Mengunjungi Museum Gedung Perundingan Linggarjati yang penuh sejarah dapat memberi ilmu pengetahuan, pengalaman mistis, serta dapat merasakan masuk ke suasana mengenai kejadian-kejadian masa sejarah kemerdekaan Indonesia.
Gedung yang berlokasi di Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kota Kuningan, Jawa Barat ini menjadi salah satu saksi sejarah sebuah perundingan yang menentukan nasib bangsa Indonesia. Inilah Museum Linggarjati yang dahulu dijadikan tempat perundingan wakil Indonesia dan Belanda.
Kali ini kami dipandu oleh Sukardi (57), seorang PNS Pemda Kuningan. Dalam 29 tahun pengalamannya mengurus Museum, ia sangat fasih dan detail menjelaskan sejarah setiap sudut bangunan sejarah yang diresmikan sebagai museum pada tahun 1976.
Dia menceritakan bahwa gedung tua peninggalan masa lalu ini banyak dihuni oleh makhluk-makhluk gaib, terlebih bangunan ini sangat sepi pada malam hari.
"Disini banyak penghuninya, namanya juga bangunan tua, biasanya orang-orang ditunjukin pas berfoto, tiba-tiba ada ikut terfoto sama pengunjung itu," Ceritanya.
Guade yang berasar dari Desa Lurah, Linggarjati ini juga menceritakan bahwa asal muasal gedung Linggarjati adalah sebuah gubuk yang dibangun tahun 1918 oleh seorang ibu bernama Jasitem dan menjadi tempat tinggalnya.
Gedung tua bergaya kolonial Belanda ini dapat dimasuki dengan membayar tiket seharga Rp 2 ribu, banguanan ini sempat menjadi markas tentara. Kemudian diubah fungsi lagi menjadi Sekolah Dasar dan pernah juga menjadi hotel.
Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, gedung ini digunakan sebagai tempat diadakannya Perundingan Linggarjati di tahun 1946.
Museum ini menjadi saksi bagaimana perjuangan diplomatik yang dilakukan oleh para pendiri bangsa. Diketuai oleh Sutan Syahrir, Soesanto, Tirtoprodjo, Mr. Mohammad Roem, dan Dr. A. K Gani delegasi Indonesia ini berunding dengan delegasi dari Belanda, yaitu Prof. Mr. Schrmerhorn, Dr. F. De Boer, Mr. Van Poll, Dr. Van Mook, dan diplomat Inggris Lord Killearn sebagai mediator.
Masuk ke dalam museum, pengunjung seperti dibawa ke dalam napak tilas diplomatik para pendiri bangsa untuk mencapai kemerdekaan. Meja perundingan, berbagai dokumentasi berupa foto, diorama, benda-benda peninggalan lainnya, hingga hasil naskah perjanjian Linggarjati bisa disaksikan dari dekat di museum ini.
Berdasarkan sejarah yang tertulis, perundingan Linggarjati diadakan pada 10-12 November 1946. Langkah ini merupakan cara pemerintah mengusir Belanda dengan jalur hukum.
Hasil perundingan ini lalu menghasilkan naskah pesetujuan Linggarjati atau lebih dikenal dengan Perjajian Linggarjati yang disepakati di Jakarta pada 15 November 1946.
Pada bagian belakang gedung terdapat halaman yang luas dihiasi dengan pepohonan yang rindang dan kandang rusa. Pada area ini, terdapat monumen yang bertuliskan isi pokok hasil perundingan.
Juga terdapat batu hitam dengan ukiran lima pilar masyarakat Indonesia dibangun di atas monumen. Kelima pilar tersebut antara lain, petani, pemuka agama, wanita, tentara, dan pemuda yang saling berangkulan. Hal ini sebagai wujud kekuatan utama bangsa Indonesia yang teguh membela kepentingan bangsa dan negara diatas...
Read moreSaya sangat senang bisa dapat kesempatan berkunjung ke Gedung Perundingan Linggarjati.
Loc : Linggarjati, Kec. Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Gedung Perundingan Linggarjati mempunyai nilai sejarah yang tinggi, cocok untuk anak-anak atau orang dewasa mengenal lebih dalam sejarah Indonesia, dan kemerdekaan indonesia. Didalam gedung yang sangat sejuk membuat suasana seakan-akan merasakan kita berada di dalam sejarah tersebut.
Sejarah Gedung Perundingan Linggarjati. Gedung Perundingan Linggarjati, yang terletak di Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Indonesia, adalah sebuah monumen bersejarah yang melambangkan titik balik dalam diplomasi antara Indonesia dan Belanda. Bangunan ini menjadi saksi bisu dari peristiwa penting pada tahun 1947, di mana perjanjian penting antara dua negara tersebut ditandatangani, menandai langkah awal menuju pengakuan kedaulatan Indonesia.
Arsitektur gedung mencerminkan gaya kolonial Belanda, dengan detail arsitektural yang menggambarkan keanggunan zaman tersebut. Fasadnya yang megah dengan ornamen klasik, pintu-pintu besar, dan jendela-jendela berukir menciptakan atmosfer yang mengesankan. Gedung ini memberikan kesan monumental, sejalan dengan keberartian sejarah yang terkandung di dalamnya.
Selain sebagai bangunan fisik, Gedung Perundingan Linggarjati juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Di dalamnya, para negosiator Indonesia dan Belanda duduk bersama untuk merancang perjanjian yang akan mengatur hubungan kedua negara. Pemandangan sejarah ini mengingatkan kita pada perjuangan panjang bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.
Meskipun Gedung Perundingan Linggarjati menghadapi tantangan waktu, upaya pemeliharaan dan restorasi telah dilakukan untuk menjaga integritas sejarahnya. Pengunjung dapat menelusuri ruang-ruang tempat perundingan berlangsung, meresapi atmosfer sejarah yang masih terasa di setiap sudut bangunan ini. Dengan begitu, gedung ini tetap menjadi saksi bisu dari perjuangan dan perjanjian yang membentuk landasan bagi Indonesia sebagai...
Read moreHistoric building which is still very well maintained, contains photo documentation during the Linggajati Negotiations and furniture used during the Negotiations. Each room has its own historical story, starting from the living room, negotiating room, bedroom, and a very wide and beautiful courtyard. The existence of the Linggajati Negotiation Building at this time is very important for national identity, how big the struggle of state figures was at that time. The younger generation now must know it, thanks to the management who has cared for this...
Read more