HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Museum Trikora — Attraction in North Maluku

Name
Museum Trikora
Description
Nearby attractions
Army Dock Beach
27MP+GXH, Darame, Morotai Selatan, Morotai Island Regency, North Maluku, Indonesia
Nearby restaurants
Resto Jaguar
27JV+65Q, Wawama, Morotai Selatan, Morotai Island Regency, North Maluku, Indonesia
Nearby hotels
Related posts
Keywords
Museum Trikora tourism.Museum Trikora hotels.Museum Trikora bed and breakfast. flights to Museum Trikora.Museum Trikora attractions.Museum Trikora restaurants.Museum Trikora travel.Museum Trikora travel guide.Museum Trikora travel blog.Museum Trikora pictures.Museum Trikora photos.Museum Trikora travel tips.Museum Trikora maps.Museum Trikora things to do.
Museum Trikora things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Museum Trikora
IndonesiaNorth MalukuMuseum Trikora

Basic Info

Museum Trikora

Unnamed Road, Sel., Kabupaten, Wawama, Morotai Selatan, Morotai Island Regency, North Maluku, Indonesia
4.3(259)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

Cultural
Scenic
Adventure
Family friendly
Off the beaten path
attractions: Army Dock Beach, restaurants: Resto Jaguar
logoLearn more insights from Wanderboat AI.
Phone
+62 813-1874-4744

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in North Maluku
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in North Maluku
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in North Maluku
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Nearby attractions of Museum Trikora

Army Dock Beach

Army Dock Beach

Army Dock Beach

4.6

(104)

Open 24 hours
Click for details

Nearby restaurants of Museum Trikora

Resto Jaguar

Resto Jaguar

Resto Jaguar

4.4

(33)

Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Museum Trikora

4.3
(259)
avatar
5.0
6y

Musuem Perang Dunia Kedua dan Musuem Trikora

Banyak Sejarah yang menarik dan bisa kita lihat langsung begitu tiba di Morotai. Jejak bekas peningalan mulai dari Pakaian, Peralatan Tempur, Tang, Kapal dan Peralatan Penting Lainnya semasa perang dunia kedua bisa kita lihat di Museum Perang Dunia kedua dan Museum Trikora yang dibangun di kota Daruba yakni Ibu Kota Kabupaten Morotai.

Lokasi Museum Perang Dunia ke dua Dan Museum Trikora

Saat pertama kali saya menginjakan kaki di pulau Morotai, destinasi yang sangat ingin saya kunjungi adalah Museum Perang Dunia ke Dua dan Museum Trikora. Museum ini berada ditepi pantai atau tepatnya di Desa Wawama, Kecamatan Morotai Selatan atau berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat Kota Daruba, Ibu Kota Kabupaten Morotai.

Museum ini diresmikan oleh Bapak Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2012 silam. Pembangunan museum ini dilandasi oleh pentingnya mengumpulkan sisa perang dunia dan catatan sejarah Perjuangan Bangsa di papua dalam sebuah tempat yang bisa dilihat dan dikenang oleh siapapun.

Perbedaan Musuem Perang Dunia Kedua dan Musuem Trikora

Awal saya tiba di Musuem ini memang sedikit agak kaget karena ada 2 buah museum yang berdekatan namun bentuk bangunanya sama dan disatu lokasi. Setelah diberi tahu oleh petugas jika museum yang ada pada sisi sebelah kiri adalah Musuem Perang Dunia kedua dimana semua hal yang terkait perang dunia kedua antara Sekutu Amerika dengan Jepang diletakan disini.

Sementara disebelah sisi satunya adalah Museum Trikora dimana museum ini merupakan tempat peninggalan dan catatan sejarah perjuangan tentara Indonesia dalam peristiwa pembebasan Irian Barat atau dikenang dalam operasi Trikora. Dari pulau yang indah ini, tentara Indonesia membangun basis kekuatan untuk membebaskan Irian Barat yang saat itu berada di tangan penjajah.

