Berlibur ke Yogyakarta sambil jelajahi tempat kuliner unik? Ini salah satu solusinya. Ya, adalah tempat unik bernama Jogja Airport Resto (JAR), yang terletak di Dusun Kadirojo I, Purwomartani, Kalasan, Sleman, ini menyuguhkan restoran dengan konsep bandara. Konsep ini pertama kali ada di Jogja. Dimulai dari area lobi, kamu akan dilayani layaknya penumpang pesawat yang harus dicek oleh petugas. Kemudian untuk pemesanan makanan dikonsep layaknya check in tiket pesawat.
Pesawat di JAR terdiri dari dua jenis, yaitu kelas ekonomi dan kelas bisnis. Bedanya hanya terletak pada jumlah seat, fasilitas seat, dan juga harga paket makanan. Oh iya, untuk masuk kabin pesawat, kamu juga harus pesan paket makanan yang sudah ada di menu
Di sini ada tiga menu paket, yaitu Paket Ndeso, Paket Kampung, dan Paket Melayu. Terdiri dari berbagai makanan, mulai dari traditional food hingga western food. Harga menu paketnya Rp 160 ribu untuk empat orang. Nah, kalau kamu sudah pesan makanan, siap-siap boarding. Begitu memasuki kabin pesawat, kamu akan disambut dengan pramugara dan pramugari yang siap melayanimu. Boarding akan dilakukan setiap jam 11.00 WIB dan 13.30 WIB, kecuali jika ada rombongan yang pesan banyak seat, boarding bisa dilakukan saat itu juga.
Konsep boarding ini dimulai dengan penyambutan layaknya penumpang pesawat yang akan landing. Setelah itu dilanjut dengan peragaan alat keselamatan oleh pramugara dan pramugari. Usai 'peragaan keselamatan' selesai, menu makanan segera dikeluarkan dan siap dinikmati oleh penumpang. Selain menu paket, kamu juga bisa menikmati menu lainnya lho. Harganya kisaran Rp 7 ribu hingga Rp 75 ribu. Namun jika tidak memesan menu paket, kamu hanya bisa menikmatinya di ruang tunggu atau di halaman bandara saja.
Nah, kalau kamu masih mau foto-foto di pesawat tanpa menikmati makanan juga bisa. Kamu tinggal membeli tiket pesawat dengan harga Rp 20 ribu, lalu bisa menikmati foto-foto di kabin pesawat sepuasnya. Jika mau foto pakai baju pilot di ruang kokpit juga bisa, dengan membayar tambahan Rp 20 ribu lagi.
Menurut informasi dari pengelolanya, pembuatan JAR ini sendiri telah memakan hampir Rp 19 miliar.
"Sebetulnya dulu itu kita nggak punya pikiran ke konsep resto. Dulu kita beli pesawat itu untuk kargo. Cuma karena pemikiran kita lebih jauh lagi, saingan kargo kan banyak, makanya kami memutuskan tidak bergelut di bidang kargo. Akhirnya kita bergelut di bidang kuliner dan edukasi," ujarnya. Seluruh pembuatan dan konsep resto sendiri dinaungi oleh Jogja Flight, yaitu lembaga pendidikan pramugari yang berpusat di Jogja. "Kita juga bikin berbeda dengan resto-resto yang lain, konsepnya dibuat betul-betul...
Β Β Β Read moreMENGECEWAKAN!
Kita hubungi bagian reservasi mau pesan tempat 10 meja (40 orang) untuk makan di dalam pesawat tapi gak bisa, suruh on the spot. Baiklah, kita akhirnya datang lebih awal karena dari luar kota. Tiba disana pukul 07.30 dan masih tutup, ya seharusnya kita boleh dong cuma masuk untuk parkir saja sekalian nunggu buka, tapi ditolak sama tukang parkirnya, akhirnya kita menunggu di luar lokasi (pinggir jalan) sampai dibuka parkirnya (09.30) Kita akhirnya masuk, parkir 5000, dan masih menunggu lagi hingga mbak laras (bagian kasir) datang pukul 09.30 Tibalah saatnya kita pesan tempat, daaaaannnnn ternyata SUDAH ADA YG PESAN TEMPAT SEBELUMNYA! Mbak laras tanya, "Apa sudah reservasi sebelumnya?" Jelas sy jawab, "Tidak bisa reservasi dan harus datang -onthespot- itu jawaban dr PIHAK RESERVASI." Kita protes dong, ternyata bisa pesan tempat sebelum hari H. Kecewa. Jadi kita tetap bisa makan di dalam pesawat cuma rombongan harus terbagi, 5 meja di pesawat 1 dan 5 meja di pesawat 2. Kita sempet nego kenapa gak dibikin 1 pesawat, jawaban mbak laras, "saya hanya bagian kasir yg mencarikan tempat & pesan makanan, itu urusan bagian reservasi." Memangnya tidak ada koordinasi kah dari pihak Reservasi & bagian Kasir?? Yasudahlah, berhubung kita bawa rombongan dari LUARKOTA ya tetap pesan juga. Waktu pesan cuma ada PAKET KAMPUNG padahal di menu ada 5 paket. Dan kata mbak laras lagi, "setiap hari menu yg tersedia bergantian." Yasudahlah, berhubung cuma ada itu aja paketnya, kita pesan. Sampai dalam pesawat kita makan lah, TANPA AC karena mati, ya bayangin aja makan di dalam pesawat dengan orang banyak dan tanpa AC karena jendela gak bisa dibuka. Dan lagi, ada beberapa meja yg orangnya datang belakangan dapat menu paket selain Paket Kampung. KESEL BANGET! Sekarang pun juga g ada pramugari yg memperagakan tentang keamanan dll yg seharusnya ada. Dapat minum es teh gelas kecil dan tidak dapat nambah padahal katanya bisa nambah minum. YAH, KECEWA LAH! Pelayanan yg tidak ramah dr bagian kasir. Tidak terkondisikan dengan baik. KAPOK KALAU KESINI. CUKUP TERAKHIR. TIDAK DIREKOMENDASIKAN SAMA...
Β Β Β Read moreTried not to have any expectations before going in, and I sure did the right thing :) It has 2 aircrafts, 2 floor indoor dining, and a garden area - my dad and I waited an hour to get a table inside the aircraft. I frankly don't have any good in flight meal experience and this was no better - the floor kept shaking beneath us (safe much?) it was stuffy and uncomfortable and I don't know why people are willing to pay a minimum of 170k Rupiahs to get in (its in their terms and conditions). Anyways, enough experience wise, the food is quite okay. I had batter-fried squids and it was decent but sorta dry, my dad had oxtail soup and I tasted nothing but pepper in it π I'll think twice before going back here.....
Β Β Β Read more