Keberadaan Laksamana Cheng Ho tak dipisahkan dari Palembang. Sejak melakukan pelayaran mengelilingi dunia, Cheng Ho sempat tiga kali datang ke Palembang. Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok (berkuasa tahun 1403-1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao (馬 三保), berasal dari provinsiYunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap dan kemudian dijadikan orang kasim. Ia adalah seorang bersuku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam.
Alam penyebaran Islam di Indonesia, selain dilakukan para pedagang dari Arab dan sekitarnya, ternyata para pedagang asalTionghoa ikut berperan menyebarkan Islam di daerah pesisir Palembang. Di sini pula peran Laksamana Cheng Ho dalam menyebarkanIslam di Palembang. Armada Cheng Ho sebanyak 62 buah kapal dan tentara yang berjumlah 27.800 yang dipimpinnya itu pernah empat kali berlabuh di pelabuhan tua di Palembang. Pada 1407 Kota Palembang yang berada di bawah kekuasaan Sriwijaya pernah meminta bantuan armada Tiongkok yang ada di Asia Tenggara untuk menumpas perampok-perampok Tionghoa Hokkian yang mengganggu ketenteraman. Kepala perampok Chen Tsu Ji tersebut berhasil diringkus dan dibawa ke Peking. Semenjak itu, Laksamana Cheng Ho membentuk masyarakat Tionghoa Islam di Kota Palembang yang memang sudah ada sejak zaman Sriwijaya banyak didiami orangorang Tionghoa. Gerombolan perompak yang dipimpin Chen Tsu Ji, sebenarnya bekas seorang perwira angkatan laut China asal Kanton. Dia melarikan diri ketika Dinasti Ming berkuasa. Pelariannya berlabuh di Palembang. Kedatangannya ke Palembang telah membuat resah para pedagang yang singgah. Sebab, Chen Tsu Ji membawa ribuan pengikutnya dan membangun basis kekuasaan di Palembang, atau dalam bahasa China, po-lin-fong, yang berarti ”pelabuhan tua.” Selama berkuasa di Palembang, Chen Tsu Ji menguasai daerah sekitar muara Sungai Musi, perairan Sungsang, dan Selat Bangka. Anak buah Chen Tsu Ji merompak semua kapal yang melintasi perairan itu. Kebetulan atau tidak, daerah-daerah itu sampai kini jadi kantung-kantung bandit Palembang. Selama perjalanan Cheng Ho antara 1405–1433 M, dia pernah empat kali ke Palembang. Tahun 1407 masehi, armada Cheng Ho mampir ke Palembang dalam rangka menumpas perompak yang dipimpin Chen Tsui Ji tersebut. Kemudian, pada tahun 1413–1415M, 1421–1422M, dan tahun 1431–1433 M, armada Cheng Ho berlabuh ke Palembang. Setelah memberantas para perampok, Laksamana Cheng Ho berlabuh hingga tiga kali ke Palembang. Namun, tidak ada yang tahu maksud...
Read moreMasjid Cheng Ho berada di selatan dari pusat Kota Palembang, yaitu di Perumahan Amin Mulia, Jakabaring. Masjid ini dibangun atas prakarsa Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Palembang untuk menghormati salah satu tokoh terkenal Tiongkok bernama Laksamana Cheng Ho. Dengan arsitektur Tiongkok dan cat berwana merah terang, masjid ini menjadi salah satu icon kebanggaan Kota Palembang.
Di awal keberadaannya, Masjid Cheng Ho Palembang dibangun dengan latar belakang untuk menjaga hubungan baik antara masyarakat keturunan Tionghoa dengan masyarakat Palembang pada umumnya, selain juga sebagai tempat untuk memperdalam ajaran agama Islam dan memperkenalkannya kepada masyarakat luas.
Masjid Cheng Ho memiliki ukuran beekisar 20x20 meter dan di bangun diatas tanah seluas 4.990 m2 yang merupakan tanah hibah dari Gubernur Provinsi Sumatera Selatan yaitu Syahrial Oesman. Masjid Cheng Ho dilengkapi dengan dua menara yang masing-masing diberi nama Habluminallah dan Hambluminannas dan tempat wudhu berukuran 4x4 meter.
Kedua menara Masjid Cheng Ho Palembang memiliki 5 tingkat yang melambangkan jumlah 5 shalat yang dilakukan dalam sehari. Tinggi menara mencapai 17 meter, angka tersebut merupakan simbol dari jumlah rakaat yang perlu dikerjakan oleh setiap muslim dalam sehari. Sementara di bagian luar menara dibubuhi ornamen khas Palembang berupa tanduk kambing. Penggunaan ornamen khas tersebut bukan tanpa sebab, selain karena Masjid Cheng Ho ini dibangun di tanah Palembang, masyarakat juga menyadari adanya kedekatan antara kebudayaan Palembang dengan kebudayaan Tionghoa.
Masuk lebih ke dalam, pengunjung akan mendapati warna dominan merah, warna yang identik dengan kebudayaan Tiongoa. Arsitektur Tionghoa juga terlihat dari daun pintu yang terdapat pada pintu utama masjid. Pancang-pancang dan ornamen pagar pembatas di bagian atas makin mempercantik tampilan interior masjid yang kental akan nuansa Tionghoa. Secara keseluruhan bangunan masjid ini mampu menampung...
Read moreMasjid Cheng Ho Palembang, juga dikenal sebagai Masjid Sriwijaya Muhammad Cheng Hoo, adalah sebuah masjid yang terletak di Kompleks Jakabaring, Palembang. Masjid ini memiliki arsitektur yang unik, memadukan unsur budaya lokal Palembang dengan nuansa Tionghoa dan Arab. Masjid ini didirikan atas prakarsa pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan tokoh masyarakat Tionghoa di sekitar Palembang. Nama masjid ini diambil dari Laksamana Cheng Ho, seorang laksamana Muslim Tiongkok yang pernah berlayar ke Nusantara pada abad ke-15. Masjid Cheng Ho Palembang memiliki beberapa fitur menarik, antara lain: Arsitektur yang unik: Masjid ini memiliki bentuk bangunan yang mirip dengan kelenteng, dengan warna merah dan ornamen khas Tionghoa. Namun, di dalamnya terdapat unsur-unsur Islam seperti kubah dan mihrab. Kaligrafi yang indah: Di dalam masjid terdapat kaligrafi ayat-ayat Al-Quran yang ditulis dengan gaya Arab dan Tionghoa. Ruang ibadah yang luas: Masjid ini memiliki ruang ibadah yang luas dan nyaman, mampu menampung banyak jamaah. Fasilitas yang lengkap: Masjid ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti tempat wudhu, toilet, perpustakaan, dan ruang pertemuan. Masjid Cheng Ho Palembang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya. Masjid ini sering digunakan untuk acara-acara keagamaan, seperti pengajian, семинары, dan perayaan hari besar Islam. Selain itu, masjid ini juga menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan yang ingin melihat keunikan arsitektur dan budaya Tionghoa-Islam. Jika Anda tertarik untuk mengunjungi Masjid Cheng Ho Palembang, Anda dapat datang langsung ke Kompleks Jakabaring, Palembang. Masjid ini buka setiap...
Read more