Gubug Marawati di Sumberam, Sajen, Kec. Pacet, Kabupaten Mojokerto sangat menyenangkan. Terletak di lokasi dengan kode 8GMG+5Q, tempat ini menawarkan pengalaman bersantap yang unik dengan suasana pedesaan yang asri dan nyaman.Gubug Marawati dikenal dengan keindahan pemandangannya dan suasana yang tenang. Restoran ini menawarkan area makan yang luas dengan desain tradisional yang memadukan unsur alam dan kenyamanan modern. Tempat duduk yang tersedia baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan memungkinkan pengunjung menikmati pemandangan alam sekitar sambil menikmati hidangan.Menu yang disajikan di Gubug Marawati sangat beragam, dengan fokus pada masakan lokal dan tradisional. Saya sangat terkesan dengan kualitas makanan yang disajikan; setiap hidangan disiapkan dengan bahan-bahan segar dan cita rasa yang autentik. Beberapa menu favorit termasuk berbagai jenis olahan ikan dan ayam, serta hidangan pendamping seperti sambal dan lalapan yang sangat lezat.Pelayanan di Gubug Marawati sangat ramah dan profesional. Staf di sini selalu siap memberikan rekomendasi menu dan memastikan setiap pengunjung merasa nyaman. Proses pemesanan dan pelayanan dilakukan dengan cepat, dan mereka juga menyediakan fasilitas tambahan seperti area parkir yang memadai.Harga makanan di Gubug Marawati sangat wajar dan sesuai dengan kualitas yang ditawarkan. Mereka juga sering menawarkan paket spesial dan promosi, yang menambah daya tarik tempat ini bagi pengunjung.Secara keseluruhan, Gubug Marawati adalah tempat yang sangat direkomendasikan untuk bersantap di Kabupaten Mojokerto. Dengan pemandangan yang indah, makanan yang lezat, dan pelayanan yang ramah, tempat ini benar-benar layak untuk dikunjungi. Saya pasti akan kembali lagi dan merekomendasikan Gubug Marawati kepada teman...
Read moreSuch a nice experience! Menginap di Gubug Marawati suasananya sangat sejuk, bener bener healing... Apalagi booking tenda yang dek kayu di pinggir sungai Masya Allah... Ditambah view gunung di depan...
Menginap di 21 Desember 2023 (weekday) camping di dek kayu tepi sungai 200ribu semalam, dapat: -tenda (4p) sdh terpasang -tikar dalam tenda -4 bantal -4 sleeping bag -free water tubing -colokan listrik
Saya juga sewa peralatan masak seharga 50.000: kompor + gas LPG + wajan + grill + panci (pinjam piring dan sendok juga)
Disini tidak perlu khawatir kelaparan Krn ada warung yang buka sampai malam (se-ngantuknya masnya haha) Dilengkapi musholla dan ada toilet yang banyak (saya lebih pilih di atas dekat musholla karena lebih bersih)
Saya acungi jempol peraturan dari pihak Gubug Marawati yang mengharuskan pengunjung (jika berdua saja laki2 dan perempuan) untuk menunjukkan buku nikah Masya Allah 👍 dan ada peraturan dilarang membawa minuman keras 👍
Masukan dari saya yang harus dibenahi: 1- akses jalan dari parkiran ke camp yang masih bebatuan (bisa dicek di beberapa review di YouTube) 2- akses jalan dari camping ground ke musholla atas yang terlalu curam tanpa ada pegangan (ini bahaya untuk anak kecil atau orang yang sudah sepuh) 3- kamar mandi... Ini sih yang paling parah menurut saya huhuhu sedih banget Kamar mandi nya lumutan + kurang terawat + bau kurang sedap... Semoga bisa lebih baik lagi ya kedepannya
Will I go back? Sure will! Saya bakal balik lagi insya Allah bersama keluarga, jadiii tempat ini recommended ya.. semoga saat balik nanti kamar mandi nya...
Read more(Maaf curhat, hehe) Sudah seneng banget tinggal disini, tempat oke ga terlalu menakutkan karena deket pemukiman. Pelayanan pekerja (camp) disana rama-ramah. Tapi ada hal yang bikin aku risih, para pelayan di cafe nya.
Selayaknya kasus di Bali, ternyata jawa timur juga ada "oknum" mendewakan Turis (Bule) yang katanya orang Turkey. Jadi ceritanya ada salah satu turis berkunjung kesana, sebelum dia duduk di meja makan, aku perhatikan disambut ramah dan meja nya dilap pake semprotan gitu. Dikenalkan satu persatu semua menu dijelaskan secara detail.
Sedangkan aku? Sebelum turis itu dateng, gak diarahkan duduk dimana, meja kotor bekas abu rokok, dan sisa minuman orang dibiarkan begitu saja. Padahal pelayannya ngeliat jelas. Pas nanya "mbak, ini makannya gmn ya?" Cuma dijawab "ambil sendiri mas nanti dihitung". WHAT??? Awalnya ga terlalu kecewa sih,, mungkin pelayannya capek karena kebetulan makan siang. Mungkin juga belum terbentuk SOP gimana cara melayani tamu, karena memang cafenya seperti masih baru. Dan kemungkinan lainnya.
Kecewa muncul ketika bule dateng, sampe istri ngedumel mungkin kita bukan tamu spesial. Padahal sama-sama tamu, sama-sama beli, sama-sama bayar. Kecewa dan sedih sih. Ternyata bekas "penjajahan" masih ada ter-mindset ke otak kita. Seakan-akan tamu lokal cuma jajan dikit, tamu lokal ga butuh disanjung, dan segala presepsi lainnya. Terakhir, ini menjadi perhatian buat kita bahwa kasus Bali adalah pelajaran terbaik, dan jangan sampe merambat ke seluruh Indonesia.
Makanan 9/10 Tempat 8/10 (siang panas bet) Pelayan camp...
Read more