In the heart of West Bandung, where wonders reside, There lies a hidden gem, a breathtaking pride. A place of enchantment, where colors unfold, Rainbow Waterfall, a story untold.
As I venture forth, through nature's embrace, I'm greeted by a symphony of vibrant grace. A kaleidoscope of hues, cascading from above, A mesmerizing sight, a testament to love.
The sunbeams dance upon the misty spray, Creating a celestial display, a serenade of the day. Each droplet glistens, like a jewel in the light, A tapestry of dreams, pure and bright.
The water descends with a gentle roar, Its melody echoing, deep to the core. Emerald greens and sapphire blues intertwine, In harmony with nature, a heavenly design.
Beneath the waterfall, a sanctuary I find, A moment of solitude, to ease my restless mind. The cool, refreshing waters, a tender embrace, Washing away my worries, leaving no trace.
I close my eyes and breathe in the air, A symphony of scents, a fragrant affair. The blossoms bloom, with petals soft and sweet, Nature's perfume, an offering so complete.
Amidst the lush foliage, where life finds its way, Whispers of creatures, in the dappled light, play. Butterflies flutter, their wings a painted delight, As they dance with the flowers, a joyful sight.
I soak in the beauty, the harmony and bliss, Lost in the serenity, an ethereal abyss. Rainbow Waterfall, a treasure to behold, A testament to nature's stories untold.
As I bid farewell to this mystical land, I carry its enchantment, like grains of sand. Forever imprinted, on my wandering soul, The memory of Rainbow Waterfall,...
Read moreSabtu, 19 November 2023.
Berangkat dari Gegerkalong, perjalanan sekitar 30-45 menit. Kebetulan jalan di jembatan yang dekat tempat ini lagi perbaikan, jadi sedang buka tutup jalan. Lokasinya di belokan banget.
Ada parkir depan loket tiketnya untuk motor, tapi tidak direkomendasikan untuk parkir di situ. Karena ternyata ada banyak monyet. Yang pada akhirnya spion motor saya diserang sama monyet dan meninggalkan bekas cakaran monyet di spion. Sarung tangan sama lap juga hilang entah dibawa ke mana. Plus, karena enggak ada tukang parkir, agak susah buat mengusir si monyet saat hendak pulang, sementara si monyet masih pada nongkrongin motor.
Kalau agak maju sedikit dari gerbang tiket, ada tempat parkir yang lebih aman dari ini dan lumayan luas.
Tiket masuk 20.000/orang, kalau mancanegara beda lagi, sekitar 25.000/orang kalau tak salah.
Turun dari loket tiket, langsung kelihatan air terjunnya, tapi butuh perjuangan buat lihat pelanginya. Bagi yang berniat menghitung anak tangga di sini, tak usah repot. Udah dihitungkan sama pengurusnya, ditulis di anak tangga paling awal, ada sekitar 587 anak tangga. Jadi, persiapkan fisik untuk nanti pulang mendaki puncak. Tapi, di setiap sekitar 100 anak tangga, ada tempat istirahat untuk duduk dan menikmati pemandangan dari ketinggian.
Di bawah hanya ada satu warung, jualannya masih terbatas. Kaya pop mie, mie rebus atau goreng, minuman seduh, ciki, sukro, bala-bala. Saya beli indomie rebus pakai telor, sukro garuda, teh tarik dingin, air mineral, itu sekitar 37.000. Temen saya pesan indomie rebus dan telor, dua bala bala, sama teh tarik dingin, itu sekitar 25.000.
Depan warung, ada tempat solat dan wudhu. Sebrangnya ada toilet.
Karena air terjunnya beneran tinggi banget, airnya keruh, jarang ada pengunjung yang berenang.
Kalau tanya di sebelah mana pelanginya? Di bawah, tepat di titik air jatuh di bawah, di sana ada pelangi. Dan kelihatan banget kalau matahari lagi nyorot ke arah air terjun. Kalau gelap, pelanginya gak keliatan.
Perjalanan dari atas ke bawah sekitar setengah jam. Dan pada awalnya gak ada monyet, tapi pulang ke atas sekitaran Asar atau jam 3-an, monyet udah mulai pada keluar dan ngobrak ngabrik tempat sampah, cari makan. Bahkan monyetnya cukup liar, karena berani nyamperin dan mau nyakar gitu. Apalagi kalau bawa tentengan, semakin semangat mereka menyerang. Jumlahya lumayan banyak. Khususnya di tempat parkir...
Read moreDatang di hari Minggu di masa bukan liburan sekolah atau tanggal merah tidak ramai, namun tidak bisa disebut sepi. Sesekali kamu bisa melihat atau bertemu wisman (wisatawan mancanegara) juga lho.
Untuk yang membawa kendaraan diharapkan parkir di lokasi tidak jauh dari sana, jalan kurang dari 3 menit sudah sampai ke loket tiket masuk. Jangan lupa, bayar parkir di muka seharga...10k kalau tidak salah untuk mobil (motor harusnya lebih murah). Di lokasi parkir terdapat banyak warung yang menjual jajanan, rokok ataupun seduhan teh, kopi dan mie instan.
Dari video yang saya berikan sepertinya cukup untuk menggambarkan lokasi air terjunnya. Untuk dapat melihatnya dari dekat, kalian perlu menuruni ratusan anak tangga yang kadang licin dan berlumut (hati-hati). Dan sebaliknya untuk kembali pulang, anda harus kembali menaiki tangga yang sebelumnya kalian turuni.
Dibutuhkan kesabaran dan tenaga yang besar untuk mengeksplor situs wisata ini (teman saya jarang olahraga, besoknya sepulang dari sini dia langsung meriang 😂). Meski begitu, pemandangan, aroma, suara, kesejukan dan dinginnya alam dan air terjun disini memusnahkan semua pelik yang terlewati.
Yang mau nyemplung ke kolam atau sungai dibawah kaki air terjun, bisa dipikir2 dulu soalnya warna air tidak bening. Setelah kalian bisa mencapai lokasi di bawah, kalian bisa menemukan 2 warung kopi, toilet umum (you know...), dan musholla.
Loket tiket masuk membebankan biaya 10ribu...apa 15ribu ya, per-orang (aing lupa).
Tips dari saya, bawa alas kaki yang tidak mudah licin atau yang gripnya kuat namun nyaman digunakan untuk mendaki seratus lebih anak tangga dari atas ke bawah dan sebaliknya (kecuali mau nginep atau ngga pulang-pulang lagi, jadi tidak perlu memikirkan untuk kembali ke atas). Jangan lupa makan dan cukup istirahat dan olahraga sebelum mencoba jalur tangga disini. Oya, jangan makan sembarangan atau menggunakan aksesori berlebihan, soalnya disini kadang ada MONYET juga. Literally,...
Read more