HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Balaputradewa Museum — Attraction in Palembang

Name
Balaputradewa Museum
Description
Nearby attractions
Puntikayu Amusement Palembang
Jl. Kolonel H. Barlian, Srijaya, Kec. Alang-Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30151, Indonesia
Nearby restaurants
Kampung Kecil KM5
Jl. Kolonel H. Barlian No.650, Suka Bangun, Kec. Sukarami, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30151, Indonesia
Sederhana Jaya
2PVG+J8G, Jl. Mandi Api, Srijaya, Kec. Alang-Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30153, Indonesia
Nearby hotels
OYO Life 2820 Hotel Perdana Syariah
Wisma City Tower, 42-3H I, evel, Jalan Alor No.3, Paal Lima, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Jambi 36129, Indonesia
Kost Bunga
Jl. Srijaya No.882, Srijaya, Kec. Alang-Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30151, Indonesia
Super OYO 92189 Wisma Inayah Syariah
30961, Srijaya, Kec. Alang-Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30961, Indonesia
Hotel Alam Sutra
Jl. Kolonel H. Barlian Jl. Tambun No.182, Suka Bangun, Kec. Sukarami, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30961, Indonesia
Roriz House
1106 Jl. Kamil No. 1106-1108, Suka Bangun, Kec. Sukarami, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30152, Indonesia
OYO Life 90433 Serasi Kost
Lorong Damar No.21a, RT.11/RW.04, 20 Ilir D. IV, Kec. Ilir Tim. I, Kota Palem, Sumatera Selatan 30128, Indonesia
OYO 3044 Adelia Residence
Jl. Letnan Murod No.50, Srijaya, Kec. Alang-Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30137, Indonesia
RedDoorz @ KM 5 Palembang
Jl. Letnan Murod No.50, 20 Ilir D. IV, Kec. Ilir Tim. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30137, Indonesia
Zurri Guest House
Jl. Mandi Api I Lorong Sawung Sari No.1329, RT.26/RW.08, Srijaya, Kec. Alang-Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30153, Indonesia
Sukabangun Hotel
Jl. Sukabangun 1 Perumahan Hasuri Garden A1 No.1, Suka Bangun, Kec. Sukarami, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30151, Indonesia
Related posts
Keywords
Balaputradewa Museum tourism.Balaputradewa Museum hotels.Balaputradewa Museum bed and breakfast. flights to Balaputradewa Museum.Balaputradewa Museum attractions.Balaputradewa Museum restaurants.Balaputradewa Museum travel.Balaputradewa Museum travel guide.Balaputradewa Museum travel blog.Balaputradewa Museum pictures.Balaputradewa Museum photos.Balaputradewa Museum travel tips.Balaputradewa Museum maps.Balaputradewa Museum things to do.
Balaputradewa Museum things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Balaputradewa Museum
IndonesiaSouth SumatraPalembangBalaputradewa Museum

Basic Info

Balaputradewa Museum

Sukaramai, Jl. Srijaya No.I, RW.5, Srijaya, Kec. Alang-Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30139, Indonesia
4.5(1.4K)
Closed
Save
spot

Ratings & Description

Info

Cultural
Family friendly
Accessibility
attractions: Puntikayu Amusement Palembang, restaurants: Kampung Kecil KM5, Sederhana Jaya
logoLearn more insights from Wanderboat AI.
Phone
+62 857-8826-9030
Open hoursSee all hours
MonClosedClosed

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in Palembang
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in Palembang
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in Palembang
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Nearby attractions of Balaputradewa Museum

Puntikayu Amusement Palembang

Puntikayu Amusement Palembang

Puntikayu Amusement Palembang

4.2

(3.5K)

Open until 12:00 AM
Click for details

Nearby restaurants of Balaputradewa Museum

Kampung Kecil KM5

Sederhana Jaya

Kampung Kecil KM5

Kampung Kecil KM5

4.9

(2.6K)

Click for details
Sederhana Jaya

Sederhana Jaya

4.7

(15)

Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Balaputradewa Museum

4.5
(1,435)
avatar
3.0
4y

Museum Balaputera Dewa Museum bersejarah yang terabadikan dalam lembaran uang sepuluh ribu rupiah. Sayang saat ke sini tanpa rencana, jadi ga sempat bawa uangnya untuk dibandingkan dengan gambar bangunan limasnya.

