Asri, bisa jalan-jalan melihat pemandangan hijau/hutan. Sayang konsep yang baik tidak sejalan dengan operasional yang baik pula. Bayangan saya ketika sebelum ke sini adalah dapat mempelajari berbagai macam koleksi tanaman yang sudah diklasifikasikan, misal: paku-pakuan, tanaman obat, dsb. Lengkap dengan penjelasannya. Nyatanya itu hanyalah ekspektasi saja.
Ketika datang, petunjuk arah tidak ada. Bahkan saya sempat bingung ketika sudah masuk gapura & menaiki anak tangga hingga puncak. Selanjutnya harus ke mana? Saya sempat turun lagi ke bawah menyangka salah jalan. Begitu pula dengan beberapa keluarga lain yang setelah sampai atas gapura harus turun lagi, menyangka sudah tidak ada apa-apa.
Koleksi hanya sedikit padahal area sangat luas. Klasifikasi tanaman juga tidak jelas. Plus tidak ada keterangan mengenai masing-masing tanaman. (Nametag saja bahkan hampir tidak ada.)
Tanaman & fasilitas seperti green house sangat tidak terawat. Padahal, kalau Anda berjalan terus sampai atas, Anda akan menemukan 1 kompleks gedung putih besar. Itu bukanlah kompleks gedung koleksi tanaman, melainkan hanya kantor manajemen.
Sayang sih, hutan & alam yang asri tidak diberdayakan dengan baik. Tapi yah...namanya juga manusia...bisanya hanya mencari keuntungan...
Buat yang mau datang, berikut ini PRICE LIST per Maret 2019 (juga tertera di foto).
Untuk masuk ke Kebun Raya Baturraden, kita harus masuk ke kompleks Palawi dulu. Harga: 10k (roda 4) + 13k/orang (lokal). Setelah sampai, bayar 3.5k/orang + 8k (roda 4).
Jadi total bayar kalau datang sendirian pakai mobil...
Read moreSemoga ini jadi pertimbangan buat yang mau kesini dan perimbangan untuk pengelola. Berikut :
Tiket 25k perorang (weekend, 20k weekday) + 5k parkir, semua itu sebenarnya tidak terlalu mahal, tapi melihat keadaan disana. Rasanya NOT WORTH IT. Kenapa? Saya membayangkan "kebun raya" seperti yang ada di Bogor, Jawa Barat. Sebuah sarana edukasi berbasis alam terbuka dengan koleksi tanaman langka dan rimbunnya pepohonan. Untuk rimbunnya pepohonan memang sesuai, tapi sarana edukasi mengenai tanaman langka yang memang menjadi daya tarik utama "kebun raya" tidak saya dapatkan. Rumah kaca tutup dengan alasan pegawai libur di weekend, begitupun observatorium tanaman juga pada terkunci.
Jika memang ini "kebun raya", setidaknya ada wahana pengenalan tanaman tanaman langka seperti anggrek atau kantong semar (seperti yang tertulis di salah satu papan penunjuk jalan). jika khawatir pengunjung merusak, yaa buat pagar dengan papan informasi juga cukup. Ini blass tidak ada. Observatorium tertutup, begitupun rumah kaca (taman anggrek). Satu satunya hal yang menjadi obat kekecewaan ini hanyalah pohon yang rimbun dengan wahana bermain standar + taman yg katanya instagramable. Itu tok... itupun ada beberapa wahana yang masih dalam perbaikan atau malah terlihat tidak terawat (taman liana & labirin).
Tiket terusan sebesar 25k tersebut sudah include dengan sumber air panas pancuran 7 dan taman labirin. Apabila taman labirin masih bagian dari kebun raya, mungkin keadaan taman labirin sama halnya dengan kebun rayanya, sama sama...
Read moreBaturraden Botanical Garden is a captivating and authentic destination with stunning beauty and breathtaking scenery. It offers a genuine botanical experience, showcasing a harmonious blend of plants and preserving biodiversity. The affordable ticket prices make it accessible to all, and the indoor orchid garden is a must-see for tropical flora enthusiasts. Overall, it's a magical place that guarantees an unforgettable visit for nature lovers and those seeking tranquility in a...
Read more