Jejak sejarah kawasan Malang telah ada semenjak dulu kala. Tepatnya dikala Kerajaan Kanjuruhan mulai berdiri, Malang Raya sudah menjadi sebuah entitas masyarakat yang sampai sekarang masih menaruh bermacam-macam jejak sejarah yang patutu dipelajari. Salah satu daerah yang cukup representatif diaplikasikan sebagai daerah belajar merupakan Museum Mpu Purwa. Museum ini hakekatnya museum yang baru disahkan sebagian tahun yang lalu. Lokasinya berada di wilayah Griya Shanta yang masih komponen dari Jalan Soekarno Hatta, tidak jauh dari sebagian kampus seperti Poltek Malang dan Universitas Brawijaya Malang. Musem ini juga menjadi salah satu destinasi yang sungguh-sungguh sayang untuk tak dikunjungi dikala berlibur ke Malang. Aku sebagian kali mengunjungi museum ini. Kecuali kunjungan yang bersifat pribadi, sebagian kali pula ada event kebudayaan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Malang yang aku hadiri di sini. Tidak perlu membayar karcis masuk untuk merasakan koleksi di Museum Mpu Purwa. Pengunjung cuma perlu mengisi buku tetamu dan mematuhi tata tertib di dalam museum seperti tak mengatur benda bersejarah yang ada di sana. Museum ini menaruh sebagian koleksi yang menandakan peradaban Malang di masa lampau. Koleksi utama yang ada di museum ini yaitu Prasasti Dinoyo, Prasasti Muncang, dan Prasasti Kanuruhan. Prasasti-prasasti yang membuktikan kehidupan masa Kerajaan Kanjuruhan hal yang demikian disimpan rapi di lantai satu. Dari prasasti itu, dikenal bahwa dahulu di kawasan Malang telah ada peradaban yang disuruh oleh Raja Gajayana. Sedangkan prasasti hal yang demikian belum menandakan secara terang mengenai pelbagai sendi kehidupan Malang Raya masa pertengahan, namun di dalam museum ini ada beragam diorama yang cukup apik. Diorama ini berada di lantai dua museum. Diorama hal yang demikian mempermudah para pengunjung untuk memahami sejarah Malang masa lampau dengan lebih rinci. Diawali dari jejak kehidupan pertama di Malang. Lalu berlanjut dengan adanya Kerajaan Kanjuruhan dan munculnya tokoh bernama Mpu Purwa. Inilah tokoh yang diwujudkan nama museum ini. Tokoh ini ialah ayah dari Ken Dedes yang kelak akan menjadi ratu di Kerajaan Singosari. Di dalam salah satu diorama, diterangkan Mpu Purwa amat naik darah terhadap penduduk di sekitarnya. Pasalnya, mereka ikut serta menolong Tunggul Ametung yang ialah akuwu dari Tumapel yang melarikan putrinya Ken Dedes. Akhirnya, sang empu bersabda bahwa tak akan ada lagi sumber air yang mengalir di desa hal yang demikian. Kecuali cerita ini, ada juga cerita mengenai penikaman Mpu Gandring oleh Ken Arok yang sering kali disebutkan di buku pembelajaran. Sebagian cerita sejarah Kerajaan Singasari dan pendirian Kerajaan Majapahit juga tergambar dalam sebagian diorama yang dirangkai secara urut. Bagi pengunjung yang umum seperti aku, mengamati dan memaknai diorama yang ada di sini cukup gampang dipahami. Kecuali prasasti dan diorama, Museum Mpu Purwa juga menaruh pelbagai koleksi arca. Ada sekitar 136 arca yang terdapat di museum ini. Sayangnya, sebagian arca hal yang demikian telah tak lagi utuh. Sebagian diantaranya malah cuma tersisa komponen kecilnya saja. Salah satu arca yang cukup menarik perhatian aku yakni Arca Ganesha Tikus. Arca ini yakni salah satu arca unik sebab yaitu satu-satunya arca ganesha dengan wujud yang khas. Sang Ganesha mengendarai seeokor tikus dengan wujud yang tidak terlalu besar. Ada pula Arca Resi Guru dan Arca Dewa Siwa. Melainkan, salah satu koleksi yang membikin mata aku terbelalak yakni sosok dua patung yang berada di lantai dua. Sesosok patung resi dengan tiga sosok lain yang mengitarinya. Resi hal yang demikian terlihat memberikan mantra dan doa terhadap salah satu diantara sosok di dalam diorama itu. Resi hal yang demikian tidak lain merupakan Mpu Purwa. Sayangnya, tak ada keterangan terang pada diorama ini seperti pada...
Read moreA small museum hosting various artefacts found within the Municipality of Malang and its surroundings. Approximately 30-40 items are on display. The museum is clean and well kept, but more attention is required to curate and present the collection in a communicative way. A few of important artefacts here are: the Dinoyo II inscription, Muncang inscription, the Ganesh statue (of Bunul) and the Brahma statue. Most of the collection are related to the Kanjuruhan Kingdom in the 8th century and Singhasari Kingdom in the 14th century that once held their power in the greater...
Read moreLokasi Museum Mpu Purwa Malang terletak di Jalan Soekarno Hatta No. 210 Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Lokasi museum ini berada di lingkungan Perumahan Griya Shanta Blok B, yang ancer-ancernya berada di depan SD Insan Amanah, sebelah barat RS Brawijaya, atau sebelah timur Institut Pertanian Malang.
Buka mulai pukul 09.00 - 16.00 WIB hari libur tetap buka dengan tiket masuk gratis...
Koleksi benda purbakala yang disimpan di Museum Mpu Purwa berasal dari masa pra sejarah hingga masa sejarah, yaitu masa Hindu-Buddha. Peninggalan yang berasal dari masa pra sejarah berupa batu pelor, batu gores dan batu lumpang. Batu gores ditemukan di bibir Sungai Metro yang berada di wilayah Tlogomas.
Peninggalan lainnya adalah peninggalan yang berasal dari zaman Hindu-Budda. Peninggalan yang dari zaman Hindu-Buddha berasal dari Kerajaan Kanjuruhan, Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Kediri, Kerajaan Singasari, dan Kerajaan Majapahit.
Peninggalan dari masa Hindu-Buddha berupa prasasti, arca, makara, antefix, kemuncak candi, lingga dan yoni. Koleksi prasasti meliputi prasasti Muncang, prasasti Dinoyo dan Prasasti Kanuruhan. Prasasti Dinoyo ini berasal dari Kerajaan Kanjuruhan yang merupakan kerajaan tertua di Jawa Timur yang berdiri sekitar abad ke-8. Sedangkan, prasasti Kanuruhan adalah prasasti yang terpahat pada sandaran arca Ganesha, yang berangka tahun 856 Saka dan dikeluarkan oleh Rakarayan Kanuruhan Dyah Mungpang.
Peninggalan lainnya adalah arca Ganesha Tikus yang berasal dari Kerajaan Kediri. Arca Ganesha Tikus menjadi peninggalan teristimewa di museum ini dari benda-benda lainnya karena konon arca Ganesha ini hanya terdapat di Museum Mpu Purwa. Ada arca Siwa, Brahma, Durga,...
Read more