Sekilas saya cukup takjub dengan luas dan besarnya museum ini. Mirip-mirip seluas museum purba yang pernah saya kunjungi di pulau Jawa.

Dari segi bangunan pun sudah lebih bagus, terang, dan ada tamannya juga. Biaya masuk relatif murah, pengunjung dewasa hanya dikenakan biaya dua ribu rupiah, sedangkan pengunjung anak-anak dikenai tarif tiket seribu rupiah.

Terdapat brosur soal museum, namun itu kita yang harus aktif minta sendiri, karena tidak diberikan langsung bersama tiketnya. Mungkin ini kebijakan masing-masing museum ya ... Ada yang langsung ngasih brosur dan ada yang cukup dipajang saja, kalau ada yang minta baru disuruh ambil atau dikasih.

Berdasarkan pengalaman kami berkunjung kemarin, menurut kami petugasnya kurang ramah dan kurang responsif. Bahkan tampak beberapa petugas yang lewat-lewat di lorong terkesan acuh tak acuh meskipun melihat ada salah satu pengunjung yang tampak kelelahan seperti hampir pingsan. Sangat disayangkan sekali, minimal kalau nggak bisa bantu, paling engga kan umumnya bisa didatangi dan dipastikan lagi kondisinya bagaimana, apa butuh ruang istirahat atau bagaimana, bukan dilewati begitu saja, sudah lihat tapi masih sibuk ngobrol dengan temannya maupun sok sibuk lihat HP-nya.

Positifnya, saya menilai kondisi lantai di museum saat itu cukup bersih. Terimakasih kepada petugas kebersihan yang sudah menjalankan pekerjaannya dengan baik.

Hanya saja ada lagi yang disayangkan. Ketersediaan tempat sampah tidak banyak, karena sebagian tempat sampah dialihfungsikan menjadi tampungan air untuk menampung kebocoran di sana sini. Tadi saya sudah sempat melihat ulasan-ulasan lain dari beberapa pengunjung sebelumnya, dan tampaknya belum ada perubahan maupun perhatian khusus mengenai kebocoran di bangunan museum ini. Dan lagi tempat sampah yang seharusnya disebar di beberapa titik untuk memudahkan pengunjung tertib membuang sampah pada tempatnya, malah dikumpulkan di satu lokasi saja. Di sekitar ruangan kantor petugas.

Meskipun terdapat kebocoran di sana-sini, bukan berarti akses air di sini baik rupanya. Sebab beberapa kran yang saya cek, termasuk kran air di toilet, airnya nggak ngalir. Toilet di museum ini kebersihannya standar toilet umum. Ada yang terisi air dan ada yang baknya kosong melompong, bau pula ada hewan-hewannya. Bahkan di beberapa lubang ventilasi-nya terdapat bungkus rokok, tisu, dll. Pintunya juga rusak, kunci diganjal manual dengan batu. Sabar ya buat pengunjung yang ke sini sendirian. Khawatirnya tau-tau ada yang mbuka pintu toiletnya. Perlu ada teman buat jagain pintu.

Museum sebesar itu, hanya mempunyai satu titik toilet, apalagi ketersediaan air yang kurang, membuat kami menilai kalau museum ini kurang ramah anak dan orangtua. Bayangkan saja, semisal kita membawa anak kecil berkunjung, kita sudah sampai di rumah Limas, namun anak ingin ke toilet. Dengan jarak sejauh itu, berpeluang besar membuat anak kelepasan ngompol selama di jalan. Ibu hamil apa kabar? Buat pengunjung yang hamil dan bawa orang tua, harap bersabar ya ... Tidak rekomended juga buat yang pakai kursi roda karena turunan bidang miring dekat tangga terlalu curam untuk menaik-turunkan kursi roda berpenumpang. Anak kecil pun harus diawasi agar tidak terpeleset di daerah yang kemiringannya cukup curam.

Oiya, sebagai pengamat umum, saya cukup penasaran dengan sistem penyimpanan di museum ini. Biasanya saya perhatikan pada bagian diorama dan box penyimpanan barang yang dipajang, ada semacam kapur, silica gel, pengatur suhu dan kelembaban, dan lain sebagainya untuk menjaga koleksi museum tetap terjaga. Namun pada museum ini saya tidak mendapatinya. Beberapa barang justru ditaruh di kubus-kubus buatan yang tampaknya terbuat dari kertas, baru ditutup box kaca.

