Jelajah Kuliner Khas Pasuruan (1)
Naik apa? Biasa. Saya naik sepeda motor Mio 125 cc. Di STNK tertulis “warna putih perak”. Yang selalu setia menemani. Kemana saja saya pergi jauh. Salah satunya saat pergi ‘ngelencer’ ke Sidoarjo. Rabu kemarin.
Sebelum ke Sidoarjo saya mampir dulu. Mampir untuk sarapan. Bukannya di rumah tidak masak. Tapi saya ingin mencoba makanan khas. Yang katanya khas Bangil, Pasuruan. Saya pun disarankan ke salah satu warung nasi punel oleh ayah saya. Namanya warung nasi punel bu Hj. Lin. Terletak di jalan jaksa agung Suprapto, Bangil. konon katanya telah berdiri sejak tahun 1980. Satu tahun setelah PP An-Nur II lahir.
Salah satu riwayat mengatakan. Bahwa nasi punel ini bermula dari salah satu desa. Beji namanya. Tetangganya Bangil. Dulunya ada seorang lelaki meminta makanan. Sayang, tidak ada satupun yang memberi. Namun, setelah berapa lama, ada salah satu penduduk merasa iba. Kemudian diberilah lelaki tersebut makanan. Berupa nasi putih. Lengkap dengan banyak lauk.
Setelah itu lelaki tersebut berkata: kalau mau sukses jual nasi, jual saja nasi ini. Tak lama kemudian ada orang sana menjual nasi tersebut. Tepatnya ke kecamatan Bangil. Karena Bangil sejak dulu sudah ramai. Banyak pengerajin emas. Maka, orang desa Beji tersebut menjualnya di Bangil. Dengan cara digendong.
Lama kelamaan ‘lha kok’ semakin digemari. Apalagi oleh para pengerajin emas itu. Biasanya dibuat sarapan. Walhasil, banyak warung nasi punel bermunculan. Yang berjejer disepanjang jalan menuju Sidoarjo.
Saya berangkat ke sidoarjo jam tujuh. Sengaja memang. Karena saya ingin merasakan nikmatnya nasi punel. Karena jika kesiangan sedikit gak bakalan dapat: habis. Sesuai dengan sejarahnya. Banyak orang memakannya saat pagi hari. Sekedar untuk sarapan.
07.18 WIB saya sampai di warung bu Lin. Ternyata sudah banyak yang datang. Terlihat beberapa mobil berjejer di tempat parkir. Bagus-bagus pula. Menandakan tidak sembarang orang yang beli di situ. Bahkan ada mobil Vellfire. Berplat nomor “B”. yang harganya ratusan juta rupiah.
Kami sekeluarga pun memasuki warung itu. Bangunannya sudah tua. Tidak terlalu luas. Sekitar 11*4 meter. Tapi pembelinya banyak. Kami hampir saja kehabisan tempat. Untung saja masih sisa di pojokan. Cukuplah untuk sekeluarga.
Ayahku memesan 4 porsi. Untuk 5 orang. Iya!!! Karena adikku yang kecil makan bareng ibu. Takut tidak habis.
Seporsi nasi punel dibandrol dengan harga Rp. 25.000,- itu pun sudah dapat minum. Isinya pun beragam. Dengan bahan utama nasi punel: nasi pilihan yang empuk saat matang.
“Disebut nasi punel karena nasinya berasa dari beras pilihan terbaik. Sehingga kalau dimasak manjadi pulen (empuk)”, ungkap Sanuri, salah satu karyawan warung itu.
Lauknya pun beragam. Ada srundeng (kelapa parut yang digoreng dengan bumbu). Ada Bothok (kelapa bumbu udang yang dibungkus daun pisang). Tahu bumbu santan. Sambal kencok (sambal campuran cabe merah, kencur dan kacang panjang). Lengkap dengan daging sapi.
Nahh, untuk yang terakhir ini banya pilihannya. Ada empal daging, dendeng, babat, hati, lidah dll. Pokonya berbahan dasar sapi. Yang bisa dimakan. Plus halal.
Penasaran? Silahkan datang ke Pasuruan. Tepatnya di kecamatan Bangil. Tapi jangan siang-siang....
Read moreNasi Punel (steam rice) is a typical food from the city of Bangil, Pasuruan. This rice is soft textured and slightly lumpy. Generally, this food is served on a plate that has banana leaves. On top of the rice, added a sprinkling of serundeng, supplemented with clams satay, lentho (deep fried soy cake), tofu, meat and offal slices, and a small packet of gravy containing grated coconut with coconut milk and given a rather sweet spice. Usually available 'sayur rebung' (cooked bamboo shoots) and 'sayur lodeh' (cooked young jackfruit). The main dish can choose 'empal' (fried & salty meat), fried chicken, omelet, lung, and jerky, and hot spicy sauce mixed with long...
Read moreThey sell Nasi punel, which is a signature dish of Bangil city. It's a simple menu similar to Madura's bhug rice, but it includes sambal lalab kacang panjang mentah and botok kelapa muda. The Punel rice still retains the shape of rice but softer. There's a variety of side dishes available, from beef jerky to jeroan. Overall, it's delicious, but it would be even better if the rice were served warm. The price is affordable and they have a spacious parking area beside the...
Read more