Salah satu tempat yang biasa dijadikan masyarakat Banjarmasin sebagai tempat santai atau nongkrong adalah kawasan Ruang Terbuka Hijau Kamboja atau Taman Kamboja. Taman ini berlokasi di Jalan Anang Adenansi Kelurahan Kertak Baru Ulu, Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Siapa yang menyangka, kawasan hijau yang ramai dikunjungi masyarakat di sore hari atau akhir pekan ini, dulunya adalah bekas area pemakaman. Mengutip dari wawancara akademisi Sejarah Universitas Lambung Mangkurat bernama Mansyur, S.Pd., M.Hum yang juga sebagai Cendekia oleh kesultanan Banjar, berikut sejarah Taman Kamboja yang akrab di telinga warga Banjarmasin ini. Dari namanya saja, Taman Kamboja ini diambil dari nama pohon/bunga Kamboja, tanaman yang melekat dengan kawasan pemakaman. Pada masa Hindia Belanda, Taman Kamboja adalah kompleks Pemakaman bernama Nieuw Kerkhof (Kuburan Baru) yang dulunya Jalan tersebut bernama Kerkhofflaan. Kuburan Lama-nya berada di belakang Benteng Tatas (Masjid Raya Sabilal Muhtadin sekarang). Kuburan itu digunakan untuk memakamkan warga dan militer Belanda. Dengan alasan perluasan wilayah benteng, maka kuburan kemudian dipindah ke wilayah Jalan Kamboja (Kerkoflaan). Sebelum jadi Jalan H Anang Adenansi seperti masa sekarang, dahulu di tahun 1950an, namanya adalah Jalan Kamboja. Setelah dipindah, di atasnya lalu didirikan bangunan bangunan untuk tempat tinggal serdadu serdadu Belanda. Bahkan makam-makam di kompleks Pekuburan bernama Nieuw Kerkhof pada umumnya dibuat dalam bentuk artistik seperti tugu kecil yang terbuat dari batu marmer. Pada masa Jepang, Nieuw Kerkhof (Kuburan Kamboja) dahulu sempat menjadi zona terlarang karena terbilang angker oleh masyarakat sekitar. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu kawasan itu tidak lagi menjadi zona terlarang. Karena sudah terdapat pemukiman penduduk yang kebanyakan berasal dari para pendatang. Kemudian, pada tanggal 27 Desember 1949 seiring pengakuan Ratu Belanda Juliana dalam sebuah sidang di Istana Amsterdam atas kemerdekaan Indonesia, saat penyerahan kedaulatan (soevenereiniteit soverdracht) di hadapan delegasi Republik Indonesia Serikat (RIS) yang waktu itu pimpinan Perdana Menterinya adalah Mohammad Hatta. Aset-aset milik Belanda beralih tangan menjadi milik Indonesia. Termasuk kompleks Pekuburan Kamboja atau Nieuw Kerkhof yang dulunya luasnya lebih dari 4 hektare. Dimana pengelola pekuburan Nasrani di pusat kota di Jalan Anang Adenansi itu berdasar Staatblad 121 tentang Ordernering, Nieuw Kerkhof atau Pekuburan Kamboja diserahkan ke ahli waris warga keturunan Belanda di Banjarmasin. Koridor Nieuw Kerkhof itu juga mencakup kawasan Puskesmas Cempaka, hingga ke gedung bekas Bank Panin, dan berbatasan dengan Kampung Teluk Dalam. Hingga, akhirnya pada tahun 1950 sebanyak 8 gereja di Banjarmasin membentuk Perkumpulan Gereja-Gereja, dari kalangan penganut Kristen Protestan dan Katolik untuk menjadi pengelola lokasi pemakanan tersebut. Agar lebih kuat, pada 1985 para petinggi gereja juga sepakat membentuk badan hukum bernama Yayasan Sejahtera Abadi untuk memanfaatkan dan meminta izin secara penuh menggunakannya kepada pemerintah. Bahkan, perkumpulan gereja-gereja tersebut juga mengelola sejumlah lokasi pemakaman. Diantaranya di Kota Amuntai, Kota Kandangan yang kini berubah menjadi Lapangan Tenis Tumpang Talu. Kemudian, Pembongkaran Kuburan Kamboja itu dimulai sejak era Wali Kota Banjarmasin periode 1971-1973 yang dipimpin Riduan Iman, dengan persyaratan pemakaman baru bagi warga Nasrani itu harus berada tidak boleh lebih dari 30 kilometer dari Kota Banjarmasin. Namun, hal tersebut baru terealisasikan di era WalI Kota Sadjoko yang menjabat pada tahun 1989-1999 yang dimotori 8 gereja. Pada akhirnya, di November 1993, selama jangka waktu dua pekan, semua pusara khas arsitektur gotik dan lainnya, dipindahkan dari Kuburan Kamboja ke Pulau Beruang, Jalan Ahmad Yani Kilometer...
Read moreBest Spot in the Middle of the City, could be reach from any direction, many parking space, Green Park and suit for family and kids... But... Less facility, Less Playground and less any space for playing.. Need more support, more facility, more manage.. It could be a commercial place to funding the park.
You have to be more careful when bring your child here, some of the equipment are broken or damage it may hurt yours, or the pool haven't safety yet baby or kids not more than 5 years old must be guided, the park do not have medical facility for first aid.
At night it have less light, some tennager play dangerous at it. The park also do not have security officer and CCTV yet.
The Only Park to bring out kids in Banjarmasin City Kamboja Park and Playground, It was ex netherland colonial cemetery, the only park in Banjarmasin City to having play and workout at the same time. People usually come to here, to have play with their kids, workout exercise, doing other outdoor activities. It about 3-4 hectares squares. Weekend is the most favorite for people of Banjarmasin, the park design and build for the first...
Read moreGood enough and perfect for relaxing with quite cheap price. You just need to pay for parking which is around 2 or 3 thousand rupiah. The park have a lot of instagrammable spot, depends on how you use your own camera, balancing between composition and angle. If you want to bring children here, there are a playground for them too. But, make sure to check if it's still safe. Because sometimes the playground isn't in best condition. There's a pond too, but the pond usually didn't have any water. The park is near a minimarket, you can buy snack there if you worried that the street snack is less hygienics, but if you're okay with street snack, there are lot's...
Read more