Ada kantin di depan. Konsumsi, aman.

Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi baik dari pegawainya maupun kualitas penyimpanan dan...

   Read more
avatar
5.0
7y

Sumatera Selatan memiliki sejarah panjang keberadaannya. Provinsi yang sejak berabad lampau dikenal dengan nama Bumi Sriwijaya ini merupakan lokasi berdirinya kerajaan maritim termasyur di nusantara bernama Kerajaan Sriwijaya. Memasuki abad ke-15, berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa hingga kedatangan kolonialisme Belanda ke bumi Sriwijaya. Jauh sebelum itu, menurut Van der Hoop, peneliti asal Belanda, Sumatera Selatan merupakan salah satu wilayah di nusantara yang banyak ditemukan pemukiman dari zaman megalith.

Sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki sejarah panjang, Sumatera Selatan tentu memiliki berbagai benda peninggalan bersejarah. Untuk menjaga dan melestarikannya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan kemudian membangun Museum Balaputera Dewa di Jalan Srijaya I No 28, Palembang. Museum yang memiliki luas lahan sekitar 23.565 m2 ini menyimpan 10 jenis koleksi, dengan jumlah koleksi mencapai 3.882 item.

Secara umum, Museum Balaputera Dewa menyimpan berbagai koleksi dari zaman pra-sejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga ke zaman kolonialisme Belanda. Berbagai koleksi tersebut dipamerkan di dalam tiga ruang pamer utama. Sebelum memasuki tiga ruang pamer utama, pengunjung akan menyaksikan berbagai koleksi arca di selasar museum. Berbagai replika arca tersebut berasal dari zaman megalith di Sumatera Selatan.

Kebudayaan Megalith atau kebudayaan batu besar di Sumatera Selatan berada di wilayah dataran tinggi Pagaralam. Posisinya berada dalam rangkaian Pegunungan Bukit Barisan di sisi sebelah barat Sumatera Selatan. Di wilayah ini ditemukan 22 lokasi pemukiman budaya megalith. Dari pemukiman tersebut ditemukan benda-benda pra-sejarah berupa arca yang kemudian menjadi koleksi Museum Balaputera Dewa. Berbagai arca yang saat ini menjadi koleksi museum antara lain arca megalith ibu menggendong anak, arca orang menunggang kerbau, hingga arca manusia dililit ular.

Setelah melewati selasar, pengunjung akan memasuki ruang pamer museum. Pada ruangan ini pengunjung akan mendapatkan informasi tentang awal mula sejarah berdirinya Kerajaan Sriwijaya di nusantara. Di ruangan ini juga ditemukan koleksi benda peninggalan dari zaman pra-kerajaan Sriwijaya berupa kerajinan tembikar, manik-manik, dan pengecoran logam.

Pada bagian lain ditemukan berbagai replika prasasti yang menjelaskan awal mula berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Prasasti-prasasti tersebut antara lain, prasasti Kedukan Bukit, Relaga Batu, Kota Kapur, Talang Tuo, Boom Baru, Kambang Unglen I, Kambang Unglen II, dan Prasasti Siddhayatra. Selain prasasti, pada ruangan ini pengunjung juga akan menemukan koleksi lain dari zaman Kerajaan Sriwijaya berupa arca Buddha, arca Hindu, dan Fragmen.

Masuk lebih ke dalam, pengunjung akan di bawa menelusuri zaman Kesultanan Palembang. Benda-benda peninggalan zaman ini berupa alat tenun songket. Salah satu koleksi kain songket yang menjadi kebanggaan Museum Balaputera Dewa adalah kain songket dengan motif Naga Besaung yang memiliki panjang 6 meter dengan lebar sekitar 25 cm. Selain itu, pengunjung juga akan menemukan koleksi lain berupa berbagai kerajinan seni ukir Palembang. Berbagai seni ukir tersebut telah teraplikasi dalam rek pengantin, dipan, kursi, hingga hiasan pada pintu rumah. Koleksi seni ukir dari zaman Kesultanan Palembang yang menjadi kebanggaan Museum Balaputera Dewa adalah rumah limas dan rumah ulu yang berada di halaman belakang museum.

