× Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan di Aplikasi Kompas.com Install Kompas.com Icon Kompascom+ appstore playstore Kompas.com Travel Travel Story De Tjolomadoe, Pabrik Gula Itu Kini Menjadi Destinasi Wisata Kompas.com, 24 Maret 2018, 23:05 WIB logo appx2Baca di App I Made Asdhiana Penulis Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018) yang telah direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe. Lihat Foto Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018) yang telah direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe. Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018) yang telah direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe. Peserta Solo Batik Carnival di Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018). Pabrik gula ini direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe. Tjolomadoe Hall atau concert hall di Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018). Pabrik gula ini direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe. Kafe di Pabrik Gula Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018). Pabrik gula ini direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe. Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018) yang telah direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe. Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018) yang telah direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe. Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018) yang telah direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe. Penampilan Solo Batik Carnival di Pabrik Gula Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018). Pabrik gula ini direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe. Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018) yang telah direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe. KARANGANYAR, KOMPAS.com - Bisakah pabrik gula dipoles untuk menjadi destinasi wisata? Jawabannya, bisa! Datanglah ke Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah. Di Jalan Adi Sucipto, sekitar 10 menit dari Bandara Adi Soemarmo, Anda akan menemukan Pabrik Gula Colomadu yang telah direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018) yang telah direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe. Lihat Foto Namanya kini berubah menjadi De Tjolomadoe. Awalnya bernama Pabrik Gula Colomadu. Didirikan tahun 1861 di Karanganyar oleh Mangkunegaran IV. Tahun 1928, pabrik ini mengalami perluasan area lahan tebu dan perombakan arsitektur. Tahun 2017 PT PP (Persero) Tbk, PT PP Properti Tbk, PT Taman Wisata Candi Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko (Persero), dan PT Jasa Marga Properti membentuk Joint Venture dengan nama PT Sinergi Colomadu untuk melaksanakan konstruksi revitalisasi dengan mengikuti kaidah cagar budaya. Baca juga: Kata-kata Terakhir Pilot Air India Sebelum Pesawat Jatuh di Permukiman Ahmedabad Peserta Solo Batik Carnival di Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018). Pabrik gula ini direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe. Lihat Foto "Sekitar 20 tahun pabrik gula ini berhenti beroperasi dan kondisinya lantas terbengkalai," kata Edison Suardi selaku GM Konstruksi PT Sinergi Colomadu, Kamis (22/3/2018). Gubernur Aceh Tolak Ajakan Bobby Nasution Kelola 4 Pulau, Sebut Itu Hak Mereka Edison...
Read moreVery cool restored sugar cane mill (1862) with a good museum. A lot of preserved cane processing equipment, mostly from the 1910s. The museum (all in English and Indonesian) gives you a good history of the factory's development over time, though it has a strange hagiograpic focus on a local prince associated with it. There's a good model of the main cane crushing line, and one of the whole complex in the late 20th cent. There's a very cool restaurant set in the tooling room, where the tables are mixed in with the historic equipment. There's also a snack stall and clean bathrooms. Bizarrely there's also a lot of antique cars inside and many live owls for photo shoots (????). It's kind of hot inside, but bearable. The facility AC seems to only be turned on for events. Overall it's very pricey for foreigners (100k) and rather far from the city. Definitely worth it for industrial history enthusiasts, but maybe not for general tourists. I went on a Saturday and it was mostly empty. There's a public bus from Solo that goes directly to...
Read moreVisited this place during Eid Al-Fitr, a time when family-friendly spots are usually very crowded, especially if the space is small. But the museum turned out to be quite spacious, with a good flowing layout and plenty of parking, so we didn’t even realize there were that many people around. It’s well-managed, with well-curated items that offer a great history lesson about the House of Mangkunegaran, which was a prominent house in the pre-republic era. There are fun areas for kids and some Instagrammable antique cars too. One thing the place could really improve is the souvenir shop. It needs more museum-themed and smaller items that don’t take up luggage space, like keychains or fridge magnets. Also, admission might feel a bit...
Read more