Trikora sendiri merupakan kepanjangan dari Tri Komando Rakyat. Semangatnya mulai berkobar setelah Sukarno pada tanggal 19 Desember 1961 mengumumkanya di Alun-alun Yogyakarta dalam rangka membebaskan Irian Barat atau yang saat ini dikenal dengan nama Papua Barat dari tangan Belanda.

Sejarah Jendral Douglas Mac Arthur dan Nakamura Pada Perang Dunia Kedua

Bangunan megah dan unik dimuseum ini berisi banyak sekali potret dan cerita pada masa pertempuran perang Dunia kedua. Musuem ini Tak hanya menceritakan bagaimana awal mula Tentara Amerika maupun Jepang mendirikan markasnya dipulau Morotai saja tetapi semua sejarah pilu hingga artefak yang masih tersisa menjadi saksi bisu dahsyatnya pertempuran tersebut.

Ada sebuah patung seorang panglima perang asal Amerika Serikat bernama Jenderal Douglas Mac Arthur dan Patung Nakamura. Jika saya baca sejarahny mulai dari Mac Atrthur hingga Teruo Nakamura ada kesan sedih dan haru yang terbungkus dalam sebuah kekaguman.

Tepat diatanta kedua museum terdapat sebuah Patung Trikora yang menggambarkan semangat juang bangsa merebut Irian Barat yang pada saat itu masih berada ditangan Belanda. Karna Area museum ini bisa dibilang cukup luas dan bagus terlebih lokasinya yang tepat berada ditepi Pantai menjadikan musuem ini semakin menarik untuk dikunjungi.

Seperti disebutkan sebelumnya, nama pulau itu adalah Zum Zum. Karena kisah Douglas Mac Arthur yang lebih familiar, pulau ini memiliki nama lain yaitu Pulau MacArthur. Sebagian besar pengunjung datang ke sini untuk mengambil beberapa gambar di depan patung tersebut. Ada sumur tua di dekat patung ini. Hal ini memungkinkan wisatawan untuk menikmati air tawar selama hari yang panas. Jika mereka pergi ke tepi pantai Zum Zum, mereka bisa menemukan helipad tua. Terletak di dekat air laut.

Patung Douglas Mac Arthur memiliki tinggi 20 meter. Ada juga pesan yang dibuat di atasnya. Dikatakan "I Shall Return". Jadi, apakah ini semua tentang patung ini? Pulau Zum Zum menawarkan tempat menarik lainnya...

   Read more
avatar
3.0
1y

The museum appears to have experienced a decline over the past decade, particularly when compared to its more prosperous period approximately ten years ago. One of the primary challenges is the lack of multilingual accessibility, as all the informational material is exclusively in Indonesian, which is a barrier to international visitors and scholars.

Furthermore, the museum’s collection seems to have strayed from its original focus on World War II, with an increasing number of exhibits featuring Indonesian weapons from the 1960s and 1970s, which have little to no connection to the Second World War. The latter sections of the museum appear to function more as a platform for promoting early Indonesian government, rather than preserving the historical integrity of the exhibits.

There are also concerns regarding the disappearance or removal of several historical artifacts, which may indicate a lack of proper preservation or security measures. Despite these issues, the museum staff remains friendly and welcoming. However, inconsistencies in the opening hours—never extending beyond 6 p.m.—can lead to visitor dissatisfaction and...