Museum Balaputera Dewa dibuka setiap hari kecuali Senin mulai pukul 08.30 WIB hingga 15.00 WIB, dengan harga tiket yang relatif terjangkau. Hanya dengan membayar Rp2.000 untuk orang dewasa dan Rp1.000 untuk anak-anak, pengunjung sudah bisa menikmati kekayaan sejarah yang tersimpan di dalam museum. Dari harga tiket yang murah tersebut, diharapkan masyarakat makin gemar untuk berkunjung ke museum, dan merevitalisasi kembali arti penting sejarah kebudayaan bagi perkembangan suatu masyarakat...

   Read more
avatar
4.0
4y

The museum had a lot of beautiful collection from megalithic era to the time of Srivijayan Empire. The stone carving is just mesmerizing, I love spending time here watching the display, it is really an incredible piece of history. Some stone carvings date as early as 1st century. There are some rooms that fills with collection of i dont know what because i came on Monday and they were closed. They also have 2 traditional wooden houses installed at this museum. One is "rumah limas", which said to belong to one of the descendant of an arabic sultan, you can see how well off they lived with all the beautiful things inside the house. The other one is "rumah ulu" which is a very simple wooden house used by traveler or trader a long time ago as a transit house or some sort of accomodation. Both are very unique and interesting to see. Unfortunately the display were lack of information, the panel on each artifacts tell us a very limited information. It just feels like a brief introduction. It is also such a pity that the museum building is decaying, its old and starting to show the effect of undermaintenance. I wish whoever in charge of this place can start renovating the building soon. The museum is closed on Mondays so be sure to check the day...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

