at the side of the temple. It shows visitors that unity in diversity works here. In temple part that you can enter, there is sacre eel that you can feed. you are lucky if you can see it. there is a donation for entering the temple however it is free to enter the garden. Pura Lingsar celebrate Perang Topat and Maleang Sampi anually. check the agenda if you wanna visit this celebration. The temple are gathering center for local and still be used for praying, thus you may see there is wedding reception or a group of Hindus came for offering. From parking you enter high gate which looks pretty in morning or afternoon, then pass water lili ponds. nice when the lili bloom. there is one bigger pond at the back where people often gather for fishing. also a pancoran siwak (9 showers) that many beliefs if you showers here you can cure...
Read morePura lingsar merupakan pura yang tergolong memiliki cerita sejarah panjang dalam pembangunan serta sampai sekarang ini. Merupakan peninggalan dari kerajaan Karang Asem yang ada di Pulau Lombok, keunikan dari pura lingsar ini ada perpaduan antara agama Hindu dengan Islam, umat hindu tak menggunakan, membawa, atau menyantap daging babi dengan tujuan menghormati agama islam. Pura lingsar terdiri dari tiha bagian pura yang dimana memiliki keunikannya tersendiri, urutan yang pertama adalah disebut sebagai pura pebersihan terdapat mata air murni yang mengalir digunakan sebagai tempat untuk membersihkan diri, ditempat bagian ini juha ada bangunan persembahyangannya, lalu di urutan yang kedua berada ditengah disebut sebagai kemaliq, nah disini apapbila bertepatan dengan piodalannya (Hari raya peringatan pura Lingsar itu sendiri) ada keunikan yang selalu diselenggarakan oleh warga setempat dan didukung oleh pemerintah Lombok Barat, yaitu perang ketupat yang dimana dimaksudkan adalah salah satunya sebagai wujud rasa sukur terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Shang Hyang Widhi Wasa) atas anugerah panen sawah, keunikannya lagi yaitu umat muslim setempat biasa melakukan persembahyangan sesuai kepercayaan masing-masing (islam waktu telu) dan ada sebuah kolam yang memiliki arca wisnu kencana sebagai penjaganya, siapapun yang berhasil melemparkan koin hingga masuk kedalam kolam dipercaya akan terkabul niat baik, dan cita-citanya, lalu yang terakhir adalah disebut pura Gaduh sebagai tempat persembahyangan umat Hindu, dimana disana terdapat bangunan Padmasana, Pemujaan Dewa Brahma, Siwa, lalu Wisnu. ketiga bangunan yang ada di Pura Lingsar ini yaitu : paling bawah bangunan pebersihan, yang kedua berada ditengah Kemaliq, lalu yang paling atas Pura Gaduh., tak hanya itu di bagian belakang Pura Lingsar terdapat sebuah kolam yang dipenuhi oleh tanaman bunga teratai disertai dengan ornamen arca-arca, suasana yang sejuk karena masih banyak pepohonan. Pura Lingsar juga menjadi obyek wisata religi maupun wisata terbuka bagi siapapun yang ingin berkunjung, ada beberapa pemandu wisata yang bersedia mengantarkan pengunjung untuk berkeliling di sekitar areal Pura Lingsar.. juga tersedia Toilet bagi para Pengunjung, biaya masuk dan parkir bagi pengunjung adalah sekitar dua ribu hingga lima ribu, pada saat Piodalan akan banyam dijumpai pedagang khas menjual sate bulayak, bagi teman-teman yang ingin berkunjung silahkan, ...
Read more