Anoi Itam dalam Bahasa Aceh bermakna pasir hitam . Daerah ini dinamakan Anoi Itam karena pasir yang ada di pantai ini berbeda dengan pasir di pantai lainnya di Sabang. Meskipun pasir hitamnya tidak semenarik pantai berpasir putih, ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Anoi Itam. Umumnya wisatawan datang ke tempat ini untuk menikmati Rujak Anoi Itam yang sudah terkenal sejak dahulu sambil bersantai di balai-balai kayu yang menghadap ke birunya air laut Selat Malaka. Anda juga dapat berenang atau menikmati rujak sambil mengawasi anak-anak anda bermain di pantai yang membentang beberapa ratus meter ini. Selain rujak, anda juga dapat memesan Mie Aceh dan makanan kecil lainnya yang tersedia disana. Setelah berenang anda dapat membersihkan diri di kamar mandi yang tepat berada di belakang toko menggunakan air segar dari mata air terbesar di pantai timur Pulau Weh. Hal lain yang membuat Pantai Anoi Itam terkenal adalah adanya banteng peninggalan Jepang dari Perang Dunia ke-II yang terletak di atas tebing nan indah yang dikelilingi oleh rerumputan halus. Selama Perang Dunia ke-II, Pulau Weh sempat dikuasai oleh tentara Jepang yang membuat banyak benteng bawah tanah dan meriam di pinggir pantai. Karena lokasi dan pemandangannya yang indah, benteng Anoi Itam ini sering dikunjungi wisatawan dan pelajar yang tertarik akan sejarah. Di bawah benteng Anoi Itam terpapar puluhan meter rumput hijau yang sangat indah. Rumput tersebut kemudian dibatasi oleh tebing menjorok ke laut yang sering digunakan oleh warga untuk memancing di malam hari. Di atas karang tersebut juga tumbuh pohon unik berdaun kecil khas Anoi Itam. Banyak orang yang sudah mencoba mencangkok atau membuat bonsai tetapi tidak berhasil tumbuh di tempat lain. Hal lain yang tidak banyak diketahui orang tentang pantai Anoi Itam adalah keindahan bawah lautnya yang mempesona. Berbagai macam ikan dapat ditemui di sini seperti ikan kerapu, todak, cumi, dan ikan kakatua. Jika sedang beruntung, anda kadangkala juga dapat menemui penyu yang sedang mencari makan di air yang dangkal. Lokasi paling indah untuk snorkelling adalah di sekitar tebing tepat di bawah benteng peninggalan Jepang. Ratusan ikan kecil berkumpul di sini dengan beberapa ikan besar. Air yang jernih membuat pemandangan ikan yang berenang di sekitar karang menjadi semakin mempesona. Akan tetapi, berenang di sekitar tebing ini bisa berbahaya karena arus bisa tidak bersahabat terlebih di ujung tebing yang berbatasan dengan lautan lepas. Untuk menikmati pemandangan bawah laut Anoi Itam anda dianjurkan untuk berenang beberapa meter dari tebing dan membawa perlengkapan snorkelling sendiri karena belum ada tempat yang meyewakan peralatan snorkelling dan selam di sini. Selain itu ada juga pantai tersembunyi yang menawarkan pemandangan dan pantai berpasir yang luas terletak beberapa ratus meter dari pantai utama tepat di belakang masjid Anoi Itam. Dalam segi fasilitas, Anoi Itam mungkin masih jauh tertinggal dari tempat-tempat wisata lainnya di Sabang karena daerah ini baru beberapa tahun belakangan ini dilirik wisatawan meskipun sudah menjadi tujuan wisata mingguan bagi warga sekitar. Namun saat ini sudah ada beberapa penginapan di wilayah ini untuk kalangan menengah ke atas. Untuk menempuh lokasi ini ada dua jalan yang dapat ditempuh. Pertama, jalan dari kota ke arah Sumur Tiga dengan mengikuti jalan tersebut sekitar 10 menit hingga ditemukan pantai berpasir hitam. Kedua, ia dapat ditempuh melalui rute yang baru saja selesai dibangun yaitu dari Balohan (pelabuhan feri Sabang). Rute ini melalui jalan berliku sepanjang bukit dengan pemandangan teluk Balohan berair biru, lautan lepas dengan Kota Banda Aceh di seberangnya. Jika anda ingin menikmati pemandangan terbaik, dianjurkan untuk menempuh jalan dari pusat kota dan pulang dari Balohan dimana anda dapat berhenti kapan saja untuk mengambil foto atau sekedar menikmati...
Read moreThe beach is nice and a good place to snorkel but we had a very uncomfortable situation there with local residents. My husband does spearfishing, which is legal on the island and many local residents practice this sport, we were very unlucky as we had been informed it was ok to spearfish on this beach by several people, there was a sign (All in Indonesian, with no pictures or visual information) stating it was a reserve area, which we of course didn’t know about. I was the only person on the beach when suddenly I was surrounded by 5 muslim men shouting and saying that my husband was fishing in prohibited area, when he finally came out of the water they followed us to our hotel and after almost 2 hour meeting with our hotel owner translating for us, they took our equipment and also the fish we had catched, and kept for themselves stating they would keep the equipment for one week. We only recovered it 20 days later. We all know how there are many corrupt people in this country which is a shame for hotels and business who live from tourism, due to this we will never return to this place. Please be aware if you go fishing or spearfishing on...
Read moreReally good view, the black sand is unusually warm, some people are often visiting around here, but sadly you must look out for litters in several spot. The beaches are small so unfit for large group. The facilities (bathroom, parking, and culinary stuff) are present here. Wish for better...
Read more