Masjid Raya Pase di Panton Labu adalah salah satu ikon penting di Aceh Utara, yang memiliki nilai sejarah, budaya, dan religius yang mendalam. Berikut adalah gambaran pengalaman menarik terkait Masjid Raya Pase:
Keindahan Arsitektur dan Suasana Spiritual
Masjid Raya Pase memiliki desain arsitektur khas Aceh dengan sentuhan modern, yang mencerminkan kekayaan budaya Islam di kawasan ini. Kubah megah, ukiran kaligrafi yang indah, serta pemandangan sekitarnya menciptakan suasana yang damai dan khusyuk bagi para pengunjung.
Pengalaman Menarik:
Melihat langsung keindahan masjid yang berdiri megah sebagai simbol kebanggaan masyarakat Pase.
Merasakan ketenangan saat salat berjamaah, terutama saat Subuh atau Magrib, ketika cahaya matahari memancar di sekitar masjid.
Sejarah dan Nilai Budaya
Masjid ini menjadi saksi bisu perkembangan peradaban Islam di wilayah Aceh Utara. Pase sendiri dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam pertama di Nusantara.
Pengalaman Menarik:
Mengikuti sesi diskusi atau kajian yang membahas sejarah Islam di Pase dan bagaimana masjid ini menjadi bagian penting dari perjalanan tersebut.
Berinteraksi dengan masyarakat lokal untuk mendengar cerita-cerita lisan yang penuh hikmah.
Kegiatan Keagamaan yang Meriah
Masjid Raya Pase sering menjadi pusat berbagai acara keagamaan, seperti peringatan Maulid Nabi, Nuzulul Quran, dan kegiatan dakwah besar.
Pengalaman Menarik:
Menghadiri perayaan Maulid Nabi yang sarat dengan tradisi lokal, seperti pembacaan shalawat bersama dan penyajian hidangan khas Aceh.
Menyaksikan ceramah dari ulama terkenal yang sering diundang ke masjid ini.
Keindahan di Malam Hari
Pada malam hari, Masjid Raya Pase diterangi lampu-lampu indah yang menonjolkan kemegahan arsitekturnya.
Pengalaman Menarik:
Menghabiskan waktu menikmati pemandangan malam masjid bersama keluarga atau teman.
Berbincang santai di pelataran masjid sambil menikmati angin malam.
Pusat Pendidikan dan Sosial
Masjid ini juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan kegiatan sosial. Banyak anak muda yang belajar mengaji, mengikuti pengajian, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial berbasis keislaman.
Pengalaman Menarik:
Mengikuti program belajar Al-Quran bersama ustaz setempat.
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti pembagian sembako atau bantuan untuk masyarakat sekitar.
Mengunjungi Masjid Raya Pase bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga pengalaman mendalam akan budaya, sejarah, dan kehidupan...
Read moreMesjid Raya Pase dalam catatan sejarah Aceh di mulai pada era tahun 1960-an, Harun Kumis bersama sejumlah tokoh masyarakat lainnya berangkat ke Jakarta menemui Presiden Soekarno. Ia meminta kepada presiden agar di bekas wilayah Kerajaan Samudra Pasai itu didirikan sebuah masjid yang akan menjadi kebanggaan masyarakat setempat. Sekaligus lambang sejarah megahnya kejayaan Kerajaan Islam Pasai.
“Saat awal rancangan pembangunan, denah awal kubah Masjid Raya Pase berbentuk buah labu tanah. Setelah rapat bersama, dilakukan revisi gambar sehingga kubah menyerupai salah satu masjid agung di Arab. Namun secara keseluruhan, arsitektur masjid merupakan gabungan beberapa masjid di Arab,” ujar Syamsuddin Jalil imam Mesjid Raya Pase.
Ukiran kaligrafi Arab di bagian atas dalam masjid bertuliskan Asmaul Husna dan ayat-ayat Alquran lainnya.
Sejak didirikan hingga saat ini Masjid Raya Pase juga merupakan pusat Jamaah Al-Jamiatus Samadiyah, dengan perkembangan yang pesat. Telah memiliki 104 cabang tersebar di 70 masjid dan 43 musalla yang ada di Aceh. Setiap malam Sabtu, masjid ini dipenuhi ribuan jamaah samadiyah untuk melantunkan zikir dan tahlil.
Perkembangan jamaah yang pesat menjadi kendala tersendiri. Masjid Raya Pase dinilai tidak memadai lagi untuk menampung jamaah yang melaksanakan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya. Meski tahun 1984 telah diperluas bagian samping kiri dan kanan masjid masing-masing 15x25 meter, bagian depan 14x20 meter dan sebuah ruang kantor berukuran 3,2x6,8 meter. Perluasan itu menghabiskan biaya Rp70 juta dan selesai tahun 1986.
Lalu tahun 2009, Pemerintah Aceh memberikan dana Rp3 miliar untuk pembangunan lantai terbuat dari keramik Yunani. Untuk tahun 2013, kata Syamsuddin Jalil, Pemerintah Aceh melalui Pemda Aceh Utara akan memberikan dana dari APBA Rp180 juta untuk lanjutan pembangunan.
“Untuk pembangunan menara besar, pintu gerbang, interior dan perluasan halaman dibutuhkan biaya sekitar Rp30 miliar. Pembangunan masjid itu telah berjalan sekitar 60 persen untuk bangunan induk,” ujar Syamsuddin Jalil.
Syamsuddin Jalil berharap Masjid Raya Pase menjadi Landmark Aceh Utara, mengingat letaknya berada tepat di pintu gerbang Pase (Aceh Utara). Sebelumnya Mesjid Islamic Center yang ada di kota Lhokseumawe juga terbengkalai, padahal dulu pemerintah kota Lhokseumawe berkomitmen untuk menyelesaikan Mesjid itu. Ini merupakan bukti betapa idak pedulinya pemerintah Aceh sekarang dalam bidang keagamaan, apalagi...
Read moreMasjid Raya Pase is a symbol of the glorious history of the Pase of Islamic Empire, as a symbol of Islamic expansion and its legitimacy in strengthening existence and expanding the devotion of the ummah.Established in the City of Pantonlabu Tanah Jambo Aye Aceh Utara Nanggroe Aceh Darussalam, inaugurated in 1972 which had previously stood a mosque on the edge of the city precisely beside the river (krueng) Jambo Aye named...
Read more