muhammad sofyanmuhammad sofyan
Sumatera Selatan memiliki sejarah panjang keberadaannya. Provinsi yang sejak berabad lampau dikenal dengan nama Bumi Sriwijaya ini merupakan lokasi berdirinya kerajaan maritim termasyur di nusantara bernama Kerajaan Sriwijaya. Memasuki abad ke-15, berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa hingga kedatangan kolonialisme Belanda ke bumi Sriwijaya. Jauh sebelum itu, menurut Van der Hoop, peneliti asal Belanda, Sumatera Selatan merupakan salah satu wilayah di nusantara yang banyak ditemukan pemukiman dari zaman megalith. Sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki sejarah panjang, Sumatera Selatan tentu memiliki berbagai benda peninggalan bersejarah. Untuk menjaga dan melestarikannya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan kemudian membangun Museum Balaputera Dewa di Jalan Srijaya I No 28, Palembang. Museum yang memiliki luas lahan sekitar 23.565 m2 ini menyimpan 10 jenis koleksi, dengan jumlah koleksi mencapai 3.882 item. Secara umum, Museum Balaputera Dewa menyimpan berbagai koleksi dari zaman pra-sejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga ke zaman kolonialisme Belanda. Berbagai koleksi tersebut dipamerkan di dalam tiga ruang pamer utama. Sebelum memasuki tiga ruang pamer utama, pengunjung akan menyaksikan berbagai koleksi arca di selasar museum. Berbagai replika arca tersebut berasal dari zaman megalith di Sumatera Selatan. Kebudayaan Megalith atau kebudayaan batu besar di Sumatera Selatan berada di wilayah dataran tinggi Pagaralam. Posisinya berada dalam rangkaian Pegunungan Bukit Barisan di sisi sebelah barat Sumatera Selatan. Di wilayah ini ditemukan 22 lokasi pemukiman budaya megalith. Dari pemukiman tersebut ditemukan benda-benda pra-sejarah berupa arca yang kemudian menjadi koleksi Museum Balaputera Dewa. Berbagai arca yang saat ini menjadi koleksi museum antara lain arca megalith ibu menggendong anak, arca orang menunggang kerbau, hingga arca manusia dililit ular. Setelah melewati selasar, pengunjung akan memasuki ruang pamer museum. Pada ruangan ini pengunjung akan mendapatkan informasi tentang awal mula sejarah berdirinya Kerajaan Sriwijaya di nusantara. Di ruangan ini juga ditemukan koleksi benda peninggalan dari zaman pra-kerajaan Sriwijaya berupa kerajinan tembikar, manik-manik, dan pengecoran logam. Pada bagian lain ditemukan berbagai replika prasasti yang menjelaskan awal mula berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Prasasti-prasasti tersebut antara lain, prasasti Kedukan Bukit, Relaga Batu, Kota Kapur, Talang Tuo, Boom Baru, Kambang Unglen I, Kambang Unglen II, dan Prasasti Siddhayatra. Selain prasasti, pada ruangan ini pengunjung juga akan menemukan koleksi lain dari zaman Kerajaan Sriwijaya berupa arca Buddha, arca Hindu, dan Fragmen. Masuk lebih ke dalam, pengunjung akan di bawa menelusuri zaman Kesultanan Palembang. Benda-benda peninggalan zaman ini berupa alat tenun songket. Salah satu koleksi kain songket yang menjadi kebanggaan Museum Balaputera Dewa adalah kain songket dengan motif Naga Besaung yang memiliki panjang 6 meter dengan lebar sekitar 25 cm. Selain itu, pengunjung juga akan menemukan koleksi lain berupa berbagai kerajinan seni ukir Palembang. Berbagai seni ukir tersebut telah teraplikasi dalam rek pengantin, dipan, kursi, hingga hiasan pada pintu rumah. Koleksi seni ukir dari zaman Kesultanan Palembang yang menjadi kebanggaan Museum Balaputera Dewa adalah rumah limas dan rumah ulu yang berada di halaman belakang museum. Museum Balaputera Dewa dibuka setiap hari kecuali Senin mulai pukul 08.30 WIB hingga 15.00 WIB, dengan harga tiket yang relatif terjangkau. Hanya dengan membayar Rp2.000 untuk orang dewasa dan Rp1.000 untuk anak-anak, pengunjung sudah bisa menikmati kekayaan sejarah yang tersimpan di dalam museum. Dari harga tiket yang murah tersebut, diharapkan masyarakat makin gemar untuk berkunjung ke museum, dan merevitalisasi kembali arti penting sejarah kebudayaan bagi perkembangan suatu masyarakat yang berbudaya
Reyner GunawanReyner Gunawan