   Read more
avatar
4.0
6y

This museum was not only for Trikora commemorizing, but also for the return back of General Mc Arthur to defeated Japan who ruled Morotai Island that used for Alliance Pacific Head Quarter. The museum had two building with WW II historical artefacts and remnants, the right hand side and left hand side building had entery point dan the other was the exit point in each of the building. In front of the museum yard (near the parking area) they displayed amphibi, personel armoured vehicle, and tank. The liberation statue errected between the two musseum buildings. The location of this musseum was near the airporr and on the bank of...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

Sering JalanSering Jalan
Musuem Perang Dunia Kedua dan Musuem Trikora Banyak Sejarah yang menarik dan bisa kita lihat langsung begitu tiba di Morotai. Jejak bekas peningalan mulai dari Pakaian, Peralatan Tempur, Tang, Kapal dan Peralatan Penting Lainnya semasa perang dunia kedua bisa kita lihat di Museum Perang Dunia kedua dan Museum Trikora yang dibangun di kota Daruba yakni Ibu Kota Kabupaten Morotai. Lokasi Museum Perang Dunia ke dua Dan Museum Trikora Saat pertama kali saya menginjakan kaki di pulau Morotai, destinasi yang sangat ingin saya kunjungi adalah Museum Perang Dunia ke Dua dan Museum Trikora. Museum ini berada ditepi pantai atau tepatnya di Desa Wawama, Kecamatan Morotai Selatan atau berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat Kota Daruba, Ibu Kota Kabupaten Morotai. Museum ini diresmikan oleh Bapak Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2012 silam. Pembangunan museum ini dilandasi oleh pentingnya mengumpulkan sisa perang dunia dan catatan sejarah Perjuangan Bangsa di papua dalam sebuah tempat yang bisa dilihat dan dikenang oleh siapapun. Perbedaan Musuem Perang Dunia Kedua dan Musuem Trikora Awal saya tiba di Musuem ini memang sedikit agak kaget karena ada 2 buah museum yang berdekatan namun bentuk bangunanya sama dan disatu lokasi. Setelah diberi tahu oleh petugas jika museum yang ada pada sisi sebelah kiri adalah Musuem Perang Dunia kedua dimana semua hal yang terkait perang dunia kedua antara Sekutu Amerika dengan Jepang diletakan disini. Sementara disebelah sisi satunya adalah Museum Trikora dimana museum ini merupakan tempat peninggalan dan catatan sejarah perjuangan tentara Indonesia dalam peristiwa pembebasan Irian Barat atau dikenang dalam operasi Trikora. Dari pulau yang indah ini, tentara Indonesia membangun basis kekuatan untuk membebaskan Irian Barat yang saat itu berada di tangan penjajah. Trikora sendiri merupakan kepanjangan dari Tri Komando Rakyat. Semangatnya mulai berkobar setelah Sukarno pada tanggal 19 Desember 1961 mengumumkanya di Alun-alun Yogyakarta dalam rangka membebaskan Irian Barat atau yang saat ini dikenal dengan nama Papua Barat dari tangan Belanda. Sejarah Jendral Douglas Mac Arthur dan Nakamura Pada Perang Dunia Kedua Bangunan megah dan unik dimuseum ini berisi banyak sekali potret dan cerita pada masa pertempuran perang Dunia kedua. Musuem ini Tak hanya menceritakan bagaimana awal mula Tentara Amerika maupun Jepang mendirikan markasnya dipulau Morotai saja tetapi semua sejarah pilu hingga artefak yang masih tersisa menjadi saksi bisu dahsyatnya pertempuran tersebut. Ada sebuah patung seorang panglima perang asal Amerika Serikat bernama Jenderal Douglas Mac Arthur dan Patung Nakamura. Jika saya baca sejarahny mulai dari Mac Atrthur hingga Teruo Nakamura ada kesan sedih dan haru yang terbungkus dalam sebuah kekaguman. Tepat diatanta kedua museum terdapat sebuah Patung Trikora yang menggambarkan semangat juang bangsa merebut Irian Barat yang pada saat itu masih berada ditangan Belanda. Karna Area museum ini bisa dibilang cukup luas dan bagus terlebih lokasinya yang tepat berada ditepi Pantai menjadikan musuem ini semakin menarik untuk