Apa yang ada dalam benak Anda saat pertama mendengar sebuah museum tentang kematian? Sebuah bangunan kaku yang tampak tua dan seram.... Wah, ini sungguh sangat berbeda dengan yang juga saya bayangkan. Saya hampir 'tertipu' saat mencari dan menemukan museum ini. Bahkan saya masih ragu saat sudah berada di depan bangunan museum, karena eksteriornya lebih terlihat seperti sebuah cafe atau outlet distro ketimbang museum. Berasa millenial banget. Begitu pun saat masuk lobi, kesan pertama yang muncul kita seperti berada dalam tempat hangout, jauh dari kesan seram. Di ruang depan ini Anda akan disambut dengan ramah dan ada mahasiswa yang menjadi volunteer siap memandu. Museum Etnografi yang dibawah pengelolaan FISIP Universitas Airlangga ini memaparkan informasi tentang yang berhubungan dengan kematian dan budaya yang terkait dengannya. Salah satunya adalah tentang ritual pemakaman dari Desa Trunyan, Kintamani Bali. Model makam dan tulang belulang asli bisa dilihat di sini. Pada bagian lain dari museum, kita bisa melihat display digital tentang budaya pengawetan mayat dari Papua, ruang tentang ilmu forensik hingga ruang entertainment yang bisa melengkapi cerita Anda di media sosial masing-masing, hehe... Anda bisa berfoto dengan latar suasana pemakaman, berselfie dengan tengkorak 'hidup' hingga foto menggunakan kostum seram. Gratis kok, tapi jika kalian ingin berdonasi untuk kepentingan museum juga boleh. Satu lagi, di museum ini kalian yang datang rombongan dapat mengikuti kelas antropologi forensik, namanya Bone Class yang biayanya beragam sesuai paket yang ditawarkan pengelola. Dibuka Senin hingga Jumat, mulai jam 10 pagi hingga jam 16 sore. Namun bagi yang ingin datang diluar jadwal buka, kalian bisa melakukan pembicaraan lebih dahulu. Btw, jika pengen ngaso sehabis memutari museum, ada tempat nyaman buat beristirahat di halaman depan, lengkap dengan kantin di sebelahnya. Untuk mencapai museum ini mudah kok, terletak dekat pusat kota Surabaya dan dalam wilayah kampus B Unair yang asri. #museum #etnografi #kampus...
Read moreThe only and the first ethnographic museum in Indonesia, located in the city of Surabaya. Located on campus B FISIP UNAIR Surabaya. A very good place as an education about death. The students are very friendly and professional in giving explanations and as museum guides. Here for free entry is free and always feel free if you want to support the progress of this museum. One word for this ethnographic museum "AMAZING ETHNOGRAPHIC MUSEUM!"...
Read moreMuseum dan Pusat Kajian Etnografi, Fakultas ISIP, UNAIR adalah museum universitas pertama di Indonesia yang memiliki tema tata pamer “kematian”. Meskipun tema tata pamer museum ini menyeramkan, tetapi disajikan dengan cara populer. Mengapa kematian yang dipilih sebagai tema? Oleh karena kematian adalah bagian dari siklus hidup yang, paling tidak, pernah dibicarakan, dihindari dan ditakuti. Akan tetapi kenyataannya, kematian adalah hal yang paling penting yang dipikirkan manusia. Hal ini dibuktikan dari sangat beragamnya upacara kematian di Nusantara. Tidak hanya bagian penting dalam kehidupan tapi upacara kematian itu memakan biaya yang sangat banyak. Tata pamer museum didesain sesuai dengan segmentasi remaja (mahasiswa) yang kritis, narsis, serius tapi santai, buat hang outdan selfie dan tidak menggurui.
Museum dan Pusat Kajian Etnografi Universitas Airlangga didirikan pada 25 September 2005 di bawah Departemen Antropologi FISIP dan diresmikan oleh Rektor Universitas Airlangga. Museum Etnografi ini telah terdaftar sebagai anggota Asosiasi Museum Daerah (AMIDA) Jawa Timur. Setelah berusia 10 tahun, museum berbenah dengan memiliki konsep baru. Museum ini ingin menjadi pusat informasi dan pendidikan yang dibalut dalam suasana yang menyenangkan, sehingga mempengaruhi keinginan...
Read more