Looks really nice on the pictures and it looks nice in reality too but not really that amazing. It's a nice break from the city life though.
Let's get it straight, it's bamboo growing next to the road and that's about it.
It can be difficult finding a real parking lot, I was riding a bike and I found two guys providing guarding of the bikes at the beginning of the forest so if you're riding a bike you will at least find somewhere to park.
Get prepared to bring mosquito repellent as you otherwise will be eaten alive. Forest, shadow and a small stream close by makes the place ideal for mosquitoes to thrive.
Trash. Unfortunately once again Indonesia doesn't surprise with the huge amount of trash laying around everywhere. It can even be difficult to take a picture without clearing the photo area from trash. Without the trash the place would be a lot better as for many other places around...
Read moreKebun Bambu Surabaya juga dikenal sebagai Kebun Bambu Keputih, karena lokasinya berada di Keputih, Surabaya. Kebun Bambu Keputih mengingatkan pada Sagano Bamboo Forest yang ada di Jepang. Berdiri di area 40 hektar, yang dibagi menjadi Hutan Bambu, Taman Harmoni, dan Taman Ruang Publik. Kebun Bambu Keputih menjadi pilihan tepat untuk menenangkan pikiran di tengah Kota Surabaya yang padat.
Bambu-bambu di Hutan Bambu Keputih ditanam rapi berjajar memanjang. Di antara rumpun bambu satu dengan yang lain, membentuk lorong untuk dilewati pengunjung. Dedaunan tampak lebat diantara batang bambu, hijau dan membuat suasana semakin asri. Daun-daun yang berguguran di bawah pun menambah keindahan dari tempat ini.
Ketika angin bertiup, dedaunan di pohon bambu seolah menari-nari hingga menimbulkan suara yang khas. Batang bambu pun ikut bergesekan dengan bunyi yang tak kalah menariknya. Berjalan menyusuri jalanan hutan kota dapat menenangkan hati dan menjernihkan pikiran. Tak heran, pengunjung rela meluangkan waktu untuk sekedar berjalan di sini.
Sejak dibuka untuk umum, Hutan Bambu Keputih begitu menarik perhatian wisatawan. Sehingga, kini menjadi spot foto favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke sini. Daya tarik utama dari taman ini ini adalah pepohonan bambunya. Yang tumbuh rindang dan begitu mempesona.
Di setiap sudut terlihat pengunjung yang tengah asyik berfoto. Sendiri maupun bersama-sama dengan teman atau keluarga. Hijaunya pepohonan bambu menjadi latar belakang yang begitu menarik. Apalagi jika mengambil foto di tengah jalan, sehingga terlihat kanan kiri bambu yang tertata rapi.
Karena indahnya spot jejeran bambu ini, tidak hanya wisatawan saja yang berfoto. Tapi, pasangan yang akan menikah pun memilih tempat ini sebagai spot foto pre-wedding. Tentunya, hasil foto akan sangat menarik. Bahkan tak jarang, terlihat seperti sedang berada di Sagano Bamboo Forest Jepang.
Hutan Bambu Keputih tidak dibuat menjadi tempat wisata dengan sengaja. Bahkan sebelum menjadi objek wisata, tempat ini merupakan TPA (Tempat Pembuangan Akhir). TPA ini sudah ada sejak tahun 1970, kemudian pemerintah kota menutupnya sekitar tahun 2000. Sementara lokasi yang dulunya TPA Keputih dipindahkan ke daerah Benowo.
Supaya tidak terbengkalai, pemerintah kota sengaja menanam bibit bambu di area tersebut. Dan setelah belasan tahun, tempat tersebut tumbuh pepohonan bambu yang lebat. Dirapikan sehingga terlihat seperti sekarang ini. Hingga menjadi tempat wisata dengan pemandangan alam yang sangat...
Read moreCleanliness (3/5) Seats availability (3/5) Area size (4/5) Plants varieties (3/5) Plants freshness (3/5) Ambience (1/5) Children-friendliness area (5/5) Geographical location (2/5) Location signs clarity (1/5) Wheelchair accessibility (3/5) Parking space availability (5/5)
ironically when I brought my siblings from Hong Kong, the leaves were not green. Most of them fell, and the rest seem to be brown because of dry. Aesthetically not pleasing.
at least the greeneries at the park are maintained well
when I was there, I also witnessed many garbage left on the ground. Please (1) our govt maintain the cleanliness, and (2) visitors be discipline to be aware of cleanliness, by not leaving the trashes...
Read more