Jolotundo Temple is an ancient bathing structure located on the slopes of Mount Penanggungan in East Java, Indonesia. This temple dates back to the 10th century and is believed to have been built during the reign of King Udayana of the Medang Kingdom. Jolotundo was constructed as a sacred site for ritual purification and as a water source, showcasing advanced hydraulic engineering of its time.
The temple is made from large andesite stones, carefully arranged to create a terraced structure. Its main feature is a large rectangular pool, fed by natural springs. The water is considered holy and is believed to have healing properties, attracting pilgrims and visitors. Jolotundo also carries cultural and spiritual significance, blending Hindu-Buddhist traditions with local Javanese beliefs.
Today, it remains an important cultural heritage site, surrounded by lush greenery, offering a serene atmosphere for meditation and...
Β Β Β Read moreWhen you feel tired of the whole world, you may come to this beautiful place where you can find all answer within you and find peace.. Try to sit and keep silence, sincronize your ear with the sound of water from small pond nearby to see the rhythm. Go and refresh your body and mind to disconnet the bad karna for the better future. Javanesse people whose leave nearby love to meditate here on thursday night or at midnight, but now it become more Indonesian's ritual where I saw more people came from different cities and different ethics. These place known as a meditation place of King Airlangga (Founder of Kahuripan Empire 1009-1042) and Mahapatih Gajah Mada (equal to Prime minister at Majapahit Empire) a Hero that famous of his concept to unity of Indonesia...
Β Β Β Read moreLetaknya cukup tinggi, namun masih bisa dijangkau dengan sepeda motor matic, dan efeknya adalah mesin sepeda motor matic anda berasap π. Di pintu masuk yang bawah, ada semacam loket tapi sudah tidak berfungsi, jadi untuk membeli tiket bisa di loket atas. Tiket untuk dewasa @10rb. Jalan menuju ke petirtaannya cukup menanjak, jadi pastikan kendaraan dalam kondisi yang fit. Bensin juga harus diperhatikan.. Saya pengalaman berangkat dari Bangsal bensin masih separuh, waktu turun bensin habis(sudah di tanda E) π
Kualitas udaranya bagus dan masih segar, tapi waktu ke sana saya tidak melihat ada aturan "Dilarang Merokok", jadi pengunjung banyak yang merokok. Menurut saya itu cukup mengganggu kenyamanan, karena sebagian besar pengunjung yang datang(termasuk saya) kan untuk menikmati kesegaran dan keasrian alamnya, tapi malah terganggu dengan asap rokok. Jadi hal ini sangat disayangkan. Bagi yang beragama Islam, tersedia Mushola di dekat parkiran mobil, namun tempat wudhunya terbuka (perempuan dan laki-laki jadi satu).
Di dalam tempat wisata juga ada kamar mandi laki-laki dan perempuan, sayangnya tidak ada petunjuk/plakat yang menunjukkan tempat kamar mandinya. Bagi yang ingin menikmati udara segar sambil makan/piknik bisa duduk-duduk atau beristirahat di joglo yang disediakan. Letaknya ada di atas, tidak terlalu di atas sih hanya naik beberapa anak tangga saja.. Ada banyak joglo di sana. Dan yang paling atas ada joglo yang besar seperti aula, tapi tidak boleh digunakan untuk beristirahat karena keadaannya rusak.
Bagi yang membawa anak kecil, tolong jangan diceburkan di kolam ikan, jangan berenang di kolam ikan karena ikan-ikannya itu banyak sekali dan besar-besar, selain itu banyak kotoran ikan juga, lagipula sudah ada tanda kalau kolam ikan tidak boleh digunakan untuk berenang. Kalau mau berendam juga sudah disediakan tempat.
Jika Anda ingin memberi makan ikan, anda bisa membeli makanan ikan di warung-warung di luar Candi Jolotundo/bawa sendiri dari rumah. Warung-warung tersebut menjual makanan, minuman, dan cenderamata. Tentunya dengan pilihan yang bervariasi~
Mungkin akan lebih bagus lagi kalau situs sejarah ini diberi panel yang berisi sejarah singkat Raja Airlangga yang menemukan petirtaan tersebut. Jadi pengunjung pun dapat menambah...
Β Β Β Read more