dikunjungi. Seperti disebutkan sebelumnya, nama pulau itu adalah Zum Zum. Karena kisah Douglas Mac Arthur yang lebih familiar, pulau ini memiliki nama lain yaitu Pulau MacArthur. Sebagian besar pengunjung datang ke sini untuk mengambil beberapa gambar di depan patung tersebut. Ada sumur tua di dekat patung ini. Hal ini memungkinkan wisatawan untuk menikmati air tawar selama hari yang panas. Jika mereka pergi ke tepi pantai Zum Zum, mereka bisa menemukan helipad tua. Terletak di dekat air laut. Patung Douglas Mac Arthur memiliki tinggi 20 meter. Ada juga pesan yang dibuat di atasnya. Dikatakan "I Shall Return". Jadi, apakah ini semua tentang patung ini? Pulau Zum Zum menawarkan tempat menarik lainnya untuk dikunjungi.
WW
The museum appears to have experienced a decline over the past decade, particularly when compared to its more prosperous period approximately ten years ago. One of the primary challenges is the lack of multilingual accessibility, as all the informational material is exclusively in Indonesian, which is a barrier to international visitors and scholars. Furthermore, the museum’s collection seems to have strayed from its original focus on World War II, with an increasing number of exhibits featuring Indonesian weapons from the 1960s and 1970s, which have little to no connection to the Second World War. The latter sections of the museum appear to function more as a platform for promoting early Indonesian government, rather than preserving the historical integrity of the exhibits. There are also concerns regarding the disappearance or removal of several historical artifacts, which may indicate a lack of proper preservation or security measures. Despite these issues, the museum staff remains friendly and welcoming. However, inconsistencies in the opening hours—never extending beyond 6 p.m.—can lead to visitor dissatisfaction and logistical challenges.
Mike LatuwaelMike Latuwael
Monumen Trikora, yang terletak di Pulau Yos Sudarso (dulu Pulau Biak), Papua, adalah lambang keberanian dan semangat perjuangan dalam menjaga kemerdekaan Indonesia. Monumen ini dibangun untuk mengenang Operasi Trikora pada tahun 1961, yang dipimpin oleh Presiden Soekarno untuk merebut Irian Barat dari pemerintahan Belanda. Monumen ini memukau pengunjung dengan struktur monumentalnya yang menggambarkan semangat patriotik dan tekad untuk menyatukan seluruh wilayah Indonesia. Patung pahlawan perang yang mengibarkan bendera merah-putih dengan gagah berani menjadi representasi simbolik dari perjuangan dan kemenangan dalam merebut Irian Barat. Lokasi monumen, di tepi laut dengan latar belakang perbukitan yang hijau, menciptakan suasana yang sangat khas. Pengunjung dapat merasakan keagungan dan kekuatan sejarah yang diwakili oleh Monumen Trikora, serta menikmati panorama alam yang indah sekitarnya. Sisi edukatif dari Monumen Trikora juga sangat berarti. Papan informasi dan replika-replika sejarah memperkaya pemahaman tentang peristiwa bersejarah yang terjadi pada masa lalu. Ini menciptakan pengalaman yang lebih dalam dan kontekstual bagi mereka yang tertarik untuk memahami peran Operasi Trikora dalam menyatukan seluruh nusantara di bawah bendera merah-putih. Monumen ini juga menjadi tempat refleksi dan penghormatan bagi para pahlawan yang gugur selama operasi tersebut. Keberadaannya memberikan kesempatan bagi generasi sekarang untuk menghargai pengorbanan dan tekad para pejuang kemerdekaan. Meskipun mungkin terdapat tantangan aksesibilitas dan fasilitas di sekitar monumen, nilai sejarah dan simbolisme Monumen Trikora menjadikannya destinasi yang penting bagi mereka yang ingin merenungkan perjalanan panjang Indonesia menuju kesatuan dan kemerdekaan. Monumen Trikora adalah bukti megah dari semangat patriotik yang tak tergoyahkan dan peringatan akan keberanian dalam menjaga persatuan negara.
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in North Maluku

