Bintang 2 dulu deh. Ntar kesana lagi aku review ulang. Soalnya datengnya dadakan, jadi belom meng-eksplore terlalu jauh. Begitu masuk halaman parkirnya yang luas aku rasa jadi nilai plus. Kemudian masuk ke benteng atau masih gerbangnya gitu yah,kurang bgtu jelas akunya, soalnya tinggi besar gtu, dan ada loketnya disana. Karna yang beli tiket Ibu aku waktu itu,aku lupa HTM nya berapa. Yang jelas mah keknya masih terjangkau bagi masyarakat menengah, soalnya Ibu ga bilang mahal saat itu. Satu hal yg jadi catatan plus kritik (atau skalian saran deh) aku disini, jadi kan namanya udah keren gtu yah, "Benteng Portugis", keknya bakal lebih greget klo yg dijadiin bangku buat duduk2 ya yg model2 bangku eropa gtu, bukan bangku lokal Jawa (aku lupa namanya), jadikan lebih instagramable. Dan ternyata bukan di area gerbang doang ini bangku panjang ini dipake, di sepanjang jalan menuju pantainya jg ada beberapa ditaruh disana.
Masuk kedalam sekitaran pantainya, ternyata pasirnya engga putih kayak di pantai2 di Jepara lain sperti pantai Kartini ataupun pantai Bandengan. Skip ke pantainya, aku dan keluarga menuju perjalanan berikutnya yaitu menara pandang atau apa gitu lupa, jadi tempatnya ada di bukit diatas, untuk mencapai dasar tangganya pun harus berjalan dulu di pinggiran pantai melewati para penjual makanan sekitaran 1km. Sampai didasar tangganya pun kita skip juga,karna tangganya begitu menanjak. Kata salah satu pengunjungnya, klo ndak mau nanjak tangganya harus jalan lagi ntar ketemu jalan atau tangga yang agak landai. Jadi karna skip aku gabisa review jauh soal menara pandang ini. Endingnya kita makan opor ayam di warung sekitar pantai itu, trus cabut karna udah ngedenger adzan. Ehtapi, kata temen aku di skitaran warung deket pantai itu ada pindang sreni yg katanya khas nya Jepara, dan endeus, keknya next trip kesini lagi kudu nyobain ini...
   Read moreBenteng Portugis Jepara, terletak di Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo atau 45 km di sebelah timur laut Kota Jepara. sekitar 1,5 jam dari Kota Jepara arah Tayu Pati. Portugis hanya menempati benteng ini sebentar, karena strategis ada di selat mandalika perairan jepara, yang saat itu jepara adalah wilayah Mataram. Ketika masih wilayah Kasultanan Demak , Portugis sempat diserang beberapa kali dan ketika Brlanda menguasai Batavia kesempatan Portugis bisa bercokol di Jepara. Strategis namun berbahaya karena palung Mandalika terkenal berbahaya dan sering menengelamkan kapal mereka. Semasa Jepang, benteng digunakan kembali dan dilebarkan jalannya bahkan ditambah terowongan sehingga mempercepat lari penjaga ke arah meriam. Karena lama tidak digunakan dulu warga takut berkunjung karena lebat dengan pepohonan dan rumput liar. Semasa pembangunan, Kini telah dipoles menjadi destinasi wisata. Pemda @jeparakab telah melengkapinya dengan bungalow murah di sekitarnya, ada cafe dan kalau malam terkadang ada pasar rakyat. Di sini pantainya berbatu sedimen bagus, bahkan pemancing bisa dimanjakan disini namun ombak lumayan besar hingga pasang. Umpan pancing diijual disekitar. Warung juga murah. Untuk ke atas benteng sekarang bisa menggunakan kendaraan untuk naik. Lokasi wisata ini masih sepi karena seperti kurang pemeliharaan, agak kotor pak @bupati_jepara tapi asyik untuk yang suka. Kalau mau menyeberang ke pula Mandalika disana ada mercu suar, namun perahu kadang tidak ada. HTM hanya 15 ribu, nginep disini tiket gratis.. menuju kesini harus dengan kendaraan pribadi karena tidak ada jalur transportasi unum untuk masuk, parkiran luas. #kilasdokumenter...
   Read moreBenteng defensif buatan portugis. Bangunan masih terawat dan baik. Meriam menghadap ke laut sebagai sarana menyerang lawan yang akan masuk. Benteng ini terbagi jadi benteng pengintai dan benteng penyerang. Benteng pengintai terletak pada bagian bawah tanpa dilengkapi dengan meriam, dimungkinkan juga dulunya pernah ditempatkan meriam disana. Benteng portugis bagian utama terletak diatas bukit. Jalan menuju benteng tersebut dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor dengan lintasan cukup landai. Benteng portugis ini tidak seperti benteng pada umumnya yang berbentuk kastil, melainkan hanya pagar yang terbuat dari batu putih yang mengelilingi puncak bukit. Terdapat 3 meriam yang masih terpasang disana. Pengunjung yang hendak menuju benteng dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Tangga yang penuh warna menambah kesan semarak. Pada puncak benteng terdapat kursi untuk beristirahat yang langsung menghadap ke arah laut. Bagi pengunjung yang suka berfoto, disediakan juga dua rumah pohon, perahu, dan landmark benteng portugis. Bagi pengunjung yang membawa gadget, tidak perlu khawatir akan kehilangan sinyal telepon, karena dibagian puncak bukit terdapat tower BTS Telkom. Pada bagian bawah benteng terdapat makam mbah Leseh yang masih notoprajan Mataram. Selain itu terdapat dermaga tempat berlabuhnya kapal. Tempat ini juga dilengkapi dengan mushola yang terletak sebelah selatan benteng. Namun, pintu toilet...
   Read more