Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai is a natural wonderland that is located in the heart of the Sulawesi island in Indonesia. It is one of the most beautiful national parks in the country, and it is home to a diverse range of flora and fauna species. The park's unique wetland ecosystem makes it an ideal habitat for various water-loving creatures such as crocodiles, snakes, and birds. Moreover, the park's picturesque landscape and tranquil atmosphere make it an excellent destination for nature lovers and adventurers who seek a peaceful escape from the hustle and bustle of city life.
Visitors to Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai can enjoy a range of activities such as hiking, birdwatching, and wildlife spotting. The park has several well-maintained hiking trails that lead to different parts of the park, and visitors can explore the park's unique ecosystem up close. Additionally, the park offers guided tours and boat rides that allow visitors to explore the park's many waterways and observe the wildlife that calls the park home. The park's staff is friendly and knowledgeable, and they are always happy to share their insights and expertise about the park's wildlife and ecosystem.
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai is an excellent destination for those who seek a serene and tranquil environment to relax and unwind. The park's stunning natural beauty, combined with its peaceful atmosphere, makes it an ideal destination for those who wish to escape the hustle and bustle of everyday life. The park's well-maintained trails, guided tours, and friendly staff make it easy for visitors to explore the park's unique ecosystem and observe the wildlife that calls it home. Whether you're an avid adventurer or a nature lover, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai is a must-visit destination that should be on your...
Read moreTaman Nasional Rawa Aopa. Terkenal dengan padang rumput savana, hewan konservasi, dan kampung adat. Ada dua kampung adat di sini: HukaEa dan LaEa. Ada dua jalan memasuki wilayah ini: pertama setelah pintu satu, anda akan menemukan bekas tower yang sudah rusak di sebelah kiri jalan raya, lalu masuklah lurus ke depan. Sekitar 9 km, anda memasuki area savana. Jika musim hujan sebaiknya anda tak memasuki jalan ini sebab selain air rawa naik, tak ada kendaraan bisa masuk karena berlumpur. Kedua, setelah tower yang rusak tadi, anda dapat melalui pintu masuk kedua, sekitar 5 km ke arah depan. Umumnya, masyarakat lebih memilih jalur ini karena tanahnya lebih datar. Masih sanggup dilalui kendaraan roda dua atau empat kalau musim kemarau. Jaraknya pun hanya 7km.
Puutubo (kepala suku) pertama dua perkampungan itu adalah bapak Amin Suri lalu bapak Mansyur Lababa. Tapi secara teknis, pemerintahan di perkampungan adat itu dijalankan oleh bapak Darmon. Kampung ini pernah dibakar dua kali pada masa pemerintahan Laode Kaimuddin. Akibatnya ada 11 orang warga kampung yang dipenjara tanpa peradilan.
Ketika saya masuk di perkampungan ini, rentang tahun 2008 hingga 2018, rumah-rumah penduduk masih tetap sama. Dalam 10 tahun terakhir, hanya dua infrastruktur yang ada di sana: puskesmas pembantu (pustu) dan jembatan deker antar desa LaEa dan HukaEa. Sekolahnya pun sangat sederhana.
Sejak HukaEa - LaEa atau Wukulanu diresmikan sebagai kampung adat, belum ada perubahan yang berarti. Semoga, perkampungan yang hampir seluruhnya suku Moronene ini dapat menjadi sorotan pemerintah agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Jabat erat...
Read moreTaman Nasional Rawa Aopa. Terkenal dengan padang rumput savana, hewan konservasi, dan kampung adat. Ada dua kampung adat di sini: HukaEa dan LaEa. Ada dua jalan memasuki wilayah ini: pertama setelah pintu satu, anda akan menemukan bekas tower yang sudah rusak di sebelah kiri jalan raya, lalu masuklah lurus ke depan. Sekitar 9 km, anda memasuki area savana. Jika musim hujan sebaiknya anda tak memasuki jalan ini sebab selain air rawa naik, tak ada kendaraan bisa masuk karena berlumpur. Kedua, setelah tower yang rusak tadi, anda dapat melalui pintu masuk kedua, sekitar 5 km ke arah depan. Umumnya, masyarakat lebih memilih jalur ini karena tanahnya lebih datar. Masih sanggup dilalui kendaraan roda dua atau empat kalau musim kemarau. Jaraknya pun hanya 7km.
Puutubo (kepala suku) pertama dua perkampungan itu adalah bapak Amin Suri lalu bapak Mansyur Lababa. Tapi secara teknis, pemerintahan di perkampungan adat itu dijalankan oleh bapak Darmon. Kampung ini pernah dibakar dua kali pada masa pemerintahan Laode Kaimuddin. Akibatnya ada 11 orang warga kampung yang dipenjara tanpa peradilan.
Ketika saya masuk di perkampungan ini, rentang tahun 2008 hingga 2018, rumah-rumah penduduk masih tetap sama. Dalam 10 tahun terakhir, hanya dua infrastruktur yang ada di sana: puskesmas pembantu (pustu) dan jembatan deker antar desa LaEa dan HukaEa. Sekolahnya pun...
Read more