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Musuem Perang Dunia Kedua dan Musuem Trikora Banyak Sejarah yang menarik dan bisa kita lihat langsung begitu tiba di Morotai. Jejak bekas peningalan mulai dari Pakaian, Peralatan Tempur, Tang, Kapal dan Peralatan Penting Lainnya semasa perang dunia kedua bisa kita lihat di Museum Perang Dunia kedua dan Museum Trikora yang dibangun di kota Daruba yakni Ibu Kota Kabupaten Morotai. Lokasi Museum Perang Dunia ke dua Dan Museum Trikora Saat pertama kali saya menginjakan kaki di pulau Morotai, destinasi yang sangat ingin saya kunjungi adalah Museum Perang Dunia ke Dua dan Museum Trikora. Museum ini berada ditepi pantai atau tepatnya di Desa Wawama, Kecamatan Morotai Selatan atau berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat Kota Daruba, Ibu Kota Kabupaten Morotai. Museum ini diresmikan oleh Bapak Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2012 silam. Pembangunan museum ini dilandasi oleh pentingnya mengumpulkan sisa perang dunia dan catatan sejarah Perjuangan Bangsa di papua dalam sebuah tempat yang bisa dilihat dan dikenang oleh siapapun. Perbedaan Musuem Perang Dunia Kedua dan Musuem Trikora Awal saya tiba di Musuem ini memang sedikit agak kaget karena ada 2 buah museum yang berdekatan namun bentuk bangunanya sama dan disatu lokasi. Setelah diberi tahu oleh petugas jika museum yang ada pada sisi sebelah kiri adalah Musuem Perang Dunia kedua dimana semua hal yang terkait perang dunia kedua antara Sekutu Amerika dengan Jepang diletakan disini. Sementara disebelah sisi satunya adalah Museum Trikora dimana museum ini merupakan tempat peninggalan dan catatan sejarah perjuangan tentara Indonesia dalam peristiwa pembebasan Irian Barat atau dikenang dalam operasi Trikora. Dari pulau yang indah ini, tentara Indonesia membangun basis kekuatan untuk membebaskan Irian Barat yang saat itu berada di tangan penjajah. Trikora sendiri merupakan kepanjangan dari Tri Komando Rakyat. Semangatnya mulai berkobar setelah Sukarno pada tanggal 19 Desember 1961 mengumumkanya di Alun-alun Yogyakarta dalam rangka membebaskan Irian Barat atau yang saat ini dikenal dengan nama Papua Barat dari tangan Belanda. Sejarah Jendral Douglas Mac Arthur dan Nakamura Pada Perang Dunia Kedua Bangunan megah dan unik dimuseum ini berisi banyak sekali potret dan cerita pada masa pertempuran perang Dunia kedua. Musuem ini Tak hanya menceritakan bagaimana awal mula Tentara Amerika maupun Jepang mendirikan markasnya dipulau Morotai saja tetapi semua sejarah pilu hingga artefak yang masih tersisa menjadi saksi bisu dahsyatnya pertempuran tersebut. Ada sebuah patung seorang panglima perang asal Amerika Serikat bernama Jenderal Douglas Mac Arthur dan Patung Nakamura. Jika saya baca sejarahny mulai dari Mac Atrthur hingga Teruo Nakamura ada kesan sedih dan haru yang terbungkus dalam sebuah kekaguman. Tepat diatanta kedua museum terdapat sebuah Patung Trikora yang menggambarkan semangat juang bangsa merebut Irian Barat yang pada saat itu masih berada ditangan Belanda. Karna Area museum ini bisa dibilang cukup luas dan bagus terlebih lokasinya yang tepat berada ditepi Pantai menjadikan musuem ini semakin menarik untuk dikunjungi. Seperti disebutkan sebelumnya, nama pulau itu adalah Zum Zum. Karena kisah Douglas Mac Arthur yang lebih familiar, pulau ini memiliki nama lain yaitu Pulau MacArthur. Sebagian besar pengunjung datang ke sini untuk mengambil beberapa gambar di depan patung tersebut. Ada sumur tua di dekat patung ini. Hal ini memungkinkan wisatawan untuk menikmati air tawar selama hari yang panas. Jika mereka pergi ke tepi pantai Zum Zum, mereka bisa menemukan helipad tua. Terletak di dekat air laut. Patung Douglas Mac Arthur memiliki tinggi 20 meter. Ada juga pesan yang dibuat di atasnya. Dikatakan "I Shall Return". Jadi, apakah ini semua tentang patung ini? Pulau Zum Zum menawarkan tempat menarik lainnya untuk dikunjungi.
Sering Jalan

