Sore sore, kedatangan rombongan tamu , saudara dari Jogjakarta, berjumlah 7 orang, kedatangan mereka mendadak, karena mereka sebelumnya ada urusan ke Karawang, dan pulangnya mampir ke Bandung, ke rumah saya. Di rumah , mendengar kabar itu, otomatis istri saya langsung klabakan, karena tidak ada persiapan untuk menjamu mereka yang jumlahnya ber tujuh. Oleh karena itu , saya arahkan mereka untuk langsung menuju ke sini dulu, sebelum bertandang ke rumah. Pertama, karena memang jaraknya yang tidak jauh, alias dekat dari rumah. Kedua, rumah makan ini adalah rumah makan Sunda yang legendaris, yang telah mempunyai sejarah panjang sejak berdirinya. Dan saya pikir , ini adalah tempat yang bisa dijadikan representasi kuliner ranah Sunda yang representatif untuk dikenalkan kepada orang luar daerah. Saya sendiri sudah lama sekali tidak mampir dan makan disini. Maka, saat masuk, agak kaget dan takjub. Bertambah luas, tambah mewah dan semarak. Tambah keren, lah. Atmospherenya, hangat, intim, atau akrab. Ada dua area untuk makan: pertama di saung saung untuk makan dengan lesehan di belakang bangunan utama. Ke dua, agak di belakang, dengan meja meja dan bangku, atau kursi. Taman Ponyo namanya. Kami, akhirnya memilih di area saung, untuk menikmati makan dengan lesehan. Rombongan saudara pun pada senang, dengan saung yang cukup luas itu. Bisa untuk slonjoran, atau bahkan rebahan, mengendorkan urat dan sendi yang kaku setelah perjalanan panjang, sambil menunggu pesanan makanan dan minuman yang telah kami pesan. Tak lupa, pada saat memesan makanan kami juga pesan asbak, karena di meja tidak ada asbak, dan kata waiternya, ada, nanti diantar. Sampai saat makanan pesanan tahap pertama diantar, asbaknya tidak ada, kami minta lagi kepada petugas yang mengantar makanan. Oh..iya, nanti diantarkan asbaknya, di kloter pesanan makanan berikutnya. Di petugas pengantar makanan berikutnya, pun, datang tanpa membawa asbak. Kalau tidak salah, sampai tiga kali saya meminta asbak, kepada petugas pengantar yang berbeda, yang sampai kita selesai, pulang, tidak ada, alias zonk. Kecewa I. Di antara pesanan makanan yang kami pesan, ada pesan menu satu porsi Bakwan Jagung. Sampai pesanan kloter ke tiga diantar, menu itu tidak muncul, barangkali belum selesai disiapkan, pikir saya. Maka, kami menikmati makanan yang sudah ada dulu, denganberlambat lambat makannya, sambil menunggu pesanan menu Bakwan Jagungnya. Tapi, sampai makanan yang kami makan dengan berlambat lambat tadi hampir habis, Sang bakwan jagung tadi juga tidak kunjung diantarkan. Akhirnya, saya pergi ke kasir, dan menanyakan pesanan bakwan jagung yang belum diantar. Ternyata,.. bakwan jagung sudah habis sejak tadi siang. Alamaakkkkk...kenapa gak kasih tau, jadi gak bikin orang menunggu !!!! Maaf, kata mbak kasir. Kecewa II. Secara umum, sih, rasa makanan di sini biasa aja....
Read moreSundanese taste with cozy atmosphere.
By the ambience this resto is super cozy and clean, they have wastafel at the entrance and small playground for kids. They able to take 2 option for eat, Saung and the regular table, suitable for family lunch/dinner with in more than 5 person. Has toilet, mushola and wastafel with hand-soap. The Saung is clean and cozy but sadly when I came there's a flies and it's bit annoyed me.
Has a place for taking pictures as a group near to Saung, and the waiters is friendly.
The important is the taste of the food is good quality, it's Sundanese and the taste is more sweet, I like the Ayam Goreng and their Sambals. I order a packed for family with 4~7 Ayam Goreng, Ikan Asin, Sambal, Jengkol, Tahu, Tempe and Nasi Liwet. Sate Maranggi is tender, good!. And their has free servings of Teh Panas with teko.
Overall the place is nice and the food is good. Recommend if you near...
Read moreResto khas Sunda sudah berdiri sejak lama. Usianya sudah puluhan tahun, bisa jadi mendekati rentang setengah abad. Suasana menyenangkan akan terasa saat masuk ke area ini.
Lewat pintu belakang, melalui pintu gerbang melewati depan masjid, langsung ke area parkir, akan langsung disambut "resepsionis" yang akan menyapa dengan hangat dan ramah. Petugas akan menunjukkan serta membantu konsumen menemukan dan menentukan posisi tempat yang diinginkan sesuai kebutuhan.
Lewat pintu depan akan disuguhi dengan tatanan apik ruangan besar yang dapat dipakai sebagai tempat pertemuan, pernikahan dsb. Setelahnya, terdapat pula venue yang dapat memiliki fungsi yang sama seperti ruangan sebelumnya.
Tempat makan nan asri akan terasa mendamaikan saat masuk ke area saung-saung tempat makan yang terbuat dari bambj. Terdapat taman dan kolam kecil air yang terus menerus gemericik, menambah suasana semakin dalam terasa.
Dengan nuansa khas Sunda, restoran ini sangat direkomendasikan bagi para peminat yang menginginkan suasana sejuk, nyaman, santai diiringi iringan musik tradisional Sunda.
Penataan saung-saung tempat makan yang terbuat dari bambu dilengkapi dengan kentongan untuk kepentingan memanggil pramusaji dan talenan sebagai penanda nomor saung. Semua mengembalikan ingatan kepada ciri khas orang Sunda, khususnya, ke zaman dulu.
Rasa tradisional ini yang menjadi daya pikat utama, selain nama besar yang melegenda dan tentu makanan yang tersedia di restoran ini.
Para pramusaji yang cekatan dan sigap, tak diragukan para konsumen akan terlayani dengan baik. Sikap ramah dan murah senyum menambah kelebihan dari catatan lain tempat makan ini.
Tidak lupa pula, setiap sudut, dapat dijadikan sasaran berfoto yang cantik. Hal ini dipengaruhi oleh tatanan apik pengelola serta rasa artistik yang disematkan di...
Read more