Kelebihan:
Lokasi strategis, tapi tidak dilalui tj jd harus naik ojol atau angkot atau bajaj.
Harga termasuk murah utk menu steak.
Ada musholla & tmp wudhu. Toilet masuk ke dalam tmp wudhu. Saya gak pakai toilet, tapi melihat letak toilet yg di dalam tmo wudhu begitu, saya kurang suka krn membuat org jd mau gak mau lepas alas kaki. Tapi dapat dimaklumi, mgkn karena space yg kurang jd disatukan. Oh iya, ada westafel, cermin, & sabun jg di dekat spot foto.
Ada ruangan berkipas, ada ruangan ber AC, sy gak tahu mengapa dipisah2 ruangan tapi mgkn itu bisa dipakai utk acara tertentu(?)
Ada spot foto di dalam utk foto bersama.
Ada menu teh hangat manis jd bisa utk buka puasa. Oh iya, selama puasa ini dpt 1 cup sangat kecil teh manis hangat (*se-cup agar).
Utk bukber, menunya tdk dibedakan dan kita bisa bebas pilih menu apa saja tanpa minimal order atau minimal jml orang. Jadi lebih leluasa.
Kekurangan:
Saya di sini utk bukber. Teman sy yg panitia bukber sudah menghubungi pihak waroeng steak (*entah lewat mana dan nomor yg mana sy kurang tau), tetapi slowresp sekali. Dikatakan kalau bukber sudah bisa digabung mejanya. Tetapi di rawamangun trnyata gak bisa digabung mejanya jadi tidak seperti bukber krn pisah meja jadi 5, jadi gak leluasa ngumpul. Ketika bbrp hari sblm hari bukber, saya sempat tanya lewat google business di sini ttg hal ini, tetapi sampai skrg tidak direspon. Mohon utk customer service atau bagian pemegang akun medsosnya bisa lebih sigap melayani pertanyaan & pesan pelanggan.
Utk bukber tidak ada layanan booking meja atau ruangan. Ini jadi agak susah ya karena pas sy datang sy bngung krn mejanya sudah penuh smua akhirnya sy gabung di meja yg udh ada teman saya & saya ambil kursi saja.
Fyi, pesanan yg disajikan utk bukber di tempat, itu list pesanannya harus dikasih bbrp hari sblmnya. Sayangnya ketika bukber, seluruh pesanannya (*termasuk teh hangat pesanan saya) sudah disajikan jam 5an shgg makanan smua sudah dingin sudah lepek kena saus, dan sausnya sudah mengental krn kena udara, lalu teh hangat saya sudah jd teh suhu ruangan.
Steak yg saya pesan adl Dori Steak. Menu jtu disajikan dlm bentuk fillet ikan dori yg digoreng tepung sperti fried chicken lalu disiram kuah barbeque ala ala steak, dg sekitar 5 batang kentang goreng & beberapa sendok sayur (jagung manis, kcg polong, dsb). Sayangnya, potongan ikan dorinya itu kecil2 tapi ada 3 potong. Padahal bayangan saya sy dapat hanya 2 potong tetapi lebar gitu potongannya seperti di buku menu PDF nya. Ternyata kurang sesuai ekspektasi.
Saran saya, kalau memang menunya itu daging ikan/ayam/sapi yg digoreng tepung, baiknya JANGAN disiram saus dahulu sebelum pelanggan siap makan. Pengalaman saya makan di restoran steak lainnya, pelayan akan menanyakan kapan sausnya mau disiram, agar fresh hangat dan gak lepek, jd pelayan datang lagi kalau kita panggil minta siram saus. Ya memang beda harga beda kualitas pelayanan. Tetapi setidaknya kalau ingin mempertahankan cita rasa, setidaknya jgn sampai cita rasa yg sudah enak jadi hancur gara2 makanan sudah dingin & lepek kena saus yg terpapar udara. Jadinya, harga murah yang saya bilang tadi menjadi tidak worth it lagi karena menu yg kami makan sudah dingin.
Ada perokok merokok di ruangan utama yg pakai kipas. Saya gak tau apakah ruangan tsb no smoking atau tidak, tetapi ini sangat mengganggu orang2 yang sedang berbuka puasa.
Ada muntahan di lantai tengah2 ruangan, yg entah sejak kapan itu ada krn saya datang sudah begitu dan sampai sy slesai buka puasa itu baru...
Read moreI mean, It's a steak for 20rban.
This is a restaurant serving microwave meals.
I ordered double chicken steak. After it arrived i was greeted with a soggy, floppy chicken steak and 3 (three) undercooked french fries, and a spoonful of mixed vegetable cubes hidden under the steak. It tasted how it looked.
I also ordered some drumstick things, they tasted old. Very strange taste, almost fishy. Milk shake was not real anything, just powdered flavoring and water or something, and ice. Milkshakes aren't supposed have cubes of ice.
If you have money, don't come here. If you don't have money, do not come here.
This is hospital food with a queue time, and i use the term "food"...
Read moreWaroeng Steak & Shake atau lebih dikenal dengan nama WS adalah salah satu usaha waralaba yang didirikan oleh Jody Brotosuseno dan Siti Haryani pada 4 September 2000.[1]
Pada awalnya, usaha ini didirikan di teras rumah kontrakan oleh Jody Brotosuseno dan istrinya Siti Hariyani (Aniek) di Jalan Cenderawasih no. 30 Yogyakarta. Usaha ini tidak terlepas dari pengaruh ayah Jody. Sebelum mempunyai usaha sendiri, mereka berdua telah aktif membantu usaha ayah Jody yang memang telah lebih dulu berkecimpung di dunia bisnis restoran steakbernama Obonk Steak. Obonk Steak memang sudah cukup lama berdiri di Yogyakarta dan sasaran konsumen restoran ini adalah kelas menengah ke atas. Dari sinilah, Aniek (nama panggilan Siti Haryani) dan Jody mempunyai ide untuk membuka tempat makan steak yang dapat menyentuh lapisan menengah ke bawah. Mereka kemudian memilih nama Waroengsebagai nama tempat yang mereka dirikan bukan restoran atau kafe yang nampak mewah. Hal ini dimaksudkan agar dapat menarik minat mahasiswa. Mereka juga tak segan memasang daftar harga di depan warung agar calon pembeli dapat mengetahui harga menu mereka yang murah. Uniknya, Waroeng Steak & Shake menyediakan nasi untuk dimakan dengan steak (bukan kentang, kacang panjang, wortel, atau jenis makanan lain yang biasa dimakan bersama steak) Sampai pada tahun 2014 ini, Waroeng Steak and Shake sekarang sudah mempunyai 61 cabang outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Bandung, Sumedang, Jakarta, Bogor, Semarang, Solo, Yogyakarta, Magelang, Bali, Surabaya, Cirebon, Tegal dan Makassar serta telah memiliki 1500 lebih karyawan yang tersebar di berbagai cabang di Indonesia. Yang menarik lagi dari bisnis kuliner ini adalah Waroeng Steak and Shake tidak difranchise-kan alias...
Read more