Pedestrian bridge made of concrete precast columns with steel cable tension structure above Batang Hari River. Apparently this is the greatest bridge in Jambi, connecting Jambi city center in front of Governor's office to the suburban area adjacent to the city. People used to take a walk, take some pics, or simply crossing the bridge to reach "Jambi seberang". You can find many local street food here like grilled corn, fresh coconut, meatballs, etc in low prices, and sit down watching people and boats and children swimming on the river. I warn you to do not expect clean river. You also can cross the river by rent a boat, just ask locals. If I'm not mistaken, It's less than 10USD per boat consist of up to 10 people. It was blazing hot at noon so better come here in the morning...
Read moreSangat menyenangkan dapat berkunjung dan menikmati keindahan kota jambi di atas jembatan Gentala Arasy yang super megah ini...
Gentala Arasy adalah sebuah menara jam yang terletak di Kelurahan Arab Melayu, Pelayangan, Kota Jambi. Menara jam ini mempunyai tinggi 80 meter, dan di dalamnya terdapat museum kebudayaan Jambi. Museum tersebut berisi lebih dari 100 koleksi fakta peninggalan sejarah Jambi di masa lalu. Selain itu, ada juga fasilitas bioskop mini yang berisi bermacam tayangan budaya di bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Secara umum, dilihat dari arsitektur bangunan menara Gentala Arasy kuat dengan karakter Melayu dan Islam (Arab).
Terhubung dengan menara adalah sebuah jembatan untuk pejalan kaki atau lebih dikenal dengan nama Jembatan Gentala Arasy yang melintang di atas Sungai Batanghari. Jembatan itu menghubungkan Tepian Tanggo Rajo ke Jambi Kota Seberang. Jembatan Gentala Arasy adalah jembatan pedestrian pertama yang memiliki kontur meliuk seperti huruf S sehingga berbeda dengan jembatan pada umumnya. Jembatan Gentala Arasy dibangun dengan anggaran senilai Rp 88,7 miliar dalam tiga tahun anggaran 2012-2014. Bangunan ini merupakan proyek dari masa pemerintahan Hasan Basri Agus, dan diresmikan oleh Wakil Presiden Indonesia pada waktu itu yang Jusuf Kalla pada tanggal 28 Maret 2015. Jembatan penghubung ini memiliki panjang 503 meter dan lebar 4,5 meter.
Nama Gentala Arasy diperoleh dari tiga kata yaitu genta yang berarti suara, tala yang berarti keselarasan, dan arasy yang berarti menggema ke langit. Maka makna dari Gentala Arasy adalah bunyi yang selaras dan menggema ke langit. Bunyi ini berasal dari lonceng menara Gentala Arasy yang mengeluarkan bunyi sebagai pertanda waktu salat fardu bagi umat muslim di Kota Jambi.
Selain itu, Gentala Arasy juga merupakan akronim dari Genah Tanah Lahir Abdurrahman Sayoeti. Genah sendiri dalam bahasa Melayu Jambi adalah tempat. Abdurrahman Sayoeti adalah salah satu gubernur Jambi yang lahir di Jambi Kota Seberang. Beliau menjabat pada tahun...
Read moreGentala Arrasy Bridge
This bridge is unique and nice especially at night with its colorful lights. but there are some things that need to be considered, especially the cleanliness of the environment around this bridge and our street vendors around. Around this bridge, a lot of garbage has accumulated, especially garbage from visitors to this place as well as from the street vendors around the garbage is left to accumulate at several points and causes an unpleasant smell. The second is that this bridge has many food and beverage sellers and snacks. However, what is unfortunate about these street vendors is that the layout is chaotic and haphazard. The local government does not provide good facilities for traders so that traders set up their stalls carelessly and cause chaos. Hopefully, in the future this place will be better and the local government will be able to provide socialization so that this place will be better in the future.
Jembatan ini unik dan bagus terutama malam hari dengan lampu-lampunya yang berwarna-warni. namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan khususnya kebersihan lingkungan sekitar jembatan ini dan para PKL/pedagang kami lima di sekitar. Di sekitar jembatan ini, banyak sampah yang menumpuk khususnya sampah dari para pengunjung tempat ini juga dari para pedagang kaki lima yang ada di sekitarnya sampah dibiarkan menumpuk di beberapa titik dan mengakibatkan bau yang tidak enak. Yang kedua adalah jembatan ini terdapat banyak penjual makanan dan minuman serta jajanan. Namun, yang disayangkan dari para PKL ini adalah Tata letaknya yang mana semraut Dan asal-asalan. Pemerintah setempat tidak memberikan fasilitas yang baik untuk para pedagang sehingga para pedagang mendirikan lapaknya dengan asal-asalan dan mengakibatkan semrawut. Semoga, kedepannya tempat ini menjadi lebih baik dan pemerintah setempat mampu memberikan sosialisasi agar tempat ini menjadi lebih...
Read more