The museum had a lot of beautiful collection from megalithic era to the time of Srivijayan Empire. The stone carving is just mesmerizing, I love spending time here watching the display, it is really an incredible piece of history. Some stone carvings date as early as 1st century. There are some rooms that fills with collection of i dont know what because i came on Monday and they were closed. They also have 2 traditional wooden houses installed at this museum. One is "rumah limas", which said to belong to one of the descendant of an arabic sultan, you can see how well off they lived with all the beautiful things inside the house. The other one is "rumah ulu" which is a very simple wooden house used by traveler or trader a long time ago as a transit house or some sort of accomodation. Both are very unique and interesting to see. Unfortunately the display were lack of information, the panel on each artifacts tell us a very limited information. It just feels like a brief introduction. It is also such a pity that the museum building is decaying, its old and starting to show the effect of undermaintenance. I wish whoever in charge of this place can start renovating the building soon. The museum is closed on Mondays so be sure to check the day before you visit.
Bikers PincangBikers Pincang
Musem Balaputra Dewa Tampilkan Sejarah dan Tradisi Sumsel Balaputra Dewa diambil dari nama Raja Sriwijaya abad ke-9 Museum Negeri Provinsi Sumatra Selatan, Balaputra Dewa, merupakan museum etnografi yang menggambarkan tentang suatu suku bangsa, terletak di kawasan KM 6,5 Kota Palembang, Sumsel. Balaputra Dewa diambil dari nama Raja Sriwijaya abad ke-9 dan mantan kepala Dinasti Sailendra yang berpusat di sekitar Palembang, Balaputra. Museum Balaputra Dewa Tambah Koleksi Museum Balaputra Dewa menampilkan sejarah dan tradisi dari Provinsi Sumatra Selatan. Museum ini dibangun pada 1978 dan diresmikan penggunaannya pada 5 November 1984. Museum yang memiliki luas lahan sekitar 23.565 meter persegi ini, menurut Kepala Museum Balaputra Dewa Palembang, Chandra Amprayadi, menyimpan belasan jenis koleksi dengan jumlah koleksi mencapai 8.800 benda sejarah. Pada bagian belakang bangunan ruang pamer museum, terdapat rumah limas yang merupakan bangunan tempat tinggal khas masyarakat Kota Palembang yang terbuat dari kayu. Rumah limas yang berusia lebih dari 200 tahun masih terlihat berdiri kokoh di kawasan Museum Balaputra Dewa Palembang. Rumah limas yang ada di Museum Balaputra Dewa diperkirakan dibuat pada 1830 yang merupakan peninggalan pangeran dari Arab Saudi bernama Syarif Abdurrachman Alhabsi dan Syarif Ali. Sebelum ditempatkan di kawasan Museum Balaputra Dewa, rumah limas tersebut berada di tepian Sungai Musi yang merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Palembang pada abad ke-17. Keberadaan rumah adat khas Kota Palembang di kawasan museum menimbulkan anggapan sebagian masyarakat hanya ada rumah limas di Museum Balaputra Dewa. Secara fakta, Museum Balaputra Dewa Palembang tidak hanya memiliki koleksi zaman Kesultanan Palembang Darussalam. Melalui museum tersebut masyarakat Sumsel serta wisatawan lokal dan mancanegara dapat melihat koleksi peninggalan sejarah mulai dari zaman prasejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga pergerakan pejuang kemerdekaan pada zaman kolonialisme Belanda. Untuk memudahkan pengunjung museum, pengelola membagi ruang pamer koleksi menjadi tiga bagian, yakni bagian megalit yang menggambarkan kegiatan masyarakat Sumatera Selatan yang dipusatkan di dataran tinggi Pagaralam, di Barisan Pegunungan pada sisi barat provinsi setempat. Beberapa contoh artefak yang ditemukan di dataran tinggi Kota Pagaralam itu dan beberapa dari 22 situs budaya megalitik dipamerkan di Museum Balaputra Dewa seperti arca megalitik dari seorang ibu membawa anak, patung orang naik kerbau, dan patung laki-laki melingkar dengan ular. Pada ruang pamer bagian Sriwijaya, berisi barang-barang yang berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu Buddha yang berpusat di Kota Palembang. Pengunjung juga dapat melihat beberapa artefak, seperti kerajinan gerabah, manik-manik, logam benda cor, dan prasasti. Sebagian besar prasasti zaman Sriwijaya yang ada di musem tersebut adalah replika, yang asli sebagian besar ditempatkan di Museum Nasional di Jakarta dan di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya Palembang. Contoh prasasti replika ditampilkan di Museum Balaputra Dewa berasal dari abad ke-7 prasasti Kedudukan Bukit, Telaga Batu, Kota Kapur, Talang Tuwo, Boom Baru, Kambang Unglen, Kambang Unglen II, dan Siddhayatra. Bagian Kesultanan Palembang, berisi koleksi peninggalan dari abad ke-18 Kesultanan Palembang periode misalnya tenun songket dan pakaian. Di antara songket yang paling menonjol dikoleksi adalah kain songket enam meter dengan motif Nago Besaung. Koleksi lainnya yang ditampilkan seperti ukiran kayu palembang, sofa, kursi, dan pintu ukiran tradisional. Nb.Untuk Kedepan Nya Semoga Pemerinta Kota Palembang Bisa Lebih Menjaga Keindahan Dan Kebersiha Museum Ini terutama Di Bagian Belakang Karena Bnyak Rumputan Yang Mulai Tinggi.
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in Palembang

