Kota Payakumbuh (bahasa Minang: Payokumbuah; Jawi, ڤايوكومبواه) adalah sebuah kota di provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Berbagai penghargaan telah diraih oleh Pemerintah Kota Payakumbuh sejak beberapa tahun terakhir. Dengan pertumbuhan ekonomi 6,38 %, dan meningkat menjadi 6,79% pada tahun 2011, Payakumbuh merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatra Barat. Inovasi dalam bidang sanitasi, pengelolaan sampah, pasar tradisional sehat, pembinaan pedagang kaki lima, dan drainase perkotaan mengantarkan kota ini meraih penghargaan Inovasi Managemen Perkotaan (IMP) pada 2012, Indonesia Green Regional Award (IGRA), Kota Sehat Wistara, dan sederet pengharaan lainnya.
Kota Payakumbuh terutama pusat kotanya dibangun oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sejak keterlibatan Belanda dalam Perang Padri, kawasan ini berkembang menjadi depot atau kawasan gudang penyimpanan dari hasil tanam kopi dan terus berkembang menjadi salah satu daerah administrasi distrik pemerintahan kolonial Hindia Belanda waktu itu. Menurut tambo setempat, dari salah satu kawasan di dalam kota ini terdapat suatu nagari tertua yaitu nagari Aie Tabik dan pada tahun 1840, Belandamembangun jembatan batu untuk menghubungkan kawasan tersebut dengan pusat kota sekarang.Jembatan itu sekarang dikenal juga dengan nama Jembatan Ratapan Ibu. Payakumbuh sejak zaman sebelum kemerdekaan telah menjadi pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan, dan pendidikan terutama bagi Luhak Limo Puluah. Pada zaman pemerintahan Belanda, Payakumbuh adalah tempat kedudukan asisten residen yang menguasai wilayah Luhak Limo Puluah, dan pada zaman pemerintahan Jepang, Payakumbuh menjadi pusat kedudukan pemerintah Luhak...
Read moreTugu adipura ini terletak di pusat dan jantung kota Payakumbuh tepatnya di titik 0. Tugu adipura ini akses nya sangat dekat kemana mana. Jika kamu sudah sampai disini kamu bisa menuju pasar payakumbuh hanya dengan berjalan kaki. Tugu adipura ini adalah bukti dari betapa bersihnya kota ini. padahal malamnya hingga Subuh dinihari dipenuhi beragam penjual kuliner dengan ribuan pengunjung yang memunculkan berton-ton sampah.
Hal itu menunjukkan kesadaran pengusaha kuliner memelihara kebersihan sudah begitu membudaya. Hasil jualannya yang mendatangkan untung menggiurkan bisa saja mendorong mereka untuk taat pada aturan, terutama dalam memelihara kebersihan.
Menariknya lagi, sehebat apapun turunnya hujan dari langit, ternyata pusat kota Payakumbuh jarang sekali kebanjiran. Bahkan, Payakumbuh 'terbilang langka' diberitakan media dilanda banjir di kala musim penghujan. Itu juga membuktikan bahwa selokan air selalu lancar di ‘kota gelamai’ itu. Padahal di tengah Kota Payakumbuh mengalir Batang Agam. Namun sungai itu tidak pernah meluap meski hulunya berada puluhan kilometer di Kabupaten Agam. Musibah banjir seperti selalu menjauh dari pusat...
Read moreSo many places for eating. And the foods are good. You can't go wrong if you park your vehicle and walking around. As I remember, I didn't see any coffee shop nearby, or I just blind then?...
Read more