Sering Jalan

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in North Maluku

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
The museum appears to have experienced a decline over the past decade, particularly when compared to its more prosperous period approximately ten years ago. One of the primary challenges is the lack of multilingual accessibility, as all the informational material is exclusively in Indonesian, which is a barrier to international visitors and scholars. Furthermore, the museum’s collection seems to have strayed from its original focus on World War II, with an increasing number of exhibits featuring Indonesian weapons from the 1960s and 1970s, which have little to no connection to the Second World War. The latter sections of the museum appear to function more as a platform for promoting early Indonesian government, rather than preserving the historical integrity of the exhibits. There are also concerns regarding the disappearance or removal of several historical artifacts, which may indicate a lack of proper preservation or security measures. Despite these issues, the museum staff remains friendly and welcoming. However, inconsistencies in the opening hours—never extending beyond 6 p.m.—can lead to visitor dissatisfaction and logistical challenges.
W

W

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in North Maluku

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Monumen Trikora, yang terletak di Pulau Yos Sudarso (dulu Pulau Biak), Papua, adalah lambang keberanian dan semangat perjuangan dalam menjaga kemerdekaan Indonesia. Monumen ini dibangun untuk mengenang Operasi Trikora pada tahun 1961, yang dipimpin oleh Presiden Soekarno untuk merebut Irian Barat dari pemerintahan Belanda. Monumen ini memukau pengunjung dengan struktur monumentalnya yang menggambarkan semangat patriotik dan tekad untuk menyatukan seluruh wilayah Indonesia. Patung pahlawan perang yang mengibarkan bendera merah-putih dengan gagah berani menjadi representasi simbolik dari perjuangan dan kemenangan dalam merebut Irian Barat. Lokasi monumen, di tepi laut dengan latar belakang perbukitan yang hijau, menciptakan suasana yang sangat khas. Pengunjung dapat merasakan keagungan dan kekuatan sejarah yang diwakili oleh Monumen Trikora, serta menikmati panorama alam yang indah sekitarnya. Sisi edukatif dari Monumen Trikora juga sangat berarti. Papan informasi dan replika-replika sejarah memperkaya pemahaman tentang peristiwa bersejarah yang terjadi pada masa lalu. Ini menciptakan pengalaman yang lebih dalam dan kontekstual bagi mereka yang tertarik untuk memahami peran Operasi Trikora dalam menyatukan seluruh nusantara di bawah bendera merah-putih. Monumen ini juga menjadi tempat refleksi dan penghormatan bagi para pahlawan yang gugur selama operasi tersebut. Keberadaannya memberikan kesempatan bagi generasi sekarang untuk menghargai pengorbanan dan tekad para pejuang kemerdekaan. Meskipun mungkin terdapat tantangan aksesibilitas dan fasilitas di sekitar monumen, nilai sejarah dan simbolisme Monumen Trikora menjadikannya destinasi yang penting bagi mereka yang ingin merenungkan perjalanan panjang Indonesia menuju kesatuan dan kemerdekaan. Monumen Trikora adalah bukti megah dari semangat patriotik yang tak tergoyahkan dan peringatan akan keberanian dalam menjaga persatuan negara.
Mike Latuwael

Mike Latuwael

See more posts
See more posts