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Sumatera Selatan memiliki sejarah panjang keberadaannya. Provinsi yang sejak berabad lampau dikenal dengan nama Bumi Sriwijaya ini merupakan lokasi berdirinya kerajaan maritim termasyur di nusantara bernama Kerajaan Sriwijaya. Memasuki abad ke-15, berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa hingga kedatangan kolonialisme Belanda ke bumi Sriwijaya. Jauh sebelum itu, menurut Van der Hoop, peneliti asal Belanda, Sumatera Selatan merupakan salah satu wilayah di nusantara yang banyak ditemukan pemukiman dari zaman megalith. Sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki sejarah panjang, Sumatera Selatan tentu memiliki berbagai benda peninggalan bersejarah. Untuk menjaga dan melestarikannya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan kemudian membangun Museum Balaputera Dewa di Jalan Srijaya I No 28, Palembang. Museum yang memiliki luas lahan sekitar 23.565 m2 ini menyimpan 10 jenis koleksi, dengan jumlah koleksi mencapai 3.882 item. Secara umum, Museum Balaputera Dewa menyimpan berbagai koleksi dari zaman pra-sejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga ke zaman kolonialisme Belanda. Berbagai koleksi tersebut dipamerkan di dalam tiga ruang pamer utama. Sebelum memasuki tiga ruang pamer utama, pengunjung akan menyaksikan berbagai koleksi arca di selasar museum. Berbagai replika arca tersebut berasal dari zaman megalith di Sumatera Selatan. Kebudayaan Megalith atau kebudayaan batu besar di Sumatera Selatan berada di wilayah dataran tinggi Pagaralam. Posisinya berada dalam rangkaian Pegunungan Bukit Barisan di sisi sebelah barat Sumatera Selatan. Di wilayah ini ditemukan 22 lokasi pemukiman budaya megalith. Dari pemukiman tersebut ditemukan benda-benda pra-sejarah berupa arca yang kemudian menjadi koleksi Museum Balaputera Dewa. Berbagai arca yang saat ini menjadi koleksi museum antara lain arca megalith ibu menggendong anak, arca orang menunggang kerbau, hingga arca manusia dililit ular. Setelah melewati selasar, pengunjung akan memasuki ruang pamer museum. Pada ruangan ini pengunjung akan mendapatkan informasi tentang awal mula sejarah berdirinya Kerajaan Sriwijaya di nusantara. Di ruangan ini juga ditemukan koleksi benda peninggalan dari zaman pra-kerajaan Sriwijaya berupa kerajinan tembikar, manik-manik, dan pengecoran logam. Pada bagian lain ditemukan berbagai replika prasasti yang menjelaskan awal mula berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Prasasti-prasasti tersebut antara lain, prasasti Kedukan Bukit, Relaga Batu, Kota Kapur, Talang Tuo, Boom Baru, Kambang Unglen I, Kambang Unglen II, dan Prasasti Siddhayatra. Selain prasasti, pada ruangan ini pengunjung juga akan menemukan koleksi lain dari zaman Kerajaan Sriwijaya berupa arca Buddha, arca Hindu, dan Fragmen. Masuk lebih ke dalam, pengunjung akan di bawa menelusuri zaman Kesultanan Palembang. Benda-benda peninggalan zaman ini berupa alat tenun songket. Salah satu koleksi kain songket yang menjadi kebanggaan Museum Balaputera Dewa adalah kain songket dengan motif Naga Besaung yang memiliki panjang 6 meter dengan lebar sekitar 25 cm. Selain itu, pengunjung juga akan menemukan koleksi lain berupa berbagai kerajinan seni ukir Palembang. Berbagai seni ukir tersebut telah teraplikasi dalam rek pengantin, dipan, kursi, hingga hiasan pada pintu rumah. Koleksi seni ukir dari zaman Kesultanan Palembang yang menjadi kebanggaan Museum Balaputera Dewa adalah rumah limas dan rumah ulu yang berada di halaman belakang museum. Museum Balaputera Dewa dibuka setiap hari kecuali Senin mulai pukul 08.30 WIB hingga 15.00 WIB, dengan harga tiket yang relatif terjangkau. Hanya dengan membayar Rp2.000 untuk orang dewasa dan Rp1.000 untuk anak-anak, pengunjung sudah bisa menikmati kekayaan sejarah yang tersimpan di dalam museum. Dari harga tiket yang murah tersebut, diharapkan masyarakat makin gemar untuk berkunjung ke museum, dan merevitalisasi kembali arti penting sejarah kebudayaan bagi perkembangan suatu masyarakat yang berbudaya
muhammad sofyan

muhammad sofyan

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in Palembang

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
The museum had a lot of beautiful collection from megalithic era to the time of Srivijayan Empire. The stone carving is just mesmerizing, I love spending time here watching the display, it is really an incredible piece of history. Some stone carvings date as early as 1st century. There are some rooms that fills with collection of i dont know what because i came on Monday and they were closed. They also have 2 traditional wooden houses installed at this museum. One is "rumah limas", which said to belong to one of the descendant of an arabic sultan, you can see how well off they lived with all the beautiful things inside the house. The other one is "rumah ulu" which is a very simple wooden house used by traveler or trader a long time ago as a transit house or some sort of accomodation. Both are very unique and interesting to see. Unfortunately the display were lack of information, the panel on each artifacts tell us a very limited information. It just feels like a brief introduction. It is also such a pity that the museum building is decaying, its old and starting to show the effect of undermaintenance. I wish whoever in charge of this place can start renovating the building soon. The museum is closed on Mondays so be sure to check the day before you visit.
Reyner Gunawan

Reyner Gunawan

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in Palembang

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Musem Balaputra Dewa Tampilkan Sejarah dan Tradisi Sumsel Balaputra Dewa diambil dari nama Raja Sriwijaya abad ke-9 Museum Negeri Provinsi Sumatra Selatan, Balaputra Dewa, merupakan museum etnografi yang menggambarkan tentang suatu suku bangsa, terletak di kawasan KM 6,5 Kota Palembang, Sumsel. Balaputra Dewa diambil dari nama Raja Sriwijaya abad ke-9 dan mantan kepala Dinasti Sailendra yang berpusat di sekitar Palembang, Balaputra. Museum Balaputra Dewa Tambah Koleksi Museum Balaputra Dewa menampilkan sejarah dan tradisi dari Provinsi Sumatra Selatan. Museum ini dibangun pada 1978 dan diresmikan penggunaannya pada 5 November 1984. Museum yang memiliki luas lahan sekitar 23.565 meter persegi ini, menurut Kepala Museum Balaputra Dewa Palembang, Chandra Amprayadi, menyimpan belasan jenis koleksi dengan jumlah koleksi mencapai 8.800 benda sejarah. Pada bagian belakang bangunan ruang pamer museum, terdapat rumah limas yang merupakan bangunan tempat tinggal khas masyarakat Kota Palembang yang terbuat dari kayu. Rumah limas yang berusia lebih dari 200 tahun masih terlihat berdiri kokoh di kawasan Museum Balaputra Dewa Palembang. Rumah limas yang ada di Museum Balaputra Dewa diperkirakan dibuat pada 1830 yang merupakan peninggalan pangeran dari Arab Saudi bernama Syarif Abdurrachman Alhabsi dan Syarif Ali. Sebelum ditempatkan di kawasan Museum Balaputra Dewa, rumah limas tersebut berada di tepian Sungai Musi yang merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Palembang pada abad ke-17. Keberadaan rumah adat khas Kota Palembang di kawasan museum menimbulkan anggapan sebagian masyarakat hanya ada rumah limas di Museum Balaputra Dewa. Secara fakta, Museum Balaputra Dewa Palembang tidak hanya memiliki koleksi zaman Kesultanan Palembang Darussalam. Melalui museum tersebut masyarakat Sumsel serta wisatawan lokal dan mancanegara dapat melihat koleksi peninggalan sejarah mulai dari zaman prasejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga pergerakan pejuang kemerdekaan pada zaman kolonialisme Belanda. Untuk memudahkan pengunjung museum, pengelola membagi ruang pamer koleksi menjadi tiga bagian, yakni bagian megalit yang menggambarkan kegiatan masyarakat Sumatera Selatan yang dipusatkan di dataran tinggi Pagaralam, di Barisan Pegunungan pada sisi barat provinsi setempat. Beberapa contoh artefak yang ditemukan di dataran tinggi Kota Pagaralam itu dan beberapa dari 22 situs budaya megalitik dipamerkan di Museum Balaputra Dewa seperti arca megalitik dari seorang ibu membawa anak, patung orang naik kerbau, dan patung laki-laki melingkar dengan ular. Pada ruang pamer bagian Sriwijaya, berisi barang-barang yang berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu Buddha yang berpusat di Kota Palembang. Pengunjung juga dapat melihat beberapa artefak, seperti kerajinan gerabah, manik-manik, logam benda cor, dan prasasti. Sebagian besar prasasti zaman Sriwijaya yang ada di musem tersebut adalah replika, yang asli sebagian besar ditempatkan di Museum Nasional di Jakarta dan di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya Palembang. Contoh prasasti replika ditampilkan di Museum Balaputra Dewa berasal dari abad ke-7 prasasti Kedudukan Bukit, Telaga Batu, Kota Kapur, Talang Tuwo, Boom Baru, Kambang Unglen, Kambang Unglen II, dan Siddhayatra. Bagian Kesultanan Palembang, berisi koleksi peninggalan dari abad ke-18 Kesultanan Palembang periode misalnya tenun songket dan pakaian. Di antara songket yang paling menonjol dikoleksi adalah kain songket enam meter dengan motif Nago Besaung. Koleksi lainnya yang ditampilkan seperti ukiran kayu palembang, sofa, kursi, dan pintu ukiran tradisional. Nb.Untuk Kedepan Nya Semoga Pemerinta Kota Palembang Bisa Lebih Menjaga Keindahan Dan Kebersiha Museum Ini terutama Di Bagian Belakang Karena Bnyak Rumputan Yang Mulai Tinggi.
Bikers Pincang

Bikers Pincang

